Litha's World

Senin, 07 Mei 2012

Seluruh Nafas Ini


:: Seluruh Nafas Ini ::



Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi,
Yang terbalut hangatnya bekas pelukmu

***

“Kita putus Fy ! “ suara baritone milik Rio memecahkan keheningan yang telah tercipta sejak beberapa puluh menit yang lalu.

“apa Yo? Putus ? tapi kenapa yo , aku ada salah ya sama kamu ? kok kamu tiba-tiba kayak gini sih ? “ Tanya Ify shock , ia berharap pendengarannya mengalami gangguan saat mendengarkan kata-kata Rio barusan

“Iya putus, gue rasa kita cukup sampai disini aja, makasih buat selama ini dan maaf kalo gue banyak salah sama lo” jawab Rio tegas dan segera berlalu meninggalkan Ify

Alyssa Saufika Umari –Ify- gadis itu kini hanya mampu terdiam dan membiarkan air matanya terus mengalir. Ia tidak menyangka Rio akan meninggalkannya tanpa alasan seperti ini.

Sebenarnya ada apa dengan pemuda itu ? padahal tadi malam mereka berdua baru saja merayakan anniv mereka yang ke 2 tahun. Lalu sekarang ? mengapa ia memutuskan Ify secara sepihak?

“ya Tuhan, mengapa rasanya sesakit ini ? kamu jahat Rio” lirih Ify tertahan sambil menengadahkan kepala agar bisa sedikit menahan laju air matanya.

Ternyata benar kata orang-orang, kehilangan seseorang yang telah kita anggap cinta sejati itu bagaikan orang-orang renta yang kehilangan tongkat mereka.

“The true love suddenly broken, not only but lide old man who has lost their stick”



***


BRUG !!!

Satu pukulan keras milik Gabriel mendarat tepat di ulu hati Rio, membuat sang empunya yang tak memiliki persiapan apapun  terhempas keras ditanah serta meringis kesakitan.

“sakit yo ? tapi ini belum apa-apa sama Ify yang udah lo tinggalin gitu aja” suara Gabriel terdengar berat dan sarat akan kemarahan

“maaf” lirih Rio sambil memegang dadanya untuk menahan sakit yang diberi secara Cuma-Cuma oleh Gabriel

“maaf loe bilang ? ckck dasar gak tau malu. Loe kenapa sih yo ? Ify punya salah sama lo? Gue gak tega yo liat Ify sekarang, semenjak lo putusin dia gitu aja dia tuh berubah, dia bukan lagi Ify yang dulu.  Gue mau loe jelasin ke Ify” tegas Gabriel yang mulai bisa menetralisir amarahnya

“sorry yel, gue gak bisa”

“Yo, please gue mohon. Ify tuh udah kayak adek gue yo gue gak mau liat dia kayak gini”

“terserah. Yang jelas gue gak bisa. Gue lakuin ini juga demi Ify. Makasih yel, bogeman lo mantep” ucap Rio dengan senyum hambar dan berlalu meninggalkan Gabriel

“damn !!!” umpat Gabriel sambil mengeksekusi tinjunya di udara

***


Aku tak akan lupa tak akan pernah bisa
Tentang apa yang harus memisahkan kita

***


Dua minggu sudah Ify putus dengan Rio, namun keadaan Ify tidak membaik. Ia bukan lagi Ify yang dulu. Ify yang ceria, yang ramah, bawel.  Ia sekarang lebih terkesan dingin dan murung.
Ditambah lagi sekarang Rio dekat atau sudah pacaran tepatnya dengan seorang cewek –Shilla- , hal itu makin membuat Ify sedih dan galau.


“udah donk fy, lo mau sampai kapan sih kayak gini. Come on girl, you must move on” kata cakka, salah satu dari sahabat Ify, yang hanya dibalas dengan senyuman miris oleh Ify

“ck, Fy plis deh. Cowok kayak Rio aja lo tangisin, makin gede deh tuh kepala si cunguk” tambah agni

“tau nih bocah, lo tuh cantik Fy. Loe bisa dapetin yang lebih manis, lebih ganteng, lebih mancung, lebih putih dari si Rio. Yakin deh gue” Sivia juga ikut menceramahi Ify, karena kesal dengan sikap diam Ify.

“bener tuh Fy, ntar kita semua bantu cariin cowok baru deh. Noh di tanah abang banyak, lo tinggal pilih deh mau yang merk apaan” sambung iel dengan disisipi sedikit candaan

“makasih ya, tapi gue belom bisa. Gue yakin kok Rio tuh sebenernya nggak kayak gitu” jawab Ify

“etdah Fy, kalo gue jadi elo nih ya udah gue tendang ke Azkaban tuh si Rio, biar ditelen noh ama Dementor”

“emang Dementor makan orang ya Ag? Bukannya Cuma nyedot kebahagian orang?” Tanya cakka oot

“entahlah, gue juga nggak tau. Ntar deh gue coba lempar lo kesana. Kalo lo dimakan berarti ucapan gue bener” balas Agni ketus

“yee,, ntar loe kangen lagi” kata cakka sewot

“sekarep mu lah”

“ck, nih bocah bedua bisa diem gak sih. Nih pikirin gimana nasib sin neng Ipy” Gabriel melerai pertengkaran gapenting Agni vs Cakka

“udah ah, kalian gak usah repot-repot. cukup gue aja yang susah, kalian jangan ikutan ya, gue jadi nggak enak” Ify akhirnya buka suara (?)

“inilah guna nya sahabat Fy, susah senang kita tanggung sama-sama, hehe” ucap Gabriel sambil nyengir

“huhuhu wise banget sih abang iel, Via makin cinta deh” balas Via

“huuuu lebee…” teriak mereka bersamaan


Mungkin orang bisa hidup tanpa kekasih
Tapi apakah mereka bisa jika tanpa sahabat ?


***


Disaat ku tertatih tanpa kau disini
Kau tetap kunanti demi keyakinan ini


***


Bagaikan Ginny Weasley, ia rela menunggu balasan cinta dari seseorang yang sangat dicintainya –Harry Potter-. Dan saat Harry berpacaran dengan gadis lain apakah Ginny membenci atau memaki pada gadis itu ? TIDAK. Ginny tetap tersenyum, karena ia yakin penantian nya tak akan sia-sia. Lalu bagaimana dengan Ify ? apakah ia juga bisa seperti Ginny ? separuh hatinya mengatakan bahwa ia harus mencari pengganti untuk Rio, namun separuh hatinya juga meyakini bahwa ia harus mempertahankan cintanya untuk Rio, seolah kelak ia akan mendapatkan balasan yang setimpal.


***

Mendung masih betah bergelayut diatas sana, mungkin ia juga bingung, ingin menumpahkan semua air langit yang ditampung nya, atau menyimpannya untuk esok hari.

Ify baru saja ingin melangkahkan kakinya menuju taman itu, tapi ada pemandangan yang menahan langkahnya. Hatinya bergemuruh, matanya menahan tangis. Ia Ingin sekali berlari sekarang, tapi mengapa kakinya tidak bisa di ajak berkompromi. Ia hanya mematung melihat pemandangan di depannya. Rio dan Shilla, dua sejoli itu duduk beralaskan rumput hijau, Rio bersandar di pohon trembesi di belakang nya sambil mengalunkan sebuah lagu, sedangkan shilla menyandarkan kepala nya di sisi Rio. Kedua nya tersenyum manis menikmati moment itu. Tapi tidak dengan Ify, air mata nya terus mengalir.

“Dirimu dihatiku tak lekang oleh waktu meski kau bukan milikku, intan permata yang tak pudar tetap bersinar mengusik kesepian jiwaku” entah mengapa tiba-tiba Ify menyanyikan penggalan salah satu lagu milik Kerispatih itu dengan lantang dan suara bergetar menahan tangis, membuat kedua objek yang sejak tadi menggangu pemandangan nya menoleh

RIO P.O.V


***


“Dirimu dihatiku tak lekang oleh waktu meski kau bukan milikku, intan permata yang tak pudar tetap bersinar mengusik kesepian jiwaku”

Suara itu? Sepertinya aku mengenal suara itu.
Kugerakkan kepalaku untuk mencari sumber suara itu. Aku tertegun, Ify, ternyata benar dugaanku Ify lah yang tadi menyanyikan lagu itu. Aku tak tega, aku tak tega melihatnya dengan keadaan seperti itu. Aku ingin berlari ke sisinya, merengkuh erat tubuhnya.

Tapi apa yang bisa kulakukan ? aku hanya bisa terdiam disini, rangkulan tangan shilla kurasakan semakin erat, seperti menahanku agar tidak berlari menghampiri Ify. Ya tuhan, jagalah Ify, jangan biarkan ia menangis, aku ingin ia selalu tersenyum.

“Ify” lirihku setelah puluhan detik tertegun menatap gadis itu


***

Author P.O.V

“Ify” lirih Rio tertahan

Ify tak sanggup lagi, ia akhirnya berlari meninggalkan taman itu. Ia terus berlari, entah kemana kakinya membawa tubunya, yang ia inginkan saat ini hanyalah segera menjauh dari taman itu.
Entah dimana ia sekarang , matanya memandang sekelilingnya, ia tak tau dimana ia sekarang. Namun sepertinya ia berada di salah satu komplek perumahan. Tapi ia tak peduli ia terus menangis, sampai lututnya lemas dan tak bisa berlari lagi. Ia terduduk di jalan yang mulai sepi ini, mungkin karena cuaca yang tidak bagus ini membuat para penghuni komplek ini malas keluar rumah .


“Lo jahat Rio, Lo jahat, tapi kenapa yo? Kenapa gue gak bisa benci sama lo” Ify berteriak sekeras kerasnya.

Layaknya sinetron-sinetron yang banyak ditayangkan di beberapa stasiun TV swasta akhir-akhir ini, hujan sepertinya mendukung adegan yang dimainkan gadis ini, awan yang tadinya mendung kini mencurahkan seluruh air langit.  Gemuruh dari deras hujan serta gelegar bunyi Guntur yang mulai terdengar membuat suasana mencekam, padahal ini masih sekitar jam setengah enam sore.
Ify masih membiarkan tubuhnya diguyur hujan, ia tak peduli dengan suara Guntur yang memekakan telinganya,

Namun sesaat kemudian ia merasakan derasnya hujan tak lagi mengguyur tubuhnya, padahal didepan nya hujan masih mencurahkan amunisinya dengan beringas. Ia menengadahkan kepala nya , ia melihat sebuah payung warna warni melindungi dirinya dan seseorang yang sepertinya sudah dikenalinya.

“Kak Alvin” lirihnya, lalu tiba-tiba semua nya gelap.


***

Jika memang dirimulah tulang rusukku
Kau akan kembali pada tubuh ini


***


Ify membuka matanya perlahan, menyapu pandang ke sekeliling ruangan yang sangat asing baginya. Ruangan dengan warna biru langit dan didominasi dengan aroma mint segar ini, membuat ia mengernyitkan matanya. Lalu pandangannya tertuju pada seorang gadis kecil disampingnya, ia baru akan bertanya pada gadis kecil itu. Tapi belum sempat ia bertanya, gadis kecil itu segera berlari.


“emang gue nyeremin ya” ucap Ify, sambal reflek memegang wajahnya

“eh elo udah sadar? Syukur deh” sebuah suara mengagetkan Ify

“Kak Alvin?”

“yapz, loe Ify kan? Anak kelas XI Ipa2 , sekaligus murid kesayangan Nyokap gue”

“iya, kok gue bisa disini kak?”

“seharusnya gue yang Tanya begitu. Loe ngapain nongkrong sambil ujan-ujanan di depan rumah gue. Untung loe ketemunya sama cowok kece bin baek kayak gue, coba loe ditemuin sama satpam komplek, mungkin loe udah di Rumah sakit jiwa deh sekarang” oceh alvin panjang lebar, dan berhasil membuat Ify menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum

“yee kak Alvin narsis, lagian nih ya kak gue kan manis, mana mungkin di bawa ke RSJ, huu ada-ada aja loe kak. Eh btw makasih ya kak udah nolong Ify”

“anytime, eh mending loe ganti baju deh ntar kering di badan lagi, masuk angin ntar”

“nggak usah deh kak, Ify mau langsung pulang aja, ntar mama Ify nyariin Ify lagi”

“udah, nurut aja deh sama gue, loe mau ganti baju sendiri, atau gue yang gantiin baju loe?” jawab Alvin sambil menaik turunkan alisnya dan memasang senyum menggoda.  

“ck, iyadeh, gue ganti sendiri aja”

“hehe, nih bajunya, moga cukup deh, baju emak gue sih soalnya. Hehe, tuh loe ganti aja di kamar mandi, tuh kamar mandinya” kata Alvin sambil menuju kamar mandi yang ada di kamarnya

“oke oke, sekali lagi thanks ya kak” kata Ify dan berlalu menuju kamar mandi

“iya iya, eh serius nih fy mau ganti baju sendiri? Gue temenin ya?”

“yeee ogah”

“whahahaha, udah cepetan sana abis itu kita turun kebawah, nyokap gue nungguin tuh”

“bawel loe”


*beberapa saat kemudian”


“whahaha, loe kayak orang-orangan sawah Fy” komentar Alvin pada saat melihat Ify keluar dari kamar mandi

“yee, elo tikusnya donk”

“gak apa-apa deh yang penting gue kece”

“terserah loe deh”

“eh turun yuk, nyokap gue nungguin tuh, mau makan malam”

“enggak deh kak, gue pulang aja. Gue jadi gak enak nih”

“ahh ayoo buruan” tanpa babibu Alvin langsung menarik tangan Ify


***


“Eh Ify, ayo ikutan makan” sapa Bu Winda, guru Kimia Ify, sekaligus ibunya Alvin

“aduh, nggak usah deh Bu, ntar Ify ngerepotin lagi”

“ahh ayo, nggak usah sungkan, ntar abis makan Alvin langsung antarin kamu pulang kok”

“buruan deh Fy, gak usah malu-malu, mau diet lo? Badan kayak daun sawi aja sok-sok an mau diet lagi lo” ucap Alvin yang dihadiahi tatapan membunuh oleh Ify, Alvin Cuma nyengir

“ayo kakak cantik, kita makan yuk” suara gadis kecil ini berhasil membuat Ify berhenti untuk membunuh Alvin (?)

“eh?”

“aku acha kak, adik nya kak Alvin” kata acha memperkenalkan dirinya pada Ify

“Aku Ify” balas Ify

“kakak cantik deh, pantasan kak Alvin suka” ucap acha polos , dan membuat Alvin salah tingkah

“udah-udah ayo makan” kata Alvin tanpa menoleh pada Ify

“maksudnya acha apaan coba?” batin Ify


***

Ku akan Tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu seluruh nafas ini


***

Makasih ya kak, udah nganterin Ify pulang” kata Ify ketika mobil Alvin sudah berhenti di depan rumahnya

“iya iya, udah berapa kali bilang makasih sih lo sama gue?”

“yee, udah ditolongin kan harus bilang makasih kak”

“iya deh, udah masuk sana, udah malem nih…” balas Alvin dan mengacak pelan puncak kepala Ify, yang mengingatkan Ify pada sosok Rio

“iya, Ify masuk dulu ya kak, met malam kak Alvin” ucap Ify sambil tersenyum dan segera keluar dari mobil Alvin, dan masuk ke rumahnya

“gudnite Alyssa, heem Alyssa Saufika Umari” Alvin tersenyum , dan segera menjalankan mobil nya perlahan meninggalkan rumah Ify



***

Kita telah lewati rasa yang telah mati
Bukan hal baru bila kau tinggalkan aku

***

Tiga bulan telah berlalu sejak insiden itu, sejak itulah Ify dan Alvin pun semakin dekat. Ify yang merasa nyaman dengan Alvin mulai menyadari ada benih-benih cinta mulai tumbuh di hatinya, begitu pula dengan Alvin, Alvin yang memang telah lama suka sama Ify merasa inilah kesempatannya untuk mendapatkan Ify.

Lalu ? bagaimana dengan Rio? Apakah posisi pemuda itu di hati Ify akan digantikan oleh Alvin?
Jujur saja, Ify sesungguhnya tidak atau tepatnya belum bisa menghapus bayang-bayang Rio, kenangan-kenangan manis bersama Rio, semua itu sangat sulit untuk dilupakan oleh Ify. Bahkan jika sedang bersama Alvin saja, ia sering membayangkan jika Alvin itu adalah Rio.


Semua rasa manis yang diberikan oleh sang terkasih, tak jarang berubah menjadi kepahitan jika rasa manis itu telah dibubuhi serbuk-serbuk pengkhianatan. Namun cobalah kepahitan itu, jangan kau terpaku pada si manis saja. Karena dengan merasakan kepahitan, kau akan menambah pengetahuanmu , bahwa rasa itu tidak hanya satu.

Jadikanlah semua itu sebagai pelajaran, jangan kau coba melupakan masa lalu. Karena tanpa masa lalu kau tak akan menuju masa depan.

***

“ciee,, ehem ehem, neng ipy kita kayak nya nggak galau lagi nih” koar cakka ketika berhasil menangkap basah Ify sedang saling melempar senyum bersama Alvin

“ii cakka apaan sih”

“hehe, pake apaan sih neng ? gak galau akut lagi sekarang?” Gabriel juga ikut-ikutan menggoda Ify

“gue pake IM3 bebas galau, puas lo” tandas Ify yang semakin salah tingkah

“yee , jadi korban iklan ni bocah” sahut agni yang sudah tidak asing dengan slogan yang digunakan Ify

“hehe, yang penting gue kece” jawab Ify

“gak nyambung koplak” teriak agi, dan sivia

“eh tapi, loe udah jadian ya fy sama kak Alvin?” Tanya sivia penasaran

“huuu, sembarangan, ya belomlah”

“ciee , belom? Berarti bentar lagi jadian nih?”

“iih via apaan sih”

“whehehe Ify salting, tuh kan apa gue bilang fy, loe pasti dapetin yang lebih mancung, yang lebih putih dari Rio” sambut sivia


Mendengar nama Rio disebut, membuat Ify terdiam, menerawang ke saat-saat ketika ia masih bersama Rio.

“woi fy, Ify, Ify oiiii” teriak cakka tepat di telinga Ify

“cakka, apaan sih? Budek nih ntar gue nya” jawab Ify sewot sambil mengelus telinga nya yang menjadi korban cakka (?)

“abis lo ngelamun aja, ngelamun jorok ya lo” balas cakka

“heh sembarangan aja loe, gue kempesin juga deh tuh badan lo” balas ify sewot

“udah-udah, makan deh buruan, bentar lagi bel nih, ntar calon ibu mertua neng ipy ngamuk lagi kalo kita telat” kata iel santai

“maksud lo?” Tanya Ify

“lupain” balas iel


***


Tanpa kita mencari jalan untuk kembali
Takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku


***


Hujan deras kembali mengguyur Jakarta siang ini, membuat siswa-siswi di Putra Bangsa mengeluh karena harus menunda waktu untuk istirahat di rumah. Begitu juga dengan gadis ini ia memandang kesal pada hujan di depan nya, sambil berdiri di koridor, ia terus memandangi jam tangan nya. Pukul 14.30 , berarti sudah setengah jam ia berdiri di koridor ini

“ck, hujan nya kok nggak berhenti sih, gue kan mau pulang, huu mana si cunguk berempat itu ninggalin gue lagi, gak sohib amit sih, salah gue juga sih, coba terima tawarannya kak Alvin buat pulang bareng, pasti gw udah molor nih di rumah” omel gadis itu –Ify- entah pada siapa

“ehem, ngomel mulu nih cepet tua loh” sebuah suara baritone milik seorang pemuda berhasil mengagetkan Ify.

Ify segera menoleh pada pemilik suara itu. Pria hitam manis itu tersenyum manis ke arahnya, seolah tak pernah terjadi masalah apa-apa antara ia dan Ify. Ify tercekat, hatinya berdesir , ahh senyum itu, senyum yang sangat Ify rindukan. Entah sudah berapa lama ia tak melihat senyum pemuda itu.

“Rio ?” ucap Ify pelan, namun masih terdengar oleh pemuda itu –Rio-

“kok kaget gitu fy? Liat gue kok kayak liat hantu. Eh belum pulang fy?”

“loe liat kan gue masih disini, berarti gue belom pulang” Ify mencoba cuek terhadap pemuda itu, namun nada bicara nya malah terkesan bercanda

“hehehe, iya sih. Emang supir lo kemana ?” Tanya rio lagi

“ck, dia lagi cuti, anaknya sakit”

“owh,, pulang bareng gue aja yuk”

“makasih, gue dijemput nyokap kok”

“ahhh udah ayo, gue anterin pulang” kata Rio, dan langsung menarik paksa lengan Ify untuk ikut ke mobil nya

"ck Rio, lepasin nggak, gue bisa pulang sendiri" Ify menyentakan tangan Rio dan kembali ke koridor, namun belum sampai ia di koridor rio kembali meraih tangannya

"ayolah pliis,," bujuk Rio manja.

jika tidak ingat dengan masalah nya dengan Rio akhir-akhir ini, mungkin Ify akan langsung mengangguk jika Rio sudah memasang tampang memelas khas korban tsunami itu.

"gue nggak mau"

"Fy, plis" ucap Rio dan segera membalikkan tubuh Ify agar menghadap ke arahnya.

"plis, kali ini aja" ucap rio lagi.

"oke oke, kali ini aja, buruan basah kuyup nih gue" Ify akhirnya luluh

"makasih fy"


***

di dalam mobil ify hanya diam, ia hanya memandang keluar jendela dan menikmati alunan merdu milik sammy simorangkir

"engkau masih yang terindah, indah didalam hatiku..." ify bersenandung kecil mengikuti lagu yang diputar di player mobil Rio

"sama Fy, loe juga tetep yang terindah" ucap Rio santai, ify mendelik

"maksud lo?"

"iya, loe tetep yang terindah di hati gue , nggak akan ada yang bisa gantiin lo. karena lo pemilik tahta tertinggi dihati gue" jawab Rio sambil tersenyum dan segera memberhentikan mobil nya tepat di depan pagar rumah Ify

"udah nyampe, gue masuk dulu. thanks ya" Ify segera keluar dari mobil Rio

Rio tidak ingin menyia nyiakan kesempatan , ia juga segera keluar dan mengejar Ify, ia segera menarik tangan Ify, Ify hanya tertunduk, tak sanggup menatap mata Rio

"Fy, gue sayang sama lo" ucap Rio tulus

"loe bohong yo, lo pembohong" ucap ify lirih masih tetap menunduk

"gue serius fy, cuma lo, cuma lo yang gue sayang, cuma lo yang ada disini" Rio mengarahkan tangan ify ke dadanya, dimana hatinya berada (?)

"cuma lo yang ada dihati gue" lanjut rio

"trus ? maksud yang kemarin apa yo? kenapa lo mutusin gue dan lo pacaran sama shilla, itu yang loe bilang sayang"

"Fy gue bisa jelasin, tapi nggak sekarang , dan lusa jam 3 sore gue mau lo ikut gue ke suatu tempat"

"gue gak bisa,"

"gue mohon fy, tapi semuanya tergantung lo, gue gak maksa, kalo loe mau lo samperin gue ditaman yang kemarin lo ketemu gue sama shilla"

Ify hanya diam, tak berkata apapun. Rio segera mengangkat dagu Ify, memandang gadis itu tepat di manik bola matanya, tatapan teduh khas Rio memang  selalu mampu meluluh lantakan hati gadis di depannya ini.

"tatap mata gue, dan loe bakalan tau apa yang gue rasain"

keduanya beradu pandang , menikmati getaran halus yang menjalari keduanya, hujan sore ini seakan tak jadi masalah, mereka relakan tubuh mereka diguyur hujan.

"Alyssa Saufika Umari, saya Mario Haling sangat sangat mencintai dan menyayangi anda" ucap Rio, perlahan ia sedikit menunduk dan mendekatkan wajahnya ke gadis itu yang sejak tadi hanya terdiam.

Ify memejamkan matanya ketika Rio semakin mendekatkan wajahnya, lalu ia mulai merasakannya, deru nafas Rio yang hanya berjarak kira2 2 cm dari wajahnya itu, berhasil membuat gadis itu meremang, beberapa detik kemudian ia merasakan sesuatu yang , lembut, basah, dan menghangatkan mengunci bibirnya.

***

Jika memang kau terlahir hanya untukku
bawalah hatiku dan lekas kembali
kunikmati rindu yang datang membunuhku
untukmu seluruh nafas ini

*** 

Ify memandangi boneka yang dipegang nya, senyumnya mekar , teddy bear berwarna putih bersih dengan simbol hati ditengah nya itu merupakan pemberian Alvin kemarin.

"Loe baik kak, baik banget" batin Ify

tapi tiba-tiba Ify teringat insiden "first kiss" dibawah guyuran hujan bersama Rio kemarin. entah mengapa ada sesuatu yang menggelitik hatinya ketika mengingat hal itu.

"huft, gue bingung yo"

Tok Tok Tok,,

ketukan halus di pintu kamarnya membuyarkan lamunan Ify

"masuk" ucap Ify keras

"permisi mbak Ify, ada den Alvin dibawah" ucap Mbok Minah, pembantu di rumah Ify

"huuh, iya bi, suruh tunggu bentar ya, Ify mau ganti baju dulu"

"iya mbak, permisi"


***

"hei, ngelamun aja ngapain disini kak, masuk yuk, masa tamu nongkrong dipinggir kolam sih" ucap Ify pada Alvin yang sekarang tengah duduk dipinggir kolam renang nya

"eh, , nggak apa-apa kok fy, pengen aja, hehe"

"ada apaan kak nyariin Ify, kangen yaaa.."

"hehe" alvin salah tingkah ia malah menggaruk garuk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali

"yee malah cengengesan"

"emm Fy, gue boleh ngomong nggak"

"lah daritadi kakak ngapain donk ? bukannya daritadi kakak udah ngomong?"

"em maksud gue,,aduh,, emm"

"apaan sih kak ? gaje banget deh"

Tiba-Tiba alvin memegang tangan Ify, keduanya kini duduk berhadapan , Alvin menatap ify lekat-lekat, mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk mengucapkan kata-kata yang sudah disusunnya secara apik

"Alyssa Saufika Umari, gue memang bukan cowok romantis Fy, gue nggak bisa ngerangkai kata yang indah buat nyatain ini sama lo, tapi gue yakin , gue punya hati yang indah buat ngebangun cinta gue ke elo, Ify, gue sayang sama lo, lo mungkin emang bukan yang pertama buat gue, tapi gue harap loe mau jadi yang terakhir dan satu-satunya cewek yang ada dihati gue"

"kak" Ify ternganga tak menyangka

"Alyssa Saufika Umari, do you wanna be my girl?" tanya Alvin, tanpa melepaskan pandangannya dari mata Ify

Ify bingung, apa yang harus dia katakan pada Alvin, tak dapat dipungkiri jika ia senang , tapi mengapa ia ragu untuk menerima pemuda yang memiliki wajah bak aktor korea ini ? apa yang membuatnya ragu?

"emm kak ify, eemm, Ify mau..." ucapan ify terpotong ketika mendengar suara yang sangat di kenalnya meneriakkan namanya


***

"Ify" teriak Rio kencang, ia tidak ingin gadis nya itu berpaling darinya, biarlah jika ia dituding sebagai seseorang yang sangat egois, ia tak peduli

Ify segera menoleh, di dapatinya Rio sedang berdiri disana, dengan nafas terengah, pemuda itu segera menghampiri Ify dan Alvin.

"kayak nya gue ganggu ya fy, tapi lo lupakan loe ada janji sama gue jam 3 ? ini udah jam setengah 5 loh fy" ucap Rio santai, tanpa memperdulikan tatapan alvin yang seakan ingin menelannya hidup-hidup.

"emm, sorry deh yo"

"yaudah yuk, sekarang aja, keburu malem"

"tapi .. emm"

"jawaban loe apa donk fy" Alvin segera membuka mulutnya, tak ingin Rio mendahului

"Ify mau kok kak jadi adek atau sahabat buat kak alvin, tapi kalo buat jadi pacar , maaf banget ya kak, Ify gamau nyakitin hati kakak, Ify gamau pacaran kakak tapi hati Ify buat orang lain, Ify cuma gamau nyakitin kakak, kakak jangan marah ya, Ify minta maaf, "

"yeah , huuft, never mind"

"jangan marah ya kak."

"iya fy, kakak gak marah kok,"

"makasih ya kak, makasih buat sayang kakak ke Ify" ucap Ify lalu ia segera memeluk Alvin

"urwel dear"

"eheemm, gue jadi pengen nelen orang" ucap Rio yang terbakar cemburu

"ehm fy, gue pulang dulu ya, takut jadi santapan, kayak nya loe perlu ngadain tahlilan deh, rumah loe kemasukan kanibal kayaknya" ucap alvin sambil mengacak poni Ify

"hehe, kakak bisa aja, iya, hati-hati dijalan ya kak"

Alvin pun hanya tersenyum dan berlalu, namun sebelum benar2 berlalu ia sempat membisikan sesuatu di telinga Rio

"jangan sakitin Ify"


***

*Flashback*

"ahh gue gak nyangka hubungan kita udah dua tahun ya Fy" ucap rio sambil tersenyum sambil memandang Foto ia dan Ify di ponsel nya, foto itu di ambil beberapa jam yag lau saat keduanya sedang merayakan anniversary hubungan mereka yang ke 2.

"Kak Rio , ada yang nyariin" teriak Ozy -adik Rio-

"ck, siapa sih ganggu gue aja," ucap Rio kesal, namun tetap beranjak dari kasurnya


***

"maaf, tante siapa ya?" tanya Rio ketika melihat paruh baya itu.

"kamu Rio kan ? perkenalkan saya Ara"

"iya, Rio tante. emm ada apaan ya tan?"

"tolong tante yo, "

"tolong apaan tante ? pasti rio tolongin kok"

"tante mau kamu pacaran sama shilla yo" ucap tante ara to the point

"shilla ? "

"iya, shilla, anak tante" jawab Tante ara sambil mengarahkan ponselnya ke Rio, untuk menunjukkan foto shilla

Oh Shilla, gadis itu, Rio pernah satu kelas dengan gadis itu, ketika kelas X Rio memang sekelas, Shilla gadis cantik nan angkuh itu. ada apa dengannya, mengapa ibunya sampai memohon kepada Rio agar pemuda itu mau menjadi kekasih untuk anaknya ?

"Shilla sakit yo, Leukimia stadium akhir. "

hah ? apa ? apa yang Rio dengar barusan ? apakah itu nyata ? ia merasa tak yakin, apakah benar gadis itu mengidap penyakit seperti itu ?
mengingat perangai gadis sengak itu, rasanya penyakit itu tak mungkin mampir di tubuh gadis itu.

"tante tau ini sulit buat kamu Rio, tapi tante mohon Rio, bahagian shilla di sisa umur nya Rio"

"tapi tante, shilla kan bisa menjalani kemoterapy"

"kamu benar Rio, tapi ia tak pernah mau, kamu tau ? setiap tante bertanya apa yang dia inginkan, dia selalu menjawab 'Rio, shilla cuma pengen ngabisin waktu shilla sama Rio' cuma itu yang selalu dia bilang sama tante"

"tapi tante , Rio nggak bisa, rio udah punya pacar, Rio nggak mungkin nyakitin hati pacar Rio"

"tante akan bayar berapapun  agar kamu mau menjadi pacar shilla"

"maaf tante, orang tua Rio termasuk 'sangat mampu' untuk membiayai Rio"

Tiba-tiba Tante Ara berlutut, ia berlutut di hadapan Rio. Oh tuhan, apalagi ini, Rio menjadi tidak tega

"tante mohon Rio, bahagiain shilla"

"baiklah tante, rio akan bahagiain shila seperti apa yang tante minta"

*Flashback Off*

***

Ini yang terakhir aku menyakitimu
dan Ini yang terakhir aku meninggalkanmu
Takkan ku sia-sia kan hidupmu lagi


***

Dear, Ify

hai fy, kenalin aku shilla. mungkin kalo surat ini udah nyampe ke kamu aku udah nggak ada lagi fy.
Fy, aku minta maaf ya, aku minta maaf karena aku udah jadi pengganggu di hubungan kamu sama Rio.
yaa, maklum ya fy namanya juga orang sekarat. hehehe..
aku harap kamu mau maafin aku ya fy, maaf kalo aku pinjem Rio nya terlalu lama.
Rio itu baik Fy, baik banget malah. dia gak pantes buat cewek sekarat yang nunggu malaikat maut jemput kayak aku gini.
Rio  pantes bahagia fy, aku yakin kamulah kebahagian Rio itu.
jagain Rio ya Fy :)
sekali lagi aku minta maaf ya, aku doa'in kamu sama Rio awet sampe kakek nenek deh.
you're look a like a fairy Ify. :)

-Shilla-

***

Tangan Ify bergetar membaca surat yang dititipkan Shilla kepada Rio itu.

"maaf ya yo" lirih Ify sambil menahan tangis

"kamu nggak salah fy, aku yang salah, seharusnya aku cerita sama kamu, dan gak asal mutusin kamu gitu aja" ucap Rio sambil memeluk Ify

"kamu baik yo, kamu orang baik"

"kamu juga Alyssa" ucap Rio sambil melepaskan pelukannya dan tersenyum manis pada Ify

"eh yo, pulang yuk, udah hampir malam"

"aayuk deh, nggak mau pamitan dulu?" Tanya Rio

Ify tersenyum dan segera berjongkok , ia mengelus marmer putih didepannya, Batu nisan ? yapz, Ify dan Rio memang berada di Pemakaman Umum sekarang ini, Pemakaman Umum dimana jasad Shilla disemayamkan

"aku sama Rio pamit ya Shill, aku selalu berdoa semoga kamu baik-baik aja disana, kau kan orang baik, jadi kamu pasti dapat tempat terindah di surga sana, see you shilla " ucap Ify lalu segera berdiri , menyongsong tubuh tegap Rio yang menunggunya. dengan senyum terkulum di wajah manis nya ia segera mengamit lengan pemuda itu, pemuda yang akan selalu menjadi raja dihatinya.

Seakan ingin menghapus jejak masa lalu, hujan pun kembali mengguyur, mebasahi kedua insan itu,

Rio dan Ify , meskipun hujan semakin deras mengguyur, mereka berdua tetap berjalan santai menuju ke arah dimana mobil Rio di parkirkan.

"wah hujan nya mengingatkanku pada sesuatu" ucap Rio sambil senyum-senyum najis.

"hayoo ingat apaan ?"

"yang kemarin itu loh, inget nggak yank? "

"yang kemarin ? apaan ?"

"First kiss kita dibawah derasnya guyuran hujan, whaahaha" Ucap Rio sambil memasang senyum menggoda

"ihh apaan sih"

"ciee ayank, malu malu meong nih, lagi yuk yank, yang kemarin gak kerasa"

"iihh Rio udah deh, " Ify pura-pura ngambek dan meninggalkan Rio dibelakangnya

dengan setengah berlari rio kembali menghampiri ify, ia memegang pundak gadis itu.

"I Love You So Much Alyssa" ucap Rio, matanya menatap lekat tepat di ketua mata Ify

"Love you too Mario"

Perasaan itu terulang lagi, perasaan lembut, basah dan menghangatkan.
*The second kiss* muehehehe


Dingin nya hujan sepertinya tidak dirasakan oleh kedua insan ini. Hanya kehangatan yang seakan terus menjalari keduanya

"Untukmu seluruh Nafas Ini" ucap Rio sambil tersenyum kepada gadis pujaannya itu


***

Inilah akhirnya, penantian Ify tidak sia-sia. Keyakinannya akan Rio membawanya ke singgasana bahagia.

Percayalahah, Cinta sejati itu bagaikan hantu. Banyak sekali orang yang membicarakannya, tapi hanya beberapa orang saja yang dapat menemuinya..
Dan Ify yakin kalau Rio memang lah cinta sejatinya

“The true love like a ghost. Almost all people speak it. But, only some people ever really disconver it”

“Jika memang dirimulah tulang rusukku…
 Kau akan kembali pada tubuh ini…
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu…
Untukmu seluruh nafas ini…

*The End*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Your Apreciation !!!