Litha's World

Rabu, 09 Mei 2012

Lay My Life On You (part. 5)


:: Lay My Life On You ::
Part. 5





***




Jika aku kembali pada dirinya, aku akan merasa menjadi orang paling jahat sedunia. Karena apa ? karena aku hanya akan merasa seperti penjajah yang menguasai suatu negara yang bukan merupakan hak milikku. Dan dengan begitu , aku akan menyiksa rakyat - rakyat negara itu. Rakyat yang memiliki hak penuh atas negara tersebut. Begitu juga denganku. Ia bilang aku penjajah hatinya. Oh, tolong jangan bilang begitu, sungguh aku tak ingin menyakiti siapapun, apalagi ia yang mencintaimu. Kau bukan milikku lagi. Jadi, tak sepantasnya aku menahanmu . Biarkan saja aku disini sendiri meratapi hatiku yang baru saja tersakiti...



***



Deburan ombak serta angin pantai yang bertiup semilir menemani dua remaja ini, Rio dan Ify. Setelah peristiwa itu Rio sengaja meminta izin kepada guru piket untuk mengantar Ify pulang. Bukan tanpa alasan, Rio memilih "melarikan" gadis ini dari sekolah, ia hanya ingin sedikit meredam sakit gadis itu, jika gadis ini tetap berada di sekolah maka akan bertambah banyak lagi sakit hati yang dirasakannya jika melihat penghianat itu. Tetapi Ify menolak untuk langsung pulang, jadilah Rio memutar arah menuju pantai ini.

Ify, gadis ini sejak tadi masih saja terus berdiam diri memeluk lutut. Matanya memandang kosong kearah deburan ombak didepan sana. Rio yang duduk disampingnya sengaja membiarkan gadis ini berdiam diri, agar gadis ini merasa lebih tenang. Tetapi, akhirnya Rio lelah juga di diamkan seperti ini. Ia merasa seperti orang bodoh yang bercita - cita ingin menjadi patung pancoran (?)

"Nggak capek Fy diem mulu. ?" Tanya Rio lembut, dan hanya disambut dengan sebuah gelengan oleh Ify.

"Kalau kamu diem gini, kamu nggak akan merasa lebih tenang Fy, percaya deh sama aku." ucap Rio tenang sambil membelai pelan puncak kepala gadis itu

"trus aku harus ngapain ? nangis - nagis dipojokan kamar? iya, gitukan maksud kamu" balas Ify ketus

"bukanlah, coba teriak deh. coba kamu teriakin apa yang ada dipikiran kamu sekarang. aku jamin kamu bakalan ngerasa lebih plong" Ucap Rio sambil berdiri, dan mengarahkan tangannya kedepan wajah Ify untuk membantu gadis itu berdiri.

"Nah coba sekarang kamu teriak deh" ucap Rio sambil melemparkan senyumnya ke arah Ify

"nggak deh yo. malu diliatin orang" jawab Ify lemah

"hah ? gak ada orang lain kali Fy selain kita, inikan jam efektif, jam nya orang kerja, sekolah, dll." jelas Rio

“hah ? serius yo ?” tanya Ify linglung.

“yaampun Ify, dari tadi juga gitu, liat aja sendiri. Disekitar kita gak ada orang lain kan” perintah Rio sewot, sedangkan Ify mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru pantai ini

iya sepi” batin Ify menggumam

“mau teriak gak nih?” tanya Rio kemudian

“tapi…. Huft oke deh. Tapi jangan diketawain ya!” balas Ify sambil menoleh kea rah Rio dengan tatapan memohon, yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Rio
Lalu dengan perlahan Ify menarik napas nya dalam – dalam agar teriakannya lebih maksimal (?)

“ALVIIIINNNN AKUUU BENCII KAMUUUUUUU….” Teriak Ify dengan segenap hati, nafasnya sampai terengah akibat ia terlalu bersemangat berteriak.

“asyik, boleh lagi nggak?” tanya Ify sambil bertanya kepada Rio yang sejak tadi hanya diam memperhatikan dirinya.

“teriak sampai kamu benar-benar plong” balas Rio sambil tersenyum, yang membuat gadis itu juga ikut tersenyum, lantas kembali menarik nafas dalam dalam.

“ALVIIIINNNNNNN AKUUU BENCII PAKE BANGET SAMA KAMUUUUU” Ify kembali berteriak, walaupun ia sedikit terengah namun senyum kelegaan terpancar jelas diwajahnya.

“masih mau lagi?” tanya Rio

“enggak, udah plong kok. Makasih ya yo” balas Ify sambil tersenyum ikhlas.

“iya, sama – sama. Eh Fy, laper nggak ?” tanya Rio (lagi)

“banget. Balik yuk yo, tapi cari makan dulu. Tapi kalo nggak ngerepotin kamu juga sih” pinta Ify ragu – ragu.

“nggak ngerepotin koq, setuju banget malah. Yuk mariii” jawab Rio sambil merangkul santai  pundak Ify, Ify tak bisa menolak, Ia malah menunduk menyembunyikan wajahnya yang sudah bersemu merah muda.



***



Jadi orang baik itu memang menyenangkan menurut beberapa orang. Tapi jika dengan berbuat baik itu hanya akan menyengsarakan hidupku? Untuk apa aku harus memasang topeng dengan image baik hanya demi menyenagkan hati orang lain.



***


“eh,,, eh,,, liat Rio nggak?” tanya seorang gadis sambil menghalangi jalan Shilla,

“nggak tuh. Dia kan udah pulang dari tadi. Udah minggir aku mau lewat” usir Shilla pada gadis yang menghalangi jalannya itu

“yee belagu amat sih. Masih kelas dua aja belagu. Aku nih kakak kelas kamu, sopan dikit donk” bentak gadis itu galak, yang mebuat Shilla gerah, namun ia pura – pura menyesal

“oh maaf kak, aku salah. Aku anak baru disini soalnya jadi belum begitu tahu apa – apa. Ngomong – ngomong ada apa ya kakak cariin Rio?” Tanya Shilla penasaran

“dia tadi pagi ngajakin pulang bareng, sekalian jemput adek aku, adek aku kan ceweknya Rio” jawab gadis itu dengan sedikit penekanan pada kata “ceweknya” entah apa maksudnya

“owh, jadi kakak itu calon iparnya Rio nih ceritanya. Oh iya kak, kenalin aku Shilla. Nama kakak Siapa?” tanya Shilla sok baik dan sebangsanya. Sepertinya gadis ini tengah merencanakan sesuatu dengan gadis didepannya ini.

“aku Pricilla, tapi panggil Pricil aja.” Jawab gadis itu yang ternyata adalah Pricil –kakak Sivia-

“oh, udah coba telpon Rio kak?” tanya Shila basa – basi sambil mengikuti langkah Pricil yang mulai ingin meninggalkan kelas XI IPA 1 itu.

“udah, tapi HP nya gak aktif.” Balas Pricil singkat

“coba telpon Ify aja kak” ucap Shila yang berhasil membuat Pricil menghentikan langkahnya.

“Ify, ? anak kelas kalian itu kan?” tanya Pricil mencoba memastikan

“Iya kak. Tadi kan Rio minta izin buat nganterin Ify pulang, yah katanya sih si Ify sakit gak tau sakit apa. Padahal sebelumnya dia baik – baik aja tuh” terang Shilla,

“ah sialan tuh cewek. Dia lagi dia lagi. Nggak terima banget sih udah diputusin Rio masih aja kegatelan deketin si Rio. Eh, punya nomer HP nya si Ify nggak shil. ?” Tanya Pricil

“wah aku nggak punya tuh kak, kalo aku punya pasti langsung aku kasi ke kakak deh” balas Shilla sambil memasang tampang penyesalan yang memuakkan

“ck, sialan tuh Si Ify, liat aja besok. Aku harus kasi perhitungan kayaknya sama anak itu” ucap Pricil kesal

“jadi kakak kesal juga sama dia?” tanya Shilla

“banget, eh kok kamu nanya gitu? Kamu sebel sama dia? Kenapa kenapa?” tanya Pricil antusias

“huh iya kak, kemarin kan dia nembak Alvin , pacar aku. Si Alvin kasian langsung diterima deh tuh si Ify. Kasihan gitu katanya. Tapi untungnya pas dia tau aku pindah sekolah disini, dia langsung mutusin si Ify. “ terang Shilla dengan tampang kesal yang dibuat-buat, tentu saja ia berbohong

“huh dasar tuh anak. Kecentilannya udah akut banget kayak nya. Gak laku kali ya tuh cewek. Tampang nya aja tuh yang sok sok Innocence gitu. Tapi otaknya ganjen juga.” Pricil mulai bercuap – cuap mengeluarkan uneg unegnya, sepertinya ia merasa nyaman bercerita pada Shilla.

“yah begitulah kak, kita kan nggak bisa liat orang dari luar nya aja. “ balas Shilla

“sip bener banget tuh Shil. Eh Shil boleh minta nomer kamu nggak?” tanya Pricil

“with pleasure kak, pinjem HP kakak deh” balas Shilla sambil mengambil HP yang diberikan Pricil dan mengetik beberapa digit nomer HP nya, dan ia kembalikan lagi setelah selesai mengetikkan nomernya,

“Okay, thanks ya Shil, tuh udah aku miscall, di save ya nomer aku. Ntar kalau si centil itu macem – macem sama si Rio, tolong sms aku ya” ucap Pricil dengan nada memohon

“oke kak, ntar aku pasti laporan sama kakak kok” balas Shila sambil tersenyum.

“okay, makasih ya Shil aku duluan” Kata Pricil sambil melambaikan tangannya yang dibalas juga oleh Shilla

“lumayan juga deh ya buat diperalat ngejatuhin Ify itu” ucap Shilla sinis ketika Pricil sudah benar – benar berlalu.


***


Sivia sedang berkutat dengan PR Akuntansi nya, maklum untuk anak IPS Akuntansi adalah merupakan hal yang wajib. Deretan - deretan angka yang berjejer di neraca lajur dihadapannya ini seperti ingin menelannya hidup - hidup. Gadis ini berkoar - koar sendiri kepada kertas - kertas tak berdaya yang sedang digelutinya.

"Huhhh,,, si Rio itu maunya apa sih. aku sakit aja gak segitunya, Tapi apa benar yang dibilang kak Pricil ya? yang dia bilang Ify pura-pura sakit demi dapet perhatian dari Rio?" Tanya Sivia pada kertas2 itu. Ia sepertinya mulai tidak waras saat ini.

"tau deh gelap, lagian aku percaya kok sama Rio. huhh mending mikirin nih PR Deh, daripada dihukum sama Bu Nayla. ckck bisa pulang tinggal nama akunya." Sivia terus saja mengoceh sendiri akibat otak nya yang sepertinya benar - benar sudah lelah digunakan untuk berfikir.

"ggrrrr kamu tuh bikin pusing tau nggak. Yang punya perusahaan siapa yang disuruh ngitungin laporan keuangannya siapa. Lagian nih ya, ini pemilik perusahaan nya dongdong deh. gak tau bikin laporan keuangan sok sok an mau ngediriin perusahaan segala. mending kalo duit yang di hitung tuh ada. ini duit nya cuma hitam di atas putih aja. bener-bener gak beres nih yang bikin perusahaan" Omel Sivia ketika ia mendapati soal yang rumit untuk jurnal penyesuaiannya.

Sedang asyik - asyiknya ia ngoceh dengan PR nya itu, HP nya yang sejak tadi tergeletak pasrah di atas kasur nya berdering keras menandakan bahwa ada panggilan masuk. Sivia berdecak keras lantas berdiri dari tempat duduknya dan meraih HP nya yang sedang "bawel" itu.

"Halo, siapa nih ? tau nggak kalau aku tuh lagi ngerjain PR yang susah nya tuh bagaikan mendaki puncak Himalaya. " omel Sivia pada penelpon diseberang sana.

"ya ampun Via, galak banget sih ? ini aku Iel. " Terang pemuda yang menelpon nya itu yang ternyata adalah Iel. Sivia menjauhkan HP nya dan memandangi nama penelpon yang tertera dilayar HP nya itu.

"ups,, sorry kak. ngapain nelpon ?" tanya Sivia

"mau nagih janji nih. masih ingatkan sama janji kamu?"

"hah janji ? janji apaan kak ?" Tanya Sivia kaget

"kamu kan janji mau nemenin kakak jalan. pokoknya 15 menit lagi kakak jemput kamu." Ucap Iel santai

"eh eh, aku lagi banyak PR nih kak, kapan - kapan aja deh ya" Ucap Sivia dengan nada memohon

"gak mau tau. sampai ketemu lima belas menit lagi Viaa,, daaaa.  klik"  Ucap iel santai dan langsung memutus sambungan secara sepihak. Sivia hanya bisa berkoar - koar tidak jelas merutuki nasibnya.

"huhh seenak jidatnya aja tuh orang. Moga - moga tuh orang dijalan nanti ketemu nenek sihir dan dia dikutuk jadi tikus got. amin amin amin" ucap sivia ngawur saking kesalnya dengan makhluk yag bernama Iel itu. Dengan kasar dilemparkannya HP yang tak berdosa itu keatas kasur dan segera beranjak untuk mengganti pakaiannya.


***

"koq manyun - manyun gitu Vi, gak suka sama makanannya, yaudah pesen yang lain aja gih" Ucap Iel yang sejak tadi melihat wajah Sivia tidak ada antusiasme sama sekali.

"bukan. makanannya enak kok. tapi waktunya aja yang gak enak." balas Sivia ketus.

"kurang garem kali Vi waktunya. udah yuk dimakan, ntar kalo dingin malah nggak enak lagi makanannya. " ucap Iel dengan watados.

"Huh... kak Iel plis deh , tadi kan Via udah bilang kalau Via itu lagi banyak PR. gara - gara kakak ngajak jalan nih ya, PR Via jadi terbengkalai tau nggak"

"Yaudah biasa aja. kemaren aja gimana ? gara - gara kamu nahan dompet aku, aku jadi gak bisa ikut kegiatan bareng temen - temen aku." jawab Iel tak mau kalah.

"Iya iya. udah sekarang kita impas kan" balas Sivia sambil meyuap sesendok Spagheti meatball dengan segenap hati kedalam mulutnya.

“haha… kenapa nggak bolos aja Vi besok ? biar selamat dari PR.” Tawar iel santai yang langsung membuat Sivia tersedak dan melotot kemudian

“heh, enak aja. Kakak pikir aku itu anak brandal yang hobinya bolos kalau ada PR ? nggak kali. Walaupun otak aku itu pas – pasan tapi aku paling anti yang namanya bolos.” Cerocos Sivia berapi – api seolah Iel baru saja menawarkan narkotika kepadanya

“yah bukan gitu, sekedar jaga – jaga ka nggak masalah. Lagian besok kan ada event gitu di PS, yah kalau kamu nggak keberatan aku mau ajak kamu nemenin aku liat – liat. Event nya asyik loh Vi, yah kayak pameran gadget – gadget terbaru gitulah. Ini event nya dari seluruh Negara loh Vi. Mau nggak nih ?” Tanya Iel terus membujuk Sivia yang mulutnya sedang komat – kamit entah ia sedang melampiaskan kekesalannya atau merapal mantra untuk mengutuk pemuda yang ada dihadapannya saat ni.

“nggak mau. Ntar aku dimarahin mama lagi. Lagian emangnya kakak nggak ada kelas ya besok ?” Tanya Sivis, ia berharap semoga Gabriel bereaksi heboh layaknya Siti Nurbaya yang ketahuan oleh ayahnya ketika sedang berduaan dengan Saiful Bahri (?)
“Nggak, besok jadwal aku free. Jadi nyantai aja. Lagian kalaupun ada,  bolong satu hari juga nggak masalah lah” balas Iel santai sambil menyeruput Cappucino Float miliknya.

“huh kakak sih enak. Kalau aku bisa habis dimarahin mama” Rutuk Sivia.

“gini aja, intinya kamu mau nggak liat event nya,? Eventnya Cuma besok aja loh, dari jam 9 sampai jam 4. “ Balas Iel mencoba merayu gadis itu

“ehm, gimana ya. pengen sih sebenernya, tapi.. mmm yah taulah” balas Sivia

“gini aja, besok kamu dandan aja kayak pengen sekolah biasanya. Trus nanti aku yang jemput kamu deh. Ntar aku yang telponin sekolahan kamu buat minta izin. Gimana ? mau nggak ?” Tanya Iel

“hmm,,, yakin ini bakalan berhasil?” Tanya Sivia balik

“aku jamin berhasil deh…” jawab Iel yakin

“hmm, okedeh kalo gitu. “  ucap Sivia kalem.

“oke. Setengah 7 ya besok. Ntar aku telpon dulu deh. “

“atur sajalah.” Balas Sivia sambil melanjutkan makannya yang sejak tadi sempat tertunda karena menerima bujuk rayu dari Iel (?)



***


Gadis manis berdagu tirus ini berjalan santai berdampingan dengan pemuda hitam manis disampingnya. keduanya terlihat begitu ceria pagi ini. Beberapa pasang mata yang memperhatikan dua insan ini tercengang, sebagian dari mereka ada juga yang mencibir gadis yang bersama pemuda itu.

Rio dan Ify pagi ini memang berangkat sekolah bersama. Ify sangat amat teramat tidak tahu jika Rio akan menjemputnya pagi ini. Ia begitu kaget ketika Rio sudah berada didepan rumahnya. Jadi, mau tidak mau dia akhirnya mau juga pergi sekolah bersama pemuda ini. Walaupun awalnya ia menolak mentah – mentah tawaran Rio untuk pergi sekolah bareng dengan alasan ia tidak enak hati, karena biar bagaimanapun Rio ini adalah milik orang lain, ia tidak ingin ia dicap buruk oleh orang lain. Namun karena kasihan juga melihat Rio yang sudah jauh – jauh menjemputnya, akhirnya gadis ini luluh juga.

“mmm yo, aku jadi nggak enak deh diliatin sama anak – anak , aku duluan aja ya..” Ucap Ify yang akhirnya risih juga melihat tatapan aneh dari anak – anak lain

“ah udahlah Fy, santai aja. Anggap aja nggak ada orang. “ balas Rio santai

“Tapi yo, kalau kak Pricil liat gimana, aku kan gak enak” jawab Ify sambil membayangkan wajah Pricil yang merah padam kalau melihat ia dan Rio saat ini.

“tenang aja, itu biar aku yang urus” jawab Rio tetap dengan nada santainya

“ogah, ntar kamu Fitnah aku lagi” balas Ify sewot ketika ia teringat kembali peristiwa Rio memfitnah nya di kantin beberapa hari yang lalu.

“enggak koq tenang aja.” Jawab Rio mencoba meyakinkan gadis itu

“hmm iya deh. Tapi awas aja kalau kejadian lagi” jawab Ify singkat

“nggak kok sayang… “ balas Rio sambil tersenyum dan mengelus pelan puncak kepala gadis tu, dan berhasil membuat gadis itu salah tingkah

“mm yo.. panggil Ify aja ya, “ balas Ify yang tak enak hati

“aku jadi ingat awal awal kta ketemu sampai akhirnya kita jadian deh Fy.” Ucap Rio sambil mencoba menerawang ke masa – masa Indah itu. Masa dimana pertama kalinya ia bertemu dengan gadis itu, hingga akhirnya ia berhasil memenangkan hati gadis itu.



***


Getaran dihatiku yang lama haus akan belaianmu seperti saat dulu , saat – saat pertama kau dekap dan kau kecup bibir ini dank au bisikkan kata – kata.. “Aku Cinta Kepadamu” ….


***


“Good treat for the people who ever annoy for you, exacily one day he would apologize for you”

Perlakukanlah dengan baik orang yang pernahmenyakitimu, maka suatu hari nanti ia akan meminta maaf kepadamu”


***

·         To be continue *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Your Apreciation !!!