:: Lay My
Life On You ::
part. 3
***
Keduanya kini masih tetap terdiam,
hanya suara dari tape mobil milik pemuda inilah yang yang membahana mengisi
kesunyian. Gadis cantik ini tak berselera untuk memulai pembicaraan, begitu
juga dengan pemuda tampan yang sedang menyetir ini ia, entah gila atau apa ia
masih saja senyum – senyum sendiri entah membayangkan apa. Sampai suara
melengking dari gadis disamping nya ini membahana mengalahkan bunyi tape.
“STOOPPP !!! Ini rumah aku” teriak
gadis itu dengan penuh perasaan (?)
Pemuda yang dari tadi hanya asyik
tersenyum kini menginjak remnya dengan segenap hati. Sejurus kemudian dia
mengurut dada dan menggosok gosok telinganya.
“hahhuuhh,, masaoloh, kalem aja
kali Vi” ucap pemuda itu
“masa bodo deh, aku turun dulu,
makasih ya tebengan nya daaaaaa” balas gadis itu dan segera turun dari mobil
milik pemuda yang sudah mengantarkannya itu, lantas segera berlari masuk ke
rumahnya.
“owalah,, cewek yang aneh juga
ternyata. Perasaan ada yang kelupaan deh? Apaan ya? tau ah gelap” ucap pemuda
itu ngasal.
Dengan perlahan mobil pemuda itu
pun melaju meninggalkan komplek perumahan elite itu
***
Gadis cantik dengan paras bak
seorang model ini kini tengah berjalan tergesa, matanya sarat akan kemarahan,
tangannya mengepal kuat tak diperdulikannya lagi rasa sakit akibat efek dari
kuku indahnya yang menancap di telapak tangannya. Ia bingung apa yang harus ia lakukan, ia ingin sekali berteriak,
namun sepertinya ia sadar bahwa dirinya sedang berada di Mall, yang merupakan
tempat umum yang tak pernah sepi akan pengunjung. Ia juga tidak mau orang yang
sejak tadi diikutinya tahu akan keberadaannya.
Ternyata ini, ini arti dari kata
“SIBUK” yang selalu dikatakan pemuda itu jika mereka sedang berkomunikasi ? Oh,
ya Tuhan,,, ternyata gadis ini telah salah besar memberi kepercayaan penuh
kepada pemuda di depan sana.
“Kamu jahat Vin, kamu jahat…” Lirih
gadis ini dengan sangat pelan. Tanpa bisa menahan lagi gadis itu segera merogoh
Handphone dari sakunya dan menekan angka 2 yang biasanya langsung tersambung ke
pemuda didepannya, pemuda yang sejak tadi diikutinya secara diam – diam. Nada
sambung pun mulai terdengar ditelinga gadis ini, dilihatnya pemuda didepan
sana, pemuda itu mulai mengeluarkan Handphone nya lantas dengan cepat menekan
sesuatu pada Handphone nya yang sangat berefek
untuk
gadis ini, suara khas darI “veronica” terdengar jelas ditelinga nya.
Hatinya kian kalut , apalagi
dilihatnya pemuda itu memasuki sebuah cafe sambil
menggandeng lembut gadis yang sejak tadi berada disisinya. Gadis ini juga
dengan segera mengikuti pemuda dan gadis didepan sana dengan hati – hati ia
mengikutu kedua remaja itu masuk ke salah satu café yang ada di Mall itu. Dan
ia juga mengambil tempat duduk disekitar pemuda itu, dengan penyamaran yang
total, sepertinya pemuda itu tidak akan mengenali gadis ini.
***
Gadis ini tersipu ketika pemuda
berwajah oriental itu menggenggam lembut tangannya, matanya yang indah menusuk
tepat dibola mata gadis ini, senyumnya terkulum sempurna membuat gadis
didepannya semakin salah tingkah. Dengan tekat dan hati yang berdebar , pemuda ini menarik napas dalam - dalam dan
menghembuskannya perlahan.
"Fy,
aku cuma mau bilang, aku sayang kamu. sejak pertama kali kita deket aku udah
ngerasaain perasaan ini Fy, perasaan yang belum pernah aku rasain kalau aku
sama cewek lain, cuma kamu Fy, cuma kamu yang bisa bikin aku uring - uringan ,
cuma kamu yang bisa aku senyum - senyum sendiri karna mikirin kamu. aku tau fy
kau blum bisa lupain Rio, aku tau itu. tapi tolong Fy, izinin aku untuk ngisi
hati kamu, bantu kamu buat ngelewatin hari - hari kamu, dan bantu kamu buat
lupain Rio. Alyssa, do you wanna be my girl ? do you wanna to spend your time
with me ? " Tanya Alvin lembut, matanya menatap tepat di kedua bola mata
Ify.
Alyssa
Saufika, gadis ini terdiam kaku, jangankan untuk berbicara untuk bernafas saja
rasanya tak sanggup lagi, seakan - akan pernafasan nya dijejali ribuan biji
duren. tanpa basa - basi lagi gadis ini
mengangguk sambil tersenyum malu - malu.
"Yes,
of course " jawab Ify tanpa bisa menyembunyikan rona merah jambu dipipi
nya.
Alvin,
pemuda itu kini tersenyum sumringah, tanpa memperdulikan tatapan2 orang2 di
sekitarnya, ia segera berdiri dan memeluk gadis yang baru saja menjadi
kekasihnya itu.
"makasih
Fy" bisik Alvin tepat ditelinga Ify.
***
Gadis
cantik ini tertegun, apa ? apakah ia tidak salah dengar ? Alvin ? pemuda itu ? menyatakan
perasaannya pada gadis lain.
Jadi
? selama ini dianggap apa dirinya oleh Alvin ? hanya sekedar sampah atau apa ?
Ya
Tuhan, sungguh keterlauan sekali pemuda bernama Alvin itu.
"Kamu
bakalan nyesel Alvin, kamu bakalan nyesel udah nyakitin aku. Aku cewek kuat,
aku Ashilla Zahrantiara, yang bakalan lakuin apa aja buat dapetin apa yang aku
mau. kita tunggu tanggal main nya" batin gadis ini, air matanya memang
sudah mengalir, namun senyum miring meremehkan khas seorang "Shilla"
kini terpancar jelas dibalik sebuah majalah fashion yang sejak tadi ia gunakan
untuk menyembunyikan wajahnya.
***
Lampu kerlap – kerlip menghiasi
ruangan yang segaja disetting menjadi remang – remang, para pemuda pemudi
dengan pakaian semi formal juga mulai ramai berdatangan , alunan music klasik
juga telah memenuhi rungan ini sejak 15 menit yang lalu.
Hingar bingar pesta mewah sebentar
lagi akan segera dimulai.
Seorang gadis manis dengan gaun bak
seorang Cinderella mulai menuruni tangga dengan langkah anggun dan senyum manis
yang terkulum sempurna, ia sangat bahagia mala mini apalagi kedua orang tuanya
sengaja menunda pengerjaan proyek mereka demi merayakan Hari kelahiran putri
semata wayang mereka.
Seorang MC professional yang
sengaja disewa itu kini memulai acara, menyambut sang empunya acara dengan
begitu antusias membuat tamu – tamu undangan bertepuk tangan begitu meriah.
Pemuda jangkung hitam manis
tersenyum manis kearah gadis itu , namun gadis itu mencoba acuh , membuat
pemuda itu berdecak pelan.
***
“potong
kuenya potong kuenya potong kuenya sekarang juga, sekarang juga” nyanyian serentak dari para tamu undangan untuk
mengiringi gadis ini memotong kue ulang tahunnya.
"nah
potongan pertama buat siapa nih , someone spesial yaa ? " tanya sang MC
kepada gadis ini
"hehe,
kue pertama special buat mama sama papa Ify yang udah ngerawat Ify sapai
sekarang, " jawab Ify lembut lantas kemudian menyuapkan kue ke kedua orang
tuanya secara bergantian.
"nah,
ada pesan dan kesan nggak nih Fy buat papa sama mama kamu?" tanya MC itu
(lagi)
"ada
donk, yang pastinya Ify mau ngucapin makasih banget buat kedua orang tua Ify
tanpa kalian Ify nggak akan ngejalanin hidup ify sampai sekarang umur Ify udah
nginjak angka 17, walaupun kalian jarang ada disamping Ify, tapi kasih sayang
kalian nggak pernah pudar Ify, makasih ma, pa , makasih atas semuanya. maaf
juga kalau Ify sering nakal, Ify sering ngebantah mama sama papa, maaf banget,
I love you mom, I love you dan, you're my everithing" ucap Ify kemudian
mencium pipi kedua orang tuanya.
"next,
kue special selanjutnya buat siapa ? pacar nya donk ya.. hehe" lanjut MC
itu sambil terkekeh
"hehe,
hmm kue yang kedua ini aku mau kasi ke seseorang yang special, seseorang yang
udah berhasil merebut hati aku, jadi kue ini buat Alvin, pacar aku" ucap
Ify sambil tersenyum malu - malu
"Cieeeee,,,,
cieee" ledekan khas remaja kini pun membahana mengiringi Alvin yang tengah
berjalan menghampiri Ify, kekasihnya.
Setelah
Alvin sampai dihadapannya Ify pun mulai menyuapi Alvin, kemudian sebaliknya.
berbeda
dengan dua remaja kasmaran yang sedang memamerkan aksi suap - suapan didepan
sana, pemuda hitam manis ini masih saja mematung sejak mendengar kata sakral
yang diucapkan Ify beberapa menit lalu "Alvin, pacar aku" 3 kata
namun mampu memporak porandakan hatinya. ia tetap tertegun melihat pemandangan
yang begitu romantis didepan sana, pemandangan dimana Alvin sedang mencium
hangat kening Ify. tangannya mengepal, matanya memanas, ia tak tahan lagi
"Damn,
" umpat pemuda itu sambil mengeksekusi tinjunya di udara , lantas berlari
cepat meninggalkan ruangan mewah ini dengan hati yang telah hancur berkeping -
keping
"wah,
kacau nih, Ag, kamu nggak apa - apa kan nanti pulang sendirian ?" tanya
Cakka, yang notabene nya adalah sahabat Rio dan juga pacar Agni
"loh,
kok gitu ka? kenapa? " tanya Agni curiga
"kamu
liatkan tadi Rio gimana ? aku takut tuh pesek kenapa - napa, kacau banget kayak
nya dia" jawab cakka jujur. tentu saja ia tidak berbohong, Rio adalah
sahabatnya , wajar saja jika ia tidak ingin terjadi apa - apa dengan sahabatnya
itu.
"oh
yaudah, hati - hati ya ka, telpon aku kalau urusan kamu udah selesai, udah
cepet sana kejar Rio, ntar dia nekat bunuh diri lagi"
"siip,
thanks ag" balas cakka sambil mencium lembut pipi agni, kemudian segera berlari mengejar Rio.
"bisa
banget deh bikin salting" lirih Agni sambil geleng2 membuang pikiran
anehnya.
***
"permisi
tante, Rio nya udah pulang belom tan ?" sapa Cakka ramah kepada wanita
paruh baya nan anggun di hadapannya itu, yang tak lain dan tak bukan adalah
Ibunda Rio
"eh
Cakka, Rio nya udah pulang dari tadi, Rio kenapa sih ka, ada masalah apalagi
dia ? kayaknya kacau banget, datang aja tadi nggak ngucapin salam, langsung
main banting pintu kamar gitu aja" jelas Bunda Manda, Ibundanya Rio
"biasalah
tan, masalah anak muda. kayak tante nggak tau Rio aja." jawab cakka
"hah,
anak itu selalu aja kayak gitu, yaudah ka, kamu samperin Rio gih, "
"sip
tan, cakka permisi dulu ya tan. " ucap cakka lantas berlalu menuju kamar
Rio, setelah mendapat anggukan dari Ibunda Rio.
***
"Tok... Tok... Tok.. !!! " pintu
kamar ini diketuk halus oleh Cakka, namun tak ada jawaban dari Rio.
"Yo
didalem kan ? aku masuk ya" teriak cakka lantas dengan perlahan membuka
knop pintu yang ternyata tidak dikunci itu.
Betapa
terkejutnya Cakka melihat keadaan kamar yang biasanya amat sangat teramat
bersih dan rapi itu kini tak ubahnya bagaikan Palestina yang di Bombardir habis
- habisan oleh tentara Israel. Buku - buku, pakaian kotor , pakaian bersih,
alat tulis , dan masih banyak lagi , semua barang itu kini tergeletak tak
berdaya dilantai marmer kamar Rio.
"masaoloh
Rio, ini kamar habis diserang israel ya ?" tanya Cakka yang
"kagum" dengan keadaan kamar Rio sekarang ini.
"ngapain
kesini" tanya Rio ketus.
"yaelah,
Yang Terhormat Tuan Muda Haling, saya Cakka Kawekas Nuraga hanya ingin
memastikan keadaan anda"
"Ify
ka" lirih pemuda itu dengan tatapan kosong.
"tuh
kan yo, aku bilang juga apa. sekarang coba mikir deh ini semua salah siapa
?" ucap Cakka kesal
"aku
yang salah Cak, kalau aja waktu itu aku lebih milih Ify."
"trus,
ngapain kamu mutusin Ify gitu aja demi Via, ?"
"kamu
tau kan Ka, taukan gimana keadaan Sivia, ? aku nggak tega, dengan penyakit yang
kayak gitu aku yakin Sivia lebih butuh aku.
"Iya
sih yo, tapi seenggaknya kamu kasi penjelasan donk ke Ify, jangan asal bilang
end aja tanpa kasi alasan. jadi gini kan, nilai kamu jadi minus dimata
Ify"
"semua
udah terlambat ka, Ify udah punya Alvin"
"nggak
ada kata terlambat bro"
"maksudnya?"
tanya Rio heran
"entahlah,
aku juga nggak tau. hehehe yang jelas kamu sekarang maunya gimana?"
"huh,
itu yang aku masih bingung ka, pengen sih mutusin Via, tapi aku takut ntar
sakitnya kumat kalau aku putusin."
"aahh
mumet juga yo akunya. eh Via itu sakit apa sih yo, kok aku gak pernah ngeliat
tanda apapun kalo Via itu menderita suatu penyakit serius." tanya cakka
penasaran
"Kanker
hati ka, kasian banget kan ? sama sih, aku juga belom pernah liat, tapi aku
udah dikasih liat surat keterangan dari Rumah sakitnya, kalo Via itu mengidap
penyakit itu."
"owh,
tapi kok aku rada ragu ya yo, biasanya kan kalo penyakit kayak gitu , yah kamu
taulah gimana"
"tau
ah gelap, mungkin karena aku jadi pacar nya Via , tuh penyakit malu keluar
karena ada aku yang lebih kece dari tuh penyakit . haha " ucap Rio gaje
"ngek
(?) aku tidak mengerti apa maksudmu. " ucap Cakka penuh dengan
dramatisasi.
"mau
pintar makanya belajar, dan minum susu cap kodok terbang"
"huu
somplak" ucap cakka sambil menoyor kepala Rio.
"haha,
eh, gak pulang cak ?"
"wah
ngusir, oh iya udah jam segini, aku pulang dulu deh mau berlayar ke samudra
mimpi bersama neng Agni tercintah" ucap Cakka dengan ekspresi menerawang.
"Bruk,,
" seekor bantal (?) hasil lemparan Rio mendarat tepat di wajah cakka.
"Riooo....
" teriak cakka.
"hehe
piiss cak, udah sana pulang"
"hu
dasar, udahlah aku pulang dulu, jangan lupa nih kamar diberesin, kayak perawan
galau aja kamu yo yo, patah hati kok gini banget, gue pulang"
Setelah
cakka menghilang dibalik pintu Rio memperhatikan sekeliling kamarnya yang super
"RAPI" itu.
"aaaaa
bundaaaa,, kamar Rio kenapa" teriak Rio shock. *ngek (?) Rio --" *
***
"ahh
sialan.. pake acara telat lagi, mana belum beresin buku lagi" omel gadis
dengan rambut sebahu ini sambil mengeluarkan isi tas nya.
matanya yang sipit ia sipitkan lagi ketika ia
menemukan sebuah dompet berwarna hitan yang asing menurutnya.
"dompet
siapa nih ?" ucapnya sambil memperhatikan dompet itu kemudian membukanya
perlahan dan mengambil salah satu tanda pengenal yang ada didalam dompet itu.
"Gabriel
Stevent Damanik" ucap gadis itu, lalu diperhatikannya dengan seksama foto
yang ada dikanan bawah Kartu Mahasiswa itu
"yaa
ampun Via, inikan dompet orang yang nganterin kamu kemarin, ok bisa sampai lupa
sih" omel Via pada dirinya sendiri.
"huuh
mesti dibalikin nih , ntar deh pulang sekolah aku balikin mendingan sekarang
aku beresin buku trus berangkat sekolah" ucap Via yang masih saja
berbicara sendiri. ckck --"
***
“Cinta datang kepada
orang yang masih mempunyai harapan, walaupun mereka telah dikecewakan. Kepada
mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah dikhianati. Kepada mereka yang
masih ingin mencintai, walaupun mereka telah disakiti sebelumnya. dan Kepada mereka yang mempunyai keberanian
dan keyakinan untuk membangunkan kembali kepercayaan “
*to be continued*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Give Your Apreciation !!!