:: Lay My Life On You ::
Part. 5
***
Jika aku kembali pada dirinya,
aku akan merasa menjadi orang paling jahat sedunia. Karena apa ? karena aku
hanya akan merasa seperti penjajah yang menguasai suatu negara yang bukan
merupakan hak milikku. Dan dengan begitu , aku akan menyiksa rakyat - rakyat
negara itu. Rakyat yang memiliki hak penuh atas negara tersebut. Begitu juga
denganku. Ia bilang aku penjajah hatinya. Oh, tolong jangan bilang begitu,
sungguh aku tak ingin menyakiti siapapun, apalagi ia yang mencintaimu. Kau
bukan milikku lagi. Jadi, tak sepantasnya aku menahanmu . Biarkan saja aku
disini sendiri meratapi hatiku yang baru saja tersakiti...
***
Deburan
ombak serta angin pantai yang bertiup semilir menemani dua remaja ini, Rio dan
Ify. Setelah peristiwa itu Rio sengaja meminta izin kepada guru piket untuk
mengantar Ify pulang. Bukan tanpa alasan, Rio memilih "melarikan"
gadis ini dari sekolah, ia hanya ingin sedikit meredam sakit gadis itu, jika
gadis ini tetap berada di sekolah maka akan bertambah banyak lagi sakit hati
yang dirasakannya jika melihat penghianat itu. Tetapi Ify menolak untuk
langsung pulang, jadilah Rio memutar arah menuju pantai ini.
Ify,
gadis ini sejak tadi masih saja terus berdiam diri memeluk lutut. Matanya
memandang kosong kearah deburan ombak didepan sana. Rio yang duduk disampingnya
sengaja membiarkan gadis ini berdiam diri, agar gadis ini merasa lebih tenang.
Tetapi, akhirnya Rio lelah juga di diamkan seperti ini. Ia merasa seperti orang
bodoh yang bercita - cita ingin menjadi patung pancoran (?)
"Nggak
capek Fy diem mulu. ?" Tanya Rio lembut, dan hanya disambut dengan sebuah
gelengan oleh Ify.
"Kalau
kamu diem gini, kamu nggak akan merasa lebih tenang Fy, percaya deh sama
aku." ucap Rio tenang sambil membelai pelan puncak kepala gadis itu
"trus
aku harus ngapain ? nangis - nagis dipojokan kamar? iya, gitukan maksud
kamu" balas Ify ketus
"bukanlah,
coba teriak deh. coba kamu teriakin apa yang ada dipikiran kamu sekarang. aku
jamin kamu bakalan ngerasa lebih plong" Ucap Rio sambil berdiri, dan
mengarahkan tangannya kedepan wajah Ify untuk membantu gadis itu berdiri.
"Nah
coba sekarang kamu teriak deh" ucap Rio sambil melemparkan senyumnya ke
arah Ify
"nggak
deh yo. malu diliatin orang" jawab Ify lemah
"hah
? gak ada orang lain kali Fy selain kita, inikan jam efektif, jam nya orang
kerja, sekolah, dll." jelas Rio
“hah
? serius yo ?” tanya Ify linglung.
“yaampun
Ify, dari tadi juga gitu, liat aja sendiri. Disekitar kita gak ada orang lain kan” perintah Rio
sewot, sedangkan Ify mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru pantai ini
“iya sepi” batin Ify menggumam
“mau
teriak gak nih?” tanya Rio kemudian
“tapi….
Huft oke deh. Tapi jangan diketawain ya!”
balas Ify sambil menoleh kea rah Rio dengan tatapan memohon, yang hanya dibalas
dengan anggukan oleh Rio
Lalu
dengan perlahan Ify menarik napas nya dalam – dalam agar teriakannya lebih
maksimal (?)
“ALVIIIINNNN
AKUUU BENCII KAMUUUUUUU….” Teriak Ify dengan segenap hati, nafasnya sampai
terengah akibat ia terlalu bersemangat berteriak.
“asyik,
boleh lagi nggak?” tanya Ify sambil bertanya kepada Rio yang sejak tadi hanya
diam memperhatikan dirinya.
“teriak
sampai kamu benar-benar plong” balas Rio sambil tersenyum, yang membuat gadis
itu juga ikut tersenyum, lantas kembali menarik nafas dalam dalam.
“ALVIIIINNNNNNN
AKUUU BENCII PAKE BANGET SAMA KAMUUUUU” Ify kembali berteriak, walaupun ia sedikit
terengah namun
senyum kelegaan terpancar jelas diwajahnya.
“masih
mau lagi?” tanya Rio
“enggak,
udah plong kok. Makasih ya yo” balas Ify sambil tersenyum ikhlas.
“iya,
sama – sama. Eh Fy, laper nggak ?” tanya Rio (lagi)
“banget.
Balik yuk yo, tapi cari makan dulu. Tapi kalo nggak ngerepotin kamu juga sih”
pinta Ify ragu – ragu.
“nggak
ngerepotin koq, setuju banget malah. Yuk mariii” jawab Rio sambil merangkul
santai pundak Ify, Ify tak bisa menolak,
Ia malah menunduk menyembunyikan wajahnya yang sudah bersemu merah muda.
***
Jadi orang baik itu memang
menyenangkan menurut beberapa orang. Tapi jika dengan berbuat baik itu hanya
akan menyengsarakan hidupku? Untuk apa aku harus memasang topeng dengan image
baik hanya demi menyenagkan hati orang lain.
***
“eh,,,
eh,,, liat Rio nggak?” tanya seorang gadis sambil menghalangi jalan Shilla,
“nggak
tuh. Dia kan udah pulang dari tadi. Udah minggir aku mau lewat” usir Shilla
pada gadis yang menghalangi jalannya itu
“yee
belagu amat sih. Masih kelas dua aja belagu. Aku nih kakak kelas kamu, sopan
dikit donk” bentak gadis itu galak, yang mebuat Shilla gerah, namun ia pura –
pura menyesal
“oh
maaf kak, aku salah. Aku anak baru disini soalnya jadi belum begitu tahu apa –
apa. Ngomong – ngomong ada apa ya kakak cariin Rio?” Tanya Shilla penasaran
“dia
tadi pagi ngajakin pulang bareng, sekalian jemput adek aku, adek aku kan
ceweknya Rio” jawab gadis itu dengan sedikit penekanan pada kata “ceweknya”
entah apa maksudnya
“owh,
jadi kakak itu calon iparnya Rio nih ceritanya. Oh iya kak, kenalin aku Shilla.
Nama kakak Siapa?” tanya Shilla sok baik dan sebangsanya. Sepertinya gadis ini
tengah merencanakan sesuatu dengan gadis didepannya ini.
“aku
Pricilla, tapi panggil Pricil aja.” Jawab gadis itu yang ternyata adalah Pricil
–kakak Sivia-
“oh,
udah coba telpon Rio kak?” tanya Shila basa – basi sambil mengikuti langkah
Pricil yang mulai ingin meninggalkan kelas XI IPA 1 itu.
“udah,
tapi HP nya gak aktif.” Balas Pricil singkat
“coba
telpon Ify aja kak” ucap Shila yang berhasil membuat Pricil menghentikan langkahnya.
“Ify,
? anak kelas kalian itu kan?” tanya Pricil mencoba memastikan
“Iya
kak. Tadi kan Rio minta izin buat nganterin Ify pulang, yah katanya sih si Ify
sakit gak tau sakit apa. Padahal sebelumnya dia baik – baik aja tuh” terang
Shilla,
“ah
sialan tuh cewek. Dia lagi dia lagi. Nggak terima banget sih udah diputusin Rio
masih aja kegatelan deketin si Rio. Eh, punya nomer HP nya si Ify nggak shil.
?” Tanya Pricil
“wah
aku nggak punya tuh kak, kalo aku punya pasti langsung aku kasi ke kakak deh”
balas Shilla sambil memasang
tampang penyesalan yang memuakkan
“ck,
sialan tuh Si Ify, liat aja besok. Aku harus kasi perhitungan kayaknya sama
anak itu” ucap Pricil kesal
“jadi
kakak kesal juga sama dia?” tanya Shilla
“banget,
eh kok kamu nanya gitu? Kamu sebel sama dia? Kenapa kenapa?” tanya Pricil
antusias
“huh
iya kak, kemarin kan dia nembak Alvin , pacar aku. Si Alvin kasian langsung
diterima deh tuh si Ify. Kasihan gitu katanya. Tapi untungnya pas dia tau aku
pindah sekolah disini, dia langsung mutusin si Ify. “ terang Shilla dengan
tampang kesal yang dibuat-buat, tentu
saja ia berbohong
“huh
dasar tuh anak. Kecentilannya udah akut banget kayak nya. Gak laku kali ya tuh
cewek. Tampang nya aja
tuh
yang sok sok Innocence gitu. Tapi otaknya ganjen juga.” Pricil mulai bercuap –
cuap mengeluarkan uneg unegnya, sepertinya ia merasa nyaman bercerita pada
Shilla.
“yah
begitulah kak, kita kan nggak bisa liat orang dari luar nya aja. “ balas Shilla
“sip
bener banget tuh Shil. Eh Shil boleh minta nomer kamu nggak?” tanya Pricil
“with
pleasure kak, pinjem HP kakak deh” balas Shilla sambil mengambil HP yang
diberikan Pricil dan mengetik beberapa digit nomer HP nya, dan ia kembalikan
lagi setelah selesai mengetikkan nomernya,
“Okay,
thanks ya Shil, tuh udah aku miscall, di save ya nomer aku. Ntar kalau si
centil itu macem – macem sama si Rio, tolong sms aku ya” ucap Pricil dengan
nada memohon
“oke
kak, ntar aku pasti laporan sama kakak kok” balas Shila sambil tersenyum.
“okay,
makasih ya Shil aku duluan” Kata Pricil sambil melambaikan tangannya yang
dibalas juga oleh Shilla
“lumayan
juga deh ya buat diperalat ngejatuhin Ify itu” ucap Shilla sinis ketika Pricil
sudah benar – benar berlalu.
***
Sivia
sedang berkutat dengan PR Akuntansi nya, maklum untuk anak IPS Akuntansi adalah
merupakan hal yang wajib. Deretan - deretan angka yang berjejer di neraca lajur
dihadapannya ini seperti ingin menelannya hidup - hidup. Gadis ini berkoar -
koar sendiri kepada kertas - kertas tak berdaya yang sedang digelutinya.
"Huhhh,,,
si Rio itu maunya apa sih. aku sakit aja gak segitunya, Tapi apa benar yang
dibilang kak Pricil ya? yang dia bilang Ify pura-pura sakit demi dapet
perhatian dari Rio?" Tanya Sivia pada kertas2 itu. Ia sepertinya mulai
tidak waras saat ini.
"tau
deh gelap, lagian aku percaya kok sama Rio. huhh mending mikirin nih PR Deh,
daripada dihukum sama Bu Nayla. ckck bisa pulang tinggal nama akunya."
Sivia terus saja mengoceh sendiri akibat otak nya yang sepertinya benar - benar
sudah lelah digunakan untuk berfikir.
"ggrrrr
kamu tuh bikin pusing tau nggak. Yang punya perusahaan siapa yang disuruh
ngitungin laporan keuangannya siapa. Lagian nih ya, ini pemilik perusahaan nya dongdong
deh. gak tau bikin laporan keuangan sok sok an mau ngediriin perusahaan segala.
mending kalo duit yang di hitung tuh ada. ini duit nya cuma hitam di atas putih
aja. bener-bener gak beres nih yang bikin perusahaan" Omel Sivia ketika ia
mendapati soal yang rumit untuk jurnal penyesuaiannya.
Sedang
asyik - asyiknya ia ngoceh dengan PR nya itu, HP nya yang sejak tadi tergeletak
pasrah di atas kasur nya berdering keras menandakan bahwa ada panggilan masuk.
Sivia berdecak keras lantas berdiri dari tempat duduknya dan meraih HP nya yang
sedang "bawel" itu.
"Halo,
siapa nih ? tau nggak kalau aku tuh lagi ngerjain PR yang susah nya tuh
bagaikan mendaki puncak Himalaya. " omel Sivia pada penelpon diseberang
sana.
"ya
ampun Via, galak banget sih ? ini aku Iel. " Terang pemuda yang menelpon
nya itu yang ternyata adalah Iel. Sivia menjauhkan HP nya dan memandangi nama
penelpon yang tertera dilayar HP nya itu.
"ups,,
sorry kak. ngapain nelpon ?" tanya Sivia
"mau
nagih janji nih. masih ingatkan sama janji kamu?"
"hah
janji ? janji apaan kak ?" Tanya Sivia kaget
"kamu
kan janji mau nemenin kakak jalan. pokoknya 15 menit lagi kakak jemput
kamu." Ucap Iel santai
"eh
eh, aku lagi banyak PR nih kak, kapan - kapan aja deh ya" Ucap Sivia
dengan nada memohon
"gak
mau tau. sampai ketemu lima belas menit lagi Viaa,, daaaa. klik" Ucap iel santai dan langsung memutus sambungan
secara sepihak. Sivia hanya bisa berkoar - koar tidak jelas merutuki nasibnya.
"huhh
seenak jidatnya aja tuh orang. Moga - moga tuh orang dijalan nanti ketemu nenek
sihir dan dia dikutuk jadi tikus got. amin amin amin" ucap sivia ngawur
saking kesalnya dengan makhluk yag bernama Iel itu. Dengan kasar dilemparkannya
HP yang tak berdosa itu keatas kasur dan segera beranjak untuk mengganti
pakaiannya.
***
"koq
manyun - manyun gitu Vi, gak suka sama makanannya, yaudah pesen yang lain aja
gih" Ucap Iel yang sejak tadi melihat wajah Sivia tidak ada antusiasme
sama sekali.
"bukan.
makanannya enak kok. tapi waktunya aja yang gak enak." balas Sivia ketus.
"kurang
garem kali Vi waktunya. udah yuk dimakan, ntar kalo dingin malah nggak enak
lagi makanannya. " ucap Iel dengan watados.
"Huh...
kak Iel plis deh , tadi kan Via udah bilang kalau Via itu lagi banyak PR. gara
- gara kakak ngajak jalan nih ya, PR Via jadi terbengkalai tau nggak"
"Yaudah
biasa aja. kemaren aja gimana ? gara - gara kamu nahan dompet aku, aku jadi gak
bisa ikut kegiatan bareng temen - temen aku." jawab Iel tak mau kalah.
"Iya
iya. udah sekarang kita impas kan" balas Sivia sambil meyuap sesendok
Spagheti meatball dengan segenap hati kedalam mulutnya.
“haha…
kenapa nggak bolos aja Vi besok ? biar selamat dari PR.” Tawar iel santai yang
langsung membuat Sivia tersedak dan melotot kemudian
“heh,
enak aja. Kakak pikir aku itu anak brandal yang hobinya bolos kalau ada PR ?
nggak kali. Walaupun otak aku itu pas – pasan tapi aku paling anti yang namanya
bolos.” Cerocos Sivia berapi – api seolah Iel baru saja menawarkan narkotika
kepadanya
“yah
bukan gitu, sekedar jaga – jaga ka nggak masalah. Lagian besok kan ada event
gitu di PS, yah kalau kamu nggak keberatan aku mau ajak kamu nemenin aku liat –
liat. Event nya asyik loh Vi, yah kayak pameran gadget – gadget terbaru
gitulah. Ini event nya dari seluruh Negara loh Vi. Mau nggak nih ?” Tanya Iel
terus membujuk Sivia yang mulutnya sedang komat – kamit entah ia sedang
melampiaskan kekesalannya atau merapal mantra untuk mengutuk pemuda yang ada
dihadapannya saat ni.
“nggak
mau. Ntar aku dimarahin mama lagi. Lagian emangnya kakak nggak ada kelas ya
besok ?” Tanya Sivis, ia berharap semoga Gabriel bereaksi heboh layaknya Siti
Nurbaya yang ketahuan oleh ayahnya ketika sedang berduaan dengan Saiful Bahri
(?)
“Nggak,
besok jadwal aku free. Jadi nyantai aja. Lagian kalaupun ada, bolong satu hari juga nggak masalah lah”
balas Iel santai sambil menyeruput Cappucino Float miliknya.
“huh
kakak sih enak. Kalau aku bisa habis dimarahin mama” Rutuk Sivia.
“gini
aja, intinya kamu mau nggak liat event nya,? Eventnya Cuma besok aja loh, dari
jam 9 sampai jam 4. “ Balas Iel mencoba merayu gadis itu
“ehm,
gimana ya. pengen sih sebenernya, tapi.. mmm yah taulah” balas Sivia
“gini
aja, besok kamu dandan aja kayak pengen sekolah biasanya. Trus nanti aku yang
jemput kamu deh. Ntar aku yang telponin sekolahan kamu buat minta izin. Gimana
? mau nggak ?” Tanya Iel
“hmm,,,
yakin ini bakalan berhasil?” Tanya Sivia balik
“aku
jamin berhasil deh…” jawab Iel yakin
“hmm,
okedeh kalo gitu. “ ucap Sivia kalem.
“oke.
Setengah 7 ya besok. Ntar aku telpon dulu deh. “
“atur
sajalah.” Balas Sivia sambil melanjutkan makannya yang sejak tadi sempat
tertunda karena menerima bujuk rayu dari Iel (?)
***
Gadis
manis berdagu tirus ini berjalan santai berdampingan dengan pemuda hitam manis
disampingnya. keduanya terlihat begitu ceria pagi ini. Beberapa pasang mata
yang memperhatikan dua insan ini tercengang, sebagian dari mereka ada juga yang
mencibir gadis yang bersama pemuda itu.
Rio
dan Ify pagi ini memang berangkat sekolah bersama. Ify sangat amat teramat
tidak tahu jika Rio akan menjemputnya pagi ini. Ia begitu kaget ketika Rio
sudah berada didepan rumahnya. Jadi, mau tidak mau dia akhirnya mau juga pergi
sekolah bersama pemuda ini. Walaupun awalnya ia menolak mentah – mentah tawaran
Rio untuk pergi sekolah bareng dengan alasan ia tidak enak hati, karena biar
bagaimanapun Rio ini adalah milik orang lain, ia tidak ingin ia dicap buruk
oleh orang lain. Namun karena kasihan juga melihat Rio yang sudah jauh – jauh
menjemputnya, akhirnya gadis ini luluh juga.
“mmm
yo, aku jadi nggak enak deh diliatin sama anak – anak , aku duluan aja ya..”
Ucap Ify yang akhirnya risih juga melihat tatapan aneh dari anak – anak lain
“ah
udahlah Fy, santai aja. Anggap aja nggak ada orang. “ balas Rio santai
“Tapi
yo, kalau kak Pricil liat gimana, aku kan gak enak” jawab Ify sambil
membayangkan wajah Pricil yang merah padam kalau melihat ia dan Rio saat ini.
“tenang
aja, itu biar aku yang urus” jawab Rio tetap dengan nada santainya
“ogah,
ntar kamu Fitnah aku lagi” balas Ify sewot ketika ia teringat kembali peristiwa
Rio memfitnah nya di kantin beberapa hari yang lalu.
“enggak
koq tenang aja.” Jawab Rio mencoba meyakinkan gadis itu
“hmm
iya deh. Tapi awas aja kalau kejadian lagi” jawab Ify singkat
“nggak
kok sayang… “ balas Rio sambil tersenyum dan mengelus pelan puncak kepala gadis
tu, dan berhasil membuat gadis itu salah tingkah
“mm
yo.. panggil Ify aja ya, “ balas Ify yang tak enak hati
“aku
jadi ingat awal awal kta ketemu sampai akhirnya kita jadian deh Fy.” Ucap Rio
sambil mencoba menerawang ke masa – masa Indah itu. Masa dimana pertama kalinya
ia bertemu dengan gadis itu, hingga akhirnya ia berhasil memenangkan hati gadis
itu.
***
Getaran dihatiku yang lama haus akan
belaianmu seperti saat dulu , saat – saat pertama kau dekap dan kau kecup bibir
ini dank au bisikkan kata – kata.. “Aku
Cinta Kepadamu” ….
***
“Good treat for the people who ever
annoy for you, exacily one day he would apologize for you”
“Perlakukanlah dengan baik orang yang pernahmenyakitimu, maka suatu hari
nanti ia akan meminta maaf kepadamu”
***
·
To be
continue *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Give Your Apreciation !!!