::
Seluruh Nafas Ini ::
Lihatlah
luka ini yang sakitnya abadi,
Yang
terbalut hangatnya bekas pelukmu
***
“Kita putus Fy ! “ suara baritone
milik Rio memecahkan keheningan yang telah tercipta sejak beberapa puluh menit
yang lalu.
“apa Yo? Putus ? tapi kenapa yo ,
aku ada salah ya sama kamu ? kok kamu tiba-tiba kayak gini sih ? “ Tanya Ify
shock , ia berharap pendengarannya mengalami gangguan saat mendengarkan
kata-kata Rio barusan
“Iya putus, gue rasa kita cukup
sampai disini aja, makasih buat selama ini dan maaf kalo gue banyak salah sama
lo” jawab Rio tegas dan segera berlalu meninggalkan Ify
Alyssa Saufika Umari –Ify- gadis
itu kini hanya mampu terdiam dan membiarkan air matanya terus mengalir. Ia
tidak menyangka Rio akan meninggalkannya tanpa alasan seperti ini.
Sebenarnya ada apa dengan pemuda
itu ? padahal tadi malam mereka berdua baru saja merayakan anniv mereka yang ke
2 tahun. Lalu sekarang ? mengapa ia memutuskan Ify secara sepihak?
“ya Tuhan, mengapa rasanya sesakit
ini ? kamu jahat Rio” lirih Ify tertahan sambil menengadahkan kepala agar bisa sedikit menahan laju air matanya.
Ternyata benar kata orang-orang,
kehilangan seseorang yang telah kita anggap cinta sejati itu bagaikan
orang-orang renta yang kehilangan tongkat mereka.
“The
true love suddenly broken, not only but lide old man who has lost their stick”
***
BRUG
!!!
Satu pukulan keras milik Gabriel
mendarat tepat di ulu hati Rio, membuat sang empunya yang tak memiliki
persiapan apapun terhempas keras ditanah
serta meringis kesakitan.
“sakit yo ? tapi ini belum apa-apa
sama Ify yang udah lo tinggalin gitu aja” suara Gabriel terdengar berat dan
sarat akan kemarahan
“maaf” lirih Rio sambil memegang
dadanya untuk menahan sakit yang diberi secara Cuma-Cuma oleh Gabriel
“maaf loe bilang ? ckck dasar gak
tau malu. Loe kenapa sih yo ? Ify punya salah sama lo? Gue gak tega yo liat Ify
sekarang, semenjak lo putusin dia gitu aja dia tuh berubah, dia bukan lagi Ify
yang dulu. Gue mau loe jelasin ke Ify”
tegas Gabriel yang mulai bisa
menetralisir amarahnya
“sorry yel, gue gak bisa”
“Yo, please gue mohon. Ify tuh udah
kayak adek gue yo gue gak mau liat dia kayak gini”
“terserah. Yang jelas gue gak bisa.
Gue lakuin ini juga demi Ify. Makasih yel, bogeman lo mantep” ucap Rio dengan senyum
hambar dan berlalu meninggalkan Gabriel
“damn !!!” umpat Gabriel
sambil mengeksekusi tinjunya di udara
***
Aku
tak akan lupa tak akan pernah bisa
Tentang
apa yang harus memisahkan kita
***
Dua minggu sudah Ify putus dengan
Rio, namun keadaan Ify tidak membaik. Ia bukan lagi Ify yang dulu. Ify yang
ceria, yang ramah, bawel. Ia sekarang
lebih terkesan dingin dan murung.
Ditambah lagi sekarang Rio dekat atau sudah pacaran tepatnya dengan
seorang cewek –Shilla- , hal itu makin membuat Ify sedih dan galau.
“udah donk fy, lo mau sampai kapan
sih kayak gini. Come on girl, you must move on” kata cakka, salah satu dari
sahabat Ify, yang hanya dibalas dengan senyuman miris oleh Ify
“ck, Fy plis deh. Cowok kayak Rio
aja lo tangisin, makin gede deh tuh kepala si cunguk” tambah agni
“tau nih bocah, lo tuh cantik Fy.
Loe bisa dapetin yang lebih manis, lebih ganteng, lebih mancung, lebih putih
dari si Rio. Yakin deh gue” Sivia juga ikut menceramahi Ify, karena kesal
dengan sikap diam Ify.
“bener tuh Fy, ntar kita semua
bantu cariin cowok baru deh. Noh di tanah abang banyak, lo tinggal pilih deh
mau yang merk apaan” sambung iel dengan disisipi sedikit candaan
“makasih ya, tapi gue belom bisa.
Gue yakin kok Rio tuh sebenernya nggak kayak gitu” jawab Ify
“etdah Fy, kalo gue jadi elo nih ya
udah gue tendang ke Azkaban tuh si Rio, biar ditelen noh ama Dementor”
“emang Dementor makan orang ya Ag?
Bukannya Cuma nyedot kebahagian orang?” Tanya cakka oot
“entahlah, gue juga nggak tau. Ntar
deh gue coba lempar lo kesana. Kalo lo dimakan berarti ucapan gue bener” balas
Agni ketus
“yee,, ntar loe kangen lagi” kata
cakka sewot
“sekarep mu lah”
“ck, nih bocah bedua bisa diem gak
sih. Nih pikirin gimana nasib sin neng Ipy” Gabriel melerai pertengkaran
gapenting Agni vs Cakka
“udah ah, kalian gak usah
repot-repot. cukup gue aja yang susah, kalian jangan ikutan ya, gue jadi nggak
enak” Ify akhirnya buka suara (?)
“inilah guna nya sahabat Fy, susah
senang kita tanggung sama-sama, hehe” ucap Gabriel sambil nyengir
“huhuhu wise banget sih abang iel,
Via makin cinta deh” balas Via
“huuuu lebee…” teriak mereka
bersamaan
Mungkin
orang bisa hidup tanpa kekasih
Tapi
apakah mereka bisa jika tanpa sahabat ?
***
Disaat
ku tertatih tanpa kau disini
Kau
tetap kunanti demi keyakinan ini
***
Bagaikan Ginny Weasley, ia rela
menunggu balasan cinta dari seseorang yang sangat dicintainya –Harry Potter-.
Dan saat Harry berpacaran dengan gadis lain apakah Ginny membenci atau memaki
pada gadis itu ? TIDAK. Ginny tetap tersenyum, karena ia yakin penantian nya
tak akan sia-sia. Lalu bagaimana dengan Ify ? apakah ia juga bisa seperti Ginny
? separuh hatinya mengatakan bahwa ia harus mencari pengganti untuk Rio, namun
separuh hatinya juga meyakini bahwa ia harus mempertahankan cintanya untuk Rio,
seolah kelak ia akan mendapatkan balasan yang setimpal.
***
Mendung masih betah bergelayut
diatas sana, mungkin ia juga bingung, ingin menumpahkan semua air langit yang
ditampung nya, atau menyimpannya untuk esok hari.
Ify baru saja ingin melangkahkan
kakinya menuju taman itu, tapi ada pemandangan yang menahan langkahnya. Hatinya
bergemuruh, matanya menahan tangis. Ia Ingin sekali berlari sekarang, tapi
mengapa kakinya tidak bisa di ajak berkompromi. Ia hanya mematung melihat
pemandangan di depannya. Rio dan Shilla, dua sejoli itu duduk beralaskan rumput
hijau, Rio bersandar di pohon trembesi di belakang nya sambil mengalunkan
sebuah lagu, sedangkan shilla menyandarkan kepala nya di sisi Rio. Kedua nya
tersenyum manis menikmati moment itu. Tapi tidak dengan Ify, air mata nya terus
mengalir.
“Dirimu dihatiku tak lekang oleh
waktu meski kau bukan milikku, intan permata yang tak pudar tetap bersinar
mengusik kesepian jiwaku” entah mengapa tiba-tiba Ify menyanyikan penggalan
salah satu lagu milik Kerispatih itu dengan lantang dan suara bergetar menahan
tangis, membuat kedua objek yang sejak tadi menggangu pemandangan nya menoleh
RIO P.O.V
***
“Dirimu dihatiku tak lekang oleh
waktu meski kau bukan milikku, intan permata yang tak pudar tetap bersinar
mengusik kesepian jiwaku”
Suara itu? Sepertinya aku mengenal
suara itu.
Kugerakkan kepalaku untuk mencari
sumber suara itu. Aku tertegun, Ify, ternyata benar dugaanku Ify lah yang tadi
menyanyikan lagu itu. Aku tak tega, aku tak tega melihatnya dengan keadaan
seperti itu. Aku ingin berlari ke sisinya, merengkuh erat tubuhnya.
Tapi apa yang bisa kulakukan ? aku
hanya bisa terdiam disini, rangkulan tangan shilla kurasakan semakin erat,
seperti menahanku agar tidak berlari menghampiri Ify. Ya tuhan, jagalah Ify,
jangan biarkan ia menangis, aku ingin ia selalu tersenyum.
“Ify” lirihku setelah puluhan detik
tertegun menatap gadis itu
***
Author P.O.V
“Ify” lirih Rio tertahan
Ify tak sanggup lagi, ia akhirnya
berlari meninggalkan taman itu. Ia terus berlari, entah kemana kakinya membawa tubunya,
yang ia inginkan saat ini hanyalah segera menjauh dari taman itu.
Entah dimana ia sekarang , matanya
memandang sekelilingnya, ia tak tau dimana ia sekarang. Namun sepertinya ia
berada di salah satu komplek perumahan. Tapi ia tak peduli ia terus menangis,
sampai lututnya lemas dan tak bisa berlari lagi. Ia terduduk di jalan yang
mulai sepi ini, mungkin karena cuaca yang tidak bagus ini membuat para penghuni
komplek ini malas keluar rumah .
“Lo jahat Rio, Lo jahat, tapi
kenapa yo? Kenapa gue gak bisa benci sama lo” Ify berteriak sekeras kerasnya.
Layaknya sinetron-sinetron yang
banyak ditayangkan di beberapa stasiun TV swasta akhir-akhir ini, hujan
sepertinya mendukung adegan yang dimainkan gadis ini, awan yang tadinya mendung
kini mencurahkan seluruh air langit. Gemuruh dari deras hujan serta gelegar bunyi
Guntur yang mulai terdengar membuat suasana mencekam, padahal ini masih sekitar
jam setengah enam sore.
Ify masih membiarkan tubuhnya
diguyur hujan, ia tak peduli dengan suara Guntur yang memekakan telinganya,
Namun sesaat kemudian ia merasakan
derasnya hujan tak lagi mengguyur tubuhnya, padahal didepan nya hujan masih
mencurahkan amunisinya dengan beringas. Ia menengadahkan kepala nya , ia
melihat sebuah payung warna warni melindungi dirinya dan seseorang yang
sepertinya sudah dikenalinya.
“Kak Alvin” lirihnya, lalu
tiba-tiba semua nya gelap.
***
Jika
memang dirimulah tulang rusukku
Kau
akan kembali pada tubuh ini
***
Ify membuka matanya perlahan,
menyapu pandang ke sekeliling ruangan yang sangat asing baginya. Ruangan dengan
warna biru langit dan didominasi dengan aroma mint segar ini, membuat ia
mengernyitkan matanya. Lalu pandangannya tertuju pada seorang gadis kecil
disampingnya, ia baru akan bertanya pada gadis kecil itu. Tapi belum sempat ia
bertanya, gadis kecil itu segera berlari.
“emang gue nyeremin ya” ucap Ify,
sambal reflek memegang wajahnya
“eh elo udah sadar? Syukur deh”
sebuah suara mengagetkan Ify
“Kak Alvin?”
“yapz, loe Ify kan? Anak kelas XI
Ipa2 , sekaligus murid kesayangan Nyokap gue”
“iya, kok gue bisa disini kak?”
“seharusnya gue yang Tanya begitu.
Loe ngapain nongkrong sambil ujan-ujanan di depan rumah gue. Untung loe
ketemunya sama cowok kece bin baek kayak gue, coba loe
ditemuin sama satpam komplek, mungkin loe udah di Rumah sakit jiwa deh
sekarang” oceh alvin panjang lebar, dan
berhasil membuat Ify menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum
“yee kak Alvin narsis, lagian nih
ya kak gue kan manis, mana mungkin di bawa ke RSJ, huu ada-ada aja loe kak. Eh
btw makasih ya kak udah nolong Ify”
“anytime, eh mending loe ganti baju
deh ntar kering di badan lagi, masuk angin ntar”
“nggak usah deh kak, Ify mau
langsung pulang aja, ntar mama Ify nyariin Ify lagi”
“udah, nurut aja deh sama gue, loe
mau ganti baju sendiri, atau gue yang gantiin baju loe?” jawab Alvin sambil
menaik turunkan alisnya dan memasang senyum menggoda.
“ck, iyadeh, gue ganti sendiri aja”
“hehe, nih bajunya, moga
cukup deh, baju emak gue sih soalnya. Hehe, tuh loe ganti aja di kamar mandi,
tuh kamar mandinya” kata Alvin sambil menuju kamar mandi yang ada di kamarnya
“oke oke, sekali lagi thanks ya
kak” kata Ify dan berlalu menuju kamar mandi
“iya iya, eh serius nih fy mau
ganti baju sendiri? Gue temenin ya?”
“yeee ogah”
“whahahaha, udah cepetan sana abis
itu kita turun kebawah, nyokap gue nungguin tuh”
“bawel loe”
*beberapa saat kemudian”
“whahaha, loe kayak orang-orangan
sawah Fy” komentar Alvin pada saat melihat Ify keluar dari kamar mandi
“yee, elo tikusnya donk”
“gak apa-apa deh yang penting gue
kece”
“terserah loe deh”
“eh turun yuk, nyokap gue nungguin
tuh, mau makan malam”
“enggak deh kak, gue pulang aja.
Gue jadi gak enak nih”
“ahh ayoo buruan” tanpa babibu
Alvin langsung menarik tangan Ify
***
“Eh Ify, ayo ikutan makan” sapa Bu
Winda, guru Kimia Ify, sekaligus ibunya Alvin
“aduh, nggak usah deh Bu, ntar Ify
ngerepotin lagi”
“ahh ayo, nggak usah sungkan, ntar
abis makan Alvin langsung antarin kamu pulang kok”
“buruan deh Fy, gak usah malu-malu,
mau diet lo? Badan kayak daun sawi aja sok-sok an mau diet lagi lo” ucap Alvin
yang dihadiahi tatapan membunuh oleh Ify, Alvin Cuma nyengir
“ayo kakak cantik, kita makan yuk”
suara gadis kecil ini berhasil membuat Ify berhenti untuk membunuh Alvin (?)
“eh?”
“aku acha kak, adik nya kak Alvin”
kata acha memperkenalkan dirinya pada Ify
“Aku Ify” balas Ify
“kakak cantik deh, pantasan kak
Alvin suka” ucap acha polos , dan membuat Alvin salah tingkah
“udah-udah ayo makan” kata Alvin
tanpa menoleh pada Ify
“maksudnya acha apaan coba?” batin
Ify
***
Ku
akan Tua dan mati dalam pelukmu
Untukmu
seluruh nafas ini
***
“Makasih ya
kak, udah nganterin Ify pulang” kata Ify ketika mobil Alvin sudah berhenti di
depan rumahnya
“iya iya, udah berapa kali bilang
makasih sih lo sama gue?”
“yee, udah ditolongin kan harus
bilang makasih kak”
“iya deh, udah masuk sana, udah
malem nih…” balas Alvin dan mengacak pelan puncak kepala Ify, yang mengingatkan
Ify pada sosok Rio
“iya, Ify masuk dulu ya kak, met
malam kak Alvin” ucap Ify sambil tersenyum dan segera keluar dari mobil Alvin,
dan masuk ke rumahnya
“gudnite Alyssa, heem Alyssa
Saufika Umari” Alvin tersenyum , dan segera menjalankan mobil nya perlahan
meninggalkan rumah Ify
***
Kita
telah lewati rasa yang telah mati
Bukan
hal baru bila kau tinggalkan aku
***
Tiga bulan telah berlalu sejak
insiden itu, sejak itulah Ify dan Alvin pun semakin dekat. Ify yang merasa
nyaman dengan Alvin mulai menyadari ada benih-benih cinta mulai tumbuh di
hatinya, begitu pula dengan Alvin, Alvin yang memang telah lama suka sama Ify
merasa inilah kesempatannya untuk mendapatkan Ify.
Lalu ? bagaimana dengan Rio? Apakah
posisi pemuda itu di hati Ify akan digantikan oleh Alvin?
Jujur saja, Ify sesungguhnya tidak
atau tepatnya belum bisa menghapus bayang-bayang
Rio, kenangan-kenangan manis bersama Rio, semua
itu sangat sulit untuk dilupakan oleh Ify. Bahkan jika sedang bersama Alvin
saja, ia sering membayangkan jika Alvin itu adalah Rio.
Semua
rasa manis yang diberikan oleh sang terkasih, tak jarang berubah menjadi
kepahitan jika rasa manis itu telah dibubuhi serbuk-serbuk pengkhianatan. Namun
cobalah kepahitan itu, jangan kau terpaku pada si manis saja. Karena dengan
merasakan kepahitan, kau akan menambah pengetahuanmu , bahwa rasa itu tidak
hanya satu.
Jadikanlah
semua itu sebagai pelajaran, jangan kau coba melupakan masa lalu. Karena tanpa
masa lalu kau tak akan menuju masa depan.
***
“ciee,, ehem ehem, neng ipy kita
kayak nya nggak galau lagi nih” koar cakka ketika berhasil menangkap basah Ify
sedang saling melempar senyum bersama Alvin
“ii cakka apaan sih”
“hehe, pake apaan sih neng ? gak
galau akut lagi sekarang?” Gabriel juga ikut-ikutan menggoda Ify
“gue pake IM3 bebas galau, puas lo”
tandas Ify yang semakin salah tingkah
“yee , jadi korban iklan ni bocah”
sahut agni yang sudah tidak asing dengan slogan yang digunakan Ify
“hehe, yang penting gue kece” jawab
Ify
“gak nyambung koplak” teriak agi,
dan sivia
“eh tapi, loe udah jadian ya fy
sama kak Alvin?” Tanya sivia penasaran
“huuu, sembarangan, ya belomlah”
“ciee , belom? Berarti bentar lagi
jadian nih?”
“iih via apaan sih”
“whehehe Ify salting, tuh kan apa
gue bilang fy, loe pasti dapetin yang lebih mancung, yang lebih putih dari Rio”
sambut sivia
Mendengar nama Rio disebut, membuat
Ify terdiam, menerawang ke
saat-saat ketika ia masih bersama Rio.
“woi fy, Ify, Ify oiiii” teriak
cakka tepat di telinga Ify
“cakka, apaan sih? Budek nih ntar
gue nya” jawab Ify sewot sambil mengelus telinga nya yang menjadi korban cakka
(?)
“abis lo ngelamun aja, ngelamun
jorok ya lo” balas cakka
“heh sembarangan aja loe, gue
kempesin juga deh tuh badan lo” balas ify sewot
“udah-udah, makan deh buruan,
bentar lagi bel nih, ntar calon ibu mertua neng ipy ngamuk lagi kalo kita
telat” kata iel santai
“maksud lo?” Tanya Ify
“lupain” balas iel
***
Tanpa kita mencari jalan untuk kembali
Takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku
Takdir cinta yang menuntunmu kembali padaku
***
Hujan deras kembali
mengguyur Jakarta siang ini, membuat siswa-siswi di Putra Bangsa mengeluh
karena harus menunda waktu untuk istirahat di rumah. Begitu juga dengan gadis
ini ia memandang kesal pada hujan di depan nya, sambil berdiri di koridor, ia
terus memandangi jam tangan nya. Pukul 14.30 , berarti sudah setengah jam ia
berdiri di koridor ini
“ck, hujan nya kok nggak
berhenti sih, gue kan mau pulang, huu mana si cunguk berempat itu ninggalin gue
lagi, gak sohib amit sih, salah gue juga sih, coba terima tawarannya kak Alvin
buat pulang bareng, pasti gw udah molor nih di rumah” omel gadis itu –Ify-
entah pada siapa
“ehem, ngomel mulu nih
cepet tua loh” sebuah suara baritone milik seorang pemuda berhasil mengagetkan
Ify.
Ify segera menoleh
pada pemilik suara itu. Pria hitam manis itu tersenyum manis ke arahnya, seolah
tak pernah terjadi masalah apa-apa antara ia dan Ify. Ify tercekat, hatinya
berdesir , ahh senyum itu, senyum yang sangat Ify rindukan. Entah sudah berapa
lama ia tak melihat senyum pemuda itu.
“Rio ?” ucap Ify
pelan, namun masih terdengar oleh pemuda itu –Rio-
“kok kaget gitu fy?
Liat gue kok kayak liat hantu. Eh belum pulang fy?”
“loe liat kan gue
masih disini, berarti gue belom pulang” Ify mencoba cuek terhadap pemuda itu,
namun nada bicara nya malah terkesan bercanda
“hehehe, iya sih.
Emang supir lo kemana ?” Tanya rio lagi
“ck, dia lagi cuti,
anaknya sakit”
“owh,, pulang bareng
gue aja yuk”
“makasih, gue dijemput
nyokap kok”
“ahhh udah ayo, gue
anterin pulang” kata Rio, dan langsung menarik paksa lengan Ify untuk ikut ke
mobil nya
"ck Rio, lepasin nggak, gue bisa pulang sendiri" Ify menyentakan tangan Rio dan kembali ke koridor, namun belum sampai ia di koridor rio kembali meraih tangannya
"ayolah
pliis,," bujuk Rio manja.
jika tidak
ingat dengan masalah nya dengan Rio akhir-akhir ini, mungkin Ify akan langsung
mengangguk jika Rio sudah memasang tampang memelas khas korban tsunami itu.
"gue
nggak mau"
"Fy,
plis" ucap Rio dan segera membalikkan tubuh Ify agar menghadap ke arahnya.
"plis,
kali ini aja" ucap rio lagi.
"oke
oke, kali ini aja, buruan basah kuyup nih gue" Ify akhirnya luluh
"makasih
fy"
***
di dalam
mobil ify hanya diam, ia hanya memandang keluar jendela dan menikmati alunan
merdu milik sammy simorangkir
"engkau
masih yang terindah, indah didalam hatiku..." ify bersenandung kecil
mengikuti lagu yang diputar di player mobil Rio
"sama
Fy, loe juga tetep yang terindah" ucap Rio santai, ify mendelik
"maksud
lo?"
"iya,
loe tetep yang terindah di hati gue , nggak akan ada yang bisa gantiin lo.
karena lo pemilik tahta tertinggi dihati gue" jawab Rio sambil tersenyum
dan segera memberhentikan mobil nya tepat di depan pagar rumah Ify
"udah
nyampe, gue masuk dulu. thanks ya" Ify segera keluar dari mobil Rio
Rio tidak
ingin menyia nyiakan kesempatan , ia juga segera keluar dan mengejar Ify, ia
segera menarik tangan Ify, Ify hanya tertunduk, tak sanggup menatap mata Rio
"Fy,
gue sayang sama lo" ucap Rio tulus
"loe
bohong yo, lo pembohong" ucap ify lirih masih tetap menunduk
"gue
serius fy, cuma lo, cuma lo yang gue sayang, cuma lo yang ada disini" Rio
mengarahkan tangan ify ke dadanya, dimana hatinya berada (?)
"cuma
lo yang ada dihati gue" lanjut rio
"trus
? maksud yang kemarin apa yo? kenapa lo mutusin gue dan lo pacaran sama shilla,
itu yang loe bilang sayang"
"Fy
gue bisa jelasin, tapi nggak sekarang , dan lusa jam 3 sore gue mau lo ikut gue
ke suatu tempat"
"gue
gak bisa,"
"gue
mohon fy, tapi semuanya tergantung lo, gue gak maksa, kalo loe mau lo samperin
gue ditaman yang kemarin lo ketemu gue sama shilla"
Ify hanya
diam, tak berkata apapun. Rio segera mengangkat dagu Ify, memandang gadis itu
tepat di manik bola matanya, tatapan teduh khas Rio memang selalu mampu meluluh lantakan hati gadis di
depannya ini.
"tatap
mata gue, dan loe bakalan tau apa yang gue rasain"
keduanya
beradu pandang , menikmati getaran halus yang menjalari keduanya, hujan sore
ini seakan tak jadi masalah, mereka relakan tubuh mereka diguyur hujan.
"Alyssa
Saufika Umari, saya Mario Haling sangat sangat mencintai dan menyayangi
anda" ucap Rio, perlahan ia sedikit menunduk dan mendekatkan wajahnya ke
gadis itu yang sejak tadi hanya terdiam.
Ify
memejamkan matanya ketika Rio semakin mendekatkan wajahnya, lalu ia mulai
merasakannya, deru nafas Rio yang hanya berjarak kira2 2 cm dari wajahnya itu,
berhasil membuat gadis itu meremang, beberapa detik kemudian ia merasakan
sesuatu yang , lembut, basah, dan menghangatkan mengunci bibirnya.
***
Jika memang kau terlahir hanya untukku
bawalah hatiku dan lekas kembali
kunikmati rindu yang datang membunuhku
untukmu seluruh nafas ini
***
Ify memandangi
boneka yang dipegang nya, senyumnya mekar , teddy bear berwarna putih bersih
dengan simbol hati ditengah nya itu merupakan pemberian Alvin kemarin.
"Loe
baik kak, baik banget" batin Ify
tapi
tiba-tiba Ify teringat insiden "first kiss" dibawah guyuran hujan
bersama Rio kemarin. entah mengapa ada sesuatu yang menggelitik hatinya ketika
mengingat hal itu.
"huft,
gue bingung yo"
Tok Tok
Tok,,
ketukan
halus di pintu kamarnya membuyarkan lamunan Ify
"masuk"
ucap Ify keras
"permisi
mbak Ify, ada den Alvin dibawah" ucap Mbok Minah, pembantu di rumah Ify
"huuh,
iya bi, suruh tunggu bentar ya, Ify mau ganti baju dulu"
"iya
mbak, permisi"
***
"hei,
ngelamun aja ngapain disini kak, masuk yuk, masa tamu nongkrong dipinggir kolam
sih" ucap Ify pada Alvin yang sekarang tengah duduk dipinggir kolam renang
nya
"eh, ,
nggak apa-apa kok fy, pengen aja, hehe"
"ada
apaan kak nyariin Ify, kangen yaaa.."
"hehe"
alvin salah tingkah ia malah menggaruk garuk tengkuknya yang sebenarnya tidak
gatal sama sekali
"yee
malah cengengesan"
"emm
Fy, gue boleh ngomong nggak"
"lah
daritadi kakak ngapain donk ? bukannya daritadi kakak udah ngomong?"
"em
maksud gue,,aduh,, emm"
"apaan
sih kak ? gaje banget deh"
Tiba-Tiba
alvin memegang tangan Ify, keduanya kini duduk berhadapan , Alvin menatap ify
lekat-lekat, mencoba mengumpulkan keberaniannya untuk mengucapkan kata-kata
yang sudah disusunnya secara apik
"Alyssa
Saufika Umari, gue memang bukan cowok romantis Fy, gue nggak bisa ngerangkai
kata yang indah buat nyatain ini sama lo, tapi gue yakin , gue punya hati yang
indah buat ngebangun cinta gue ke elo, Ify, gue sayang sama lo, lo mungkin
emang bukan yang pertama buat gue, tapi gue harap loe mau jadi yang terakhir
dan satu-satunya cewek yang ada dihati gue"
"kak"
Ify ternganga tak menyangka
"Alyssa
Saufika Umari, do you wanna be my girl?" tanya Alvin, tanpa melepaskan
pandangannya dari mata Ify
Ify
bingung, apa yang harus dia katakan pada Alvin, tak dapat dipungkiri jika ia
senang , tapi mengapa ia ragu untuk menerima pemuda yang memiliki wajah bak
aktor korea ini ? apa yang membuatnya ragu?
"emm
kak ify, eemm, Ify mau..." ucapan ify terpotong ketika mendengar suara
yang sangat di kenalnya meneriakkan namanya
***
"Ify"
teriak Rio kencang, ia tidak ingin gadis nya itu berpaling darinya, biarlah
jika ia dituding sebagai seseorang yang sangat egois, ia tak peduli
Ify segera
menoleh, di dapatinya Rio sedang berdiri disana, dengan nafas terengah, pemuda
itu segera menghampiri Ify dan Alvin.
"kayak
nya gue ganggu ya fy, tapi lo lupakan loe ada janji sama gue jam 3 ? ini udah
jam setengah 5 loh fy" ucap Rio santai, tanpa memperdulikan tatapan alvin
yang seakan ingin menelannya hidup-hidup.
"emm,
sorry deh yo"
"yaudah
yuk, sekarang aja, keburu malem"
"tapi
.. emm"
"jawaban
loe apa donk fy" Alvin segera membuka mulutnya, tak ingin Rio mendahului
"Ify
mau kok kak jadi adek atau sahabat buat kak alvin, tapi kalo buat jadi pacar ,
maaf banget ya kak, Ify gamau nyakitin hati kakak, Ify gamau pacaran kakak tapi
hati Ify buat orang lain, Ify cuma gamau nyakitin kakak, kakak jangan marah ya,
Ify minta maaf, "
"yeah
, huuft, never mind"
"jangan
marah ya kak."
"iya
fy, kakak gak marah kok,"
"makasih
ya kak, makasih buat sayang kakak ke Ify" ucap Ify lalu ia segera memeluk
Alvin
"urwel
dear"
"eheemm,
gue jadi pengen nelen orang" ucap Rio yang terbakar cemburu
"ehm
fy, gue pulang dulu ya, takut jadi santapan, kayak nya loe perlu ngadain
tahlilan deh, rumah loe kemasukan kanibal kayaknya" ucap alvin sambil mengacak
poni Ify
"hehe,
kakak bisa aja, iya, hati-hati dijalan ya kak"
Alvin pun
hanya tersenyum dan berlalu, namun sebelum benar2 berlalu ia sempat membisikan
sesuatu di telinga Rio
"jangan
sakitin Ify"
***
*Flashback*
"ahh
gue gak nyangka hubungan kita udah dua tahun ya Fy" ucap rio sambil
tersenyum sambil memandang Foto ia dan Ify di ponsel nya, foto itu di ambil
beberapa jam yag lau saat keduanya sedang merayakan anniversary hubungan mereka
yang ke 2.
"Kak
Rio , ada yang nyariin" teriak Ozy -adik Rio-
"ck,
siapa sih ganggu gue aja," ucap Rio kesal, namun tetap beranjak dari
kasurnya
***
"maaf,
tante siapa ya?" tanya Rio ketika melihat paruh baya itu.
"kamu
Rio kan ? perkenalkan saya Ara"
"iya,
Rio tante. emm ada apaan ya tan?"
"tolong
tante yo, "
"tolong
apaan tante ? pasti rio tolongin kok"
"tante
mau kamu pacaran sama shilla yo" ucap tante ara to the point
"shilla
? "
"iya,
shilla, anak tante" jawab Tante ara sambil mengarahkan ponselnya ke Rio,
untuk menunjukkan foto shilla
Oh Shilla,
gadis itu, Rio pernah satu kelas dengan gadis itu, ketika kelas X Rio memang
sekelas, Shilla gadis cantik nan angkuh itu. ada apa dengannya, mengapa ibunya
sampai memohon kepada Rio agar pemuda itu mau menjadi kekasih untuk anaknya ?
"Shilla
sakit yo, Leukimia stadium akhir. "
hah ? apa ?
apa yang Rio dengar barusan ? apakah itu nyata ? ia merasa tak yakin, apakah
benar gadis itu mengidap penyakit seperti itu ?
mengingat
perangai gadis sengak itu, rasanya penyakit itu tak mungkin mampir di tubuh gadis
itu.
"tante
tau ini sulit buat kamu Rio, tapi tante mohon Rio, bahagian shilla di sisa umur
nya Rio"
"tapi
tante, shilla kan bisa menjalani kemoterapy"
"kamu
benar Rio, tapi ia tak pernah mau, kamu tau ? setiap tante bertanya apa yang
dia inginkan, dia selalu menjawab 'Rio, shilla cuma pengen ngabisin waktu
shilla sama Rio' cuma itu yang selalu dia bilang sama tante"
"tapi
tante , Rio nggak bisa, rio udah punya pacar, Rio nggak mungkin nyakitin hati
pacar Rio"
"tante
akan bayar berapapun agar kamu mau
menjadi pacar shilla"
"maaf
tante, orang tua Rio termasuk 'sangat mampu' untuk membiayai Rio"
Tiba-tiba
Tante Ara berlutut, ia berlutut di hadapan Rio. Oh tuhan, apalagi ini, Rio
menjadi tidak tega
"tante
mohon Rio, bahagiain shilla"
"baiklah
tante, rio akan bahagiain shila seperti apa yang tante minta"
*Flashback
Off*
***
Ini yang terakhir aku menyakitimu
dan Ini yang terakhir aku meninggalkanmu
Takkan ku sia-sia kan hidupmu lagi
***
Dear, Ify
hai fy, kenalin aku shilla. mungkin kalo
surat ini udah nyampe ke kamu aku udah nggak ada lagi fy.
Fy, aku minta maaf ya, aku minta maaf
karena aku udah jadi pengganggu di hubungan kamu sama Rio.
yaa, maklum ya fy namanya juga orang
sekarat. hehehe..
aku harap kamu mau maafin aku ya fy,
maaf kalo aku pinjem Rio nya terlalu lama.
Rio itu baik Fy, baik banget malah. dia
gak pantes buat cewek sekarat yang nunggu malaikat maut jemput kayak aku gini.
Rio
pantes bahagia fy, aku yakin kamulah kebahagian Rio itu.
jagain Rio ya Fy :)
sekali lagi aku minta maaf ya, aku
doa'in kamu sama Rio awet sampe kakek nenek deh.
you're look a like a fairy Ify. :)
-Shilla-
***
Tangan Ify
bergetar membaca surat yang dititipkan Shilla kepada Rio itu.
"maaf
ya yo" lirih Ify sambil menahan tangis
"kamu
nggak salah fy, aku yang salah, seharusnya aku cerita sama kamu, dan gak asal
mutusin kamu gitu aja" ucap Rio sambil memeluk Ify
"kamu
baik yo, kamu orang baik"
"kamu
juga Alyssa" ucap Rio sambil melepaskan pelukannya dan tersenyum manis
pada Ify
"eh
yo, pulang yuk, udah hampir malam"
"aayuk
deh, nggak mau pamitan dulu?" Tanya Rio
Ify
tersenyum dan segera berjongkok , ia mengelus marmer putih didepannya, Batu
nisan ? yapz, Ify dan Rio memang berada di Pemakaman Umum sekarang ini,
Pemakaman Umum dimana jasad Shilla disemayamkan
"aku
sama Rio pamit ya Shill, aku selalu berdoa semoga kamu baik-baik aja disana,
kau kan orang baik, jadi kamu pasti dapat tempat terindah di surga sana, see
you shilla " ucap Ify lalu segera berdiri , menyongsong tubuh tegap Rio
yang menunggunya. dengan senyum terkulum di wajah manis nya ia segera mengamit
lengan pemuda itu, pemuda yang akan selalu menjadi raja dihatinya.
Seakan
ingin menghapus jejak masa lalu, hujan pun kembali mengguyur, mebasahi kedua
insan itu,
Rio dan Ify
, meskipun hujan semakin deras mengguyur, mereka berdua tetap berjalan santai
menuju ke arah dimana mobil Rio di parkirkan.
"wah
hujan nya mengingatkanku pada sesuatu" ucap Rio sambil senyum-senyum
najis.
"hayoo
ingat apaan ?"
"yang
kemarin itu loh, inget nggak yank? "
"yang
kemarin ? apaan ?"
"First
kiss kita dibawah derasnya guyuran hujan, whaahaha" Ucap Rio sambil
memasang senyum menggoda
"ihh
apaan sih"
"ciee
ayank, malu malu meong nih, lagi yuk yank, yang kemarin gak kerasa"
"iihh
Rio udah deh, " Ify pura-pura ngambek dan meninggalkan Rio dibelakangnya
dengan
setengah berlari rio kembali menghampiri ify, ia memegang pundak gadis itu.
"I
Love You So Much Alyssa" ucap Rio, matanya menatap lekat tepat di ketua
mata Ify
"Love
you too Mario"
Perasaan
itu terulang lagi, perasaan lembut, basah dan menghangatkan.
*The second
kiss* muehehehe
Dingin nya
hujan sepertinya tidak dirasakan oleh kedua insan ini. Hanya kehangatan yang
seakan terus menjalari keduanya
"Untukmu
seluruh Nafas Ini" ucap Rio sambil tersenyum kepada gadis pujaannya itu
***
Inilah
akhirnya, penantian Ify tidak sia-sia. Keyakinannya akan Rio membawanya ke
singgasana bahagia.
Percayalahah,
Cinta sejati itu bagaikan hantu. Banyak sekali orang yang membicarakannya, tapi
hanya beberapa orang saja yang dapat menemuinya..
Dan Ify
yakin kalau Rio memang lah cinta sejatinya
“The true love like a ghost. Almost all
people speak it. But, only some people ever really disconver it”
“Jika memang dirimulah tulang rusukku…
Kau akan kembali pada tubuh ini…
Ku akan tua dan mati dalam pelukmu…
Untukmu seluruh nafas ini…
*The End*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Give Your Apreciation !!!