:: Lay My
Life On You::
Part. 2
***
“Fy dengerin aku baik – baik, aku mau ngomong
serius sama kamu boleh ?”
“ngomong aja, dari tadi kamu juga udah ngoceh “
“uhmm,,, Fy, aku….”
"Rio..." teriakan seorang gadis membuat
Rio kaget dan segera mencari sumber suara itu.
"mampus" batin Rio ketika ia melihat
gadis yang kini tengah berjalan santai ke arahnya.
"ngapain kamu disini yo ? mau coba - coba
ngeduain adik aku ya ?" tanya gadis itu ketus dengan tangan dilipat di
dada dan melirik sinis ke arah Ify.
"ehh kak pricil, em itu anu kak, aku cuma mau
minjam PR koq sama ify, tapi syaratnya aku harus traktir dia dulu baru deh di
pinjemin" dusta Rio dengan senyum manis seperti biasanya. Ify yang
mendengar ucapan Rio tadi shock setengah mati, ia tak menyangka pemuda didepan
nya ini menjelek-jelekkan dirinya.
"yang bener kamu ?" tanya pricil lagi,
yang ternyata adalah kakak dari sivia-kekasih rio-
"iya kak, tanya aja sama Ify nya. ya kan Fy
?" tanya Rio dengan tatapan memohon ke arah Ify. Ify tentu saja kaget. ia
bingung, jika ia menjawab "iya" dia pasti akan dapat label
"buruk" didepan pricil. tapi kalau ia jawab tidak ? ia kasihan dengan
Rio.
"eh, eum iya kak" jawab Ify kikuk
"ieuwh, dasar cewek matre. hati - hati aja yo
kamunya temenan ama nih cewek, ntar abis di porotin lagi duit kamu, ckck gak
nyangka ya, tampang nya aja yang innocence, tapi matre abis" ucap pricil
ketus sambil melirik jijik ke arah Ify, kemudian berlalu begitu saja
meninggalkan mereka berdua.
"aku duluan" ucap Ify cepat dan berlari
meninggalkan Rio.
Rio hanya diam, tak dapat berbuat apa-apa. Disatu
sisi ia sangat menyesal telah memfitnah Ify seperti itu, tapi di satu sisi ia
juga lega karena Pricil tidak tau yang sebenarnya.
"maafin aku fy" lirih Rio
***
Jangan
kau lambungkan anganku, jika hanya akan kau hempaskan nantinya.
"Hiks,,,hiks,,," Ify masih menangis
tersedu dibahu agni.
"ceup,, ceup,, udah donk Fy, nih baju aku udah
basah nih gara-gara kamu nagis terus. ceup ya, gak usah dipikirin lah cowok
sarap kayak Rio itu. mending kamu tendang aja langsung ke kandang buaya"
ucap agni sambil mengelus pelan pundak Ify.
“aku sakit hati ag, dia kenapa sih tega banget sama
aku. Aku salah apa sama dia.?” Ucap Ify sambil terisak
“nggak, kamu nggak ada salah. Emang dasar si Rio
nya aja yang brengsek. Sama aja nih sama cunguk yang satu ini” ucap Agni sambil
melirik sinis ke pemuda di depannya, yang tak lain adalah kekasihnya
“ngek (?) gitu amat sih yank, aku kan baik hati
rajin menabung dan tidak sombong. Wuehehe. Udah lah Fy, ntar biar aku mandiin
pake kembang deh tuh si pesek, biar setan penghuninya pada ilang semua” Ucap
cakka,
Cakka Kawekas Nuraga adalah kekasih Agni, sekaligus
sobat kental Rio.
“ck, mending diem aja deh “ ketus Agni
“Huft” lirih Ify sambil melepaskan pelukan Agni dan
membersihkan sisa-sisa air matanya
“makasih ya Ag, buat bahunya. Aku cengeng banget
ya” ucap Ify
“nangis tuh wajar Fy, tapi buat hal-hal yang
bermutu aja. Kalo kamu nangisin cowok tuh kesannya air mata kamu terlalu
berharga. Apalagi buat cowok kayak Rio”
“hm, makasih ya Ag, “ ucap Ify sambil memeluk Agni
(lagi)
“sama- sama Fy, “ balas Agni
“hueee, jadi terharu, hiks hiks, aye dikacangin
mak” ucap cakka gaje
“mau dipeluk juga?” tanya Agni
“mau pake banget yank,”
“minta peluk aja sama Rio” balas Agni
“ngek (?) nggak ada sensasi nya kali yank kalo
dipeluk ama Rio” jawab cakka sewot
“banyak kali sensasi nya, pasti besok langsung jadi
Hot News di madding sama di radio sekolah. Judulnya “Duo Maho Kece” Whahaha”
ledek Agni yang berhasil mebuat Ify juga ngakak, dan tekanan batin (?) untuk
cakka
“tega amat sih yank sama pacar mu yang ganteng ini”
ucap cakka nelangsa
“bodo amat, yuk Fy” balas Agni dan segera berlari
dari hadapan cakka
“ayankk,,, tanpamu aku galau…” teriak cakka lebay
ala-ala salah satu iklan yang sekarang tengah marak di televise
“lebeeeeeee….” Balas Agni juga berteriak.
“huft, agni sama cakka bikin iri deh “ batin Ify
***
Siang ini matahari bersinar begitu terik , menguras
keringat siapa saja yang melawannya dan mungkin bisa juga menghanguskan kulit
karena panasnya yang menyengat.
Gadis cantik berkulit putih dengan rambut sebahu
ini terlihat hampir menyerah, dengan segenap hati ia mengibaskan beberapa
lembar kertas yang dipegang nya untuk sekedar menyejukkan tubuhnya. kini hanya
ia sendiri yang masih betah berdiri menunggu jemputan dimuka gerbang
sekolahnya.
"yaa ampun, matahari nya nggak sohib banget
sih ? sumpah deh pulang dari sini kulit aku langsung gosong" ucap gadis
itu.
"huuft, ah kak Pricil mana lagi, gak kasihan
apa sama adiknya yag manis ini ? ck" lagi - lagi gadis ini ngoceh sendiri.
ckckck --"
"permissi dek, " sapa seseorang kepada
gadis itu.
Sivia -gadis itu- menoleh ke arah sumber suara yang
menyapa nya lantas menaikkan sebelah alisnya.
dilihat nya pemuda tampan yang kira - kira seorang
mahasiswa itu dengan tatapan jengkel.
"apa ? adek adek, sejak kapan aku jadi adek
kamu" ketus Via
"oh, maaf, aku kan nggak tau nama kamu , jadi
aku panggil adek aja, pengen panggil mbak, kamu nya lebih muda dari aku. masih
SMA kan ?" tanya pemuda itu sambil tersenyum ramah
"ya iyalah, nggak mungkin kan pegawai kantoran
pake seragam putih abu - abu kayak gini" jawab Via masih dengan nada
ketusnya, sepertinya matahari yang membakar di atas sana juga berpengaruh besar
pada mood gadis ini
"yaa makanya aku panggil adek, kalo kamu pake
seragam kantoran pasti aku panggil tante atau ibu gitu"
"whatever" balas Sivia
"eh dek, aku mau nanya boleh nggak ?"
"aduh, nggak usah panggil aku adek deh,
panggil nama aku aja Via, V-I-A."
"iya deh, emm jadi boleh nanya nggak nih
VIA" tanya pemuda itu lagi dengan penuh penekanan pada saat menyebut nama
Via.
"nanya aja, asalkan pertanyaannya masuk
akal"
"ehm,, bengkel disini dimana ya ? soalnya
mobil aku mogok nih" tanya pemuda itu.
"owh bengkel. bengkel ada disana noh, dari
arah sini lurus aja, trus ambil kanan, nemu dah tuh bengkel" jelas Sivia
sambil menunjukkan arah yang dimaksudnya.
"owh siip, deh, ehm, tadi kan udah nanya ,
sekarang minta tolong boleh nggak? he he he.." tanya pemuda itu lagi
sambil menggaruk - garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
"tolong apa ? kalo disuruh bantuin kamu dorong
mobil kamu sampe bengkel sana aku nggak mau" celoteh Sivia
"nggak lah, aku cuma minta tolong kamu jagain
mobil aku dulu disini, trus aku panggil tukang bengkel nya. gimana bisa nggak
Via ?"
"ogah ogah, ntar kalau aku dijemput gimana
?" tolak Sivia
"yaudah kaau kamu dijemput pulang duluan gak
apa-apa kok, mau yaa pliss " bujuk pemuda itu
"iya iya, udah buruan sana, "
"siip, makasih ya Via" ucap pemuda itu
yang hanya dibalas dengan sebuah anggukan oleh Via.
Dengan setengah berlari pemuda itupun pergi mencari
bengkel yang arahnya baru saja ditunjukan oleh Sivia tadi.
"cakep juga, kayak Rio" ucap Via pelan
sambil tersenyum. tanpa disadarinya semburat merah jambu telah terpoles alami
di pipi chubby nya itu.
***
Give your smile for everyone , but give your love
for only one person…
“Berikanlah senyummu pada setiap orang, tapi
berikanlah cintamu hanya untuk satu orang saja”
***
Dua remaja ini tampaknya begitu ceria , dengan
masih menggunakan seragam mereka berdua masih saja asyik mengelilingi salah
satu mall ternama di Ibu Kota ini. Beberapa kantong belanjaan berjejalan di
tangan mereka, sesekali mereka tertawa nyaring saat topic pembicaraan mereka
menyangkut hal – hal lucu bin nyeleneh, atau kadan dengan susah payah mereka
berdua menahan tawa jika didepan mereka ada orang – orang aneh bin ajaib.
Seperti saat ini, keduanya masih saja menahan tawanya saat seorang pria paruh
baya dengan pakaian ala pelawak Jojon , dan kumis ala ikan lele yang melintang
menari – nari gaje disalah satu permainan di Timezone ini.
“ampun lah, amit – amit deh, jangan sampai ntar aku
punya pacar kayak tuh orang . sumpah deh vin, kocak abis. Nggak takut encok tuh
pinggang. Ckck, ntar kamu kalau udah tua jangan kayak gitu ya Vin, malu… “
bisik Ify kepada Alvin yang masih saja terkikik geli demi menahan tawa nya agar
tidak meledak.
“masoloh,, ya nggak lah py, apin mah udah tua nanti
tetep kece. Hehehe” balas Alvin
“yeee apin ngarep niih…”
“ya ngarep lah py, siapa sih yang nggak mau tetep
kece sampai tua nanti. Kamu pasti juga mau kan ? ngaku deh”
“hehehe, iya sih Pin, hehe. Eh, Pin, cari resto
yuk. Asli laper banget nih mana nih perut hampir stroke lagi gara- gara liat
tuh bapak – bapak”
“ayok deh Py, cacing di perut apin juga udah pada
konser nih,”
“yuukk mariiiii……….” Jawab Ify dengan semangat
lantas langsung menggandeng lengan Alvin. Keduanya berlalu begitu saja. Tanpa
mereka sadari ternyata sejak tadi ada seseorang yang mengekor setiap pergerakan
mereka.
“shit…” umpat seseorang yang sejak tadi mengekori
Alvin dan Ify.
***
“Terima kasih ya mas atas
bantuannya, ini bayarannya mas, kembaliannya ambil saja mas itung-itung uang
capek” Ucap pemuda dengan senyum ramah sambil mengulurkan selembar uang seratus
ribuan
“sama-sama dek, terima kasih juga
telah menggunakan jasa saya” balas orang yang di depan pemuda tadi,
“oke mas”
“kalau begitu saya permisi ya dek,
terimakasih” ucap orang itu sambil berlalu
“Huft akhirnyaa,, sembuh juga nih
mobil”
“nggak blang makasih sama aku nih ?
udah sukur mobil nya aku tungguin “ celetuk seorang gadis manis dengan rambut
sebahu yang sejak tadi berdiri dibelakang pemuda tampan ini
“oh iya, hamper lupa. Heehehehe,
makasih ya Via. Eh belom pulang nih ?”
“belom lah, kalo aku udah pulang
nggak mungkin donk aku masih disini”
“iya ya. Hahaha. Aku anterin pulang
mau nggak. Itung – itung sebagai rasa terima kasih aku karena kamu udah jagain mobil
aku.” Tawar pemuda itu
“nggak, makasih. Ntar aku diculik
lagi. Sekarang kan lagi marak kasus penculikan anak dibawah umur. “
“ya ampun.. masa tampang kayak gini
dibilang penculik ? mana aja penculik cakep kayak gini”
“ish udah ahh, pulang sana. Aku
masih mau nunggu jemputan aku.” Ketus Via,
“yakin nih? Masa dari tadi nunggu
mulu ? udah 2 jam loh kamu nunggu. Beneran deh aku orang baik – baik. “
“nggak ah, mana ada orang jahat
ngaku jahat “
“gini deh, nih dompet aku, kamu
pegang aja dulu. Disitu banyak barang – barang penting aku, ada KTP, SIM, Kartu
Mahasiswa, Credit Card, Kartu ATM, sama duit aku. Sekarang aku antar kamu,
kalau udah sampai rumah kamu ntar tuh dompet balikin lagi ke aku” terang pemuda
itu panjang lebar sambil mengansurkan dompet miliknya kepada Via
“oke deh.” Jawab Via sambil
mengambil dompet pemuda itu
“siip, rumah kamu dimana?”
“Perum Mentari. 2”
“Ok sip, silahkan masuk tuan
putrii…” ucap pemuda itu sambil membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Sivia
masuk, yang membuat pipi gadis itu bersemu merah.
Setelah Sivia masuk ke mobil,
pemuda itu pun segera membuka pintu sebelahnya dan menempatkan dirinya
dibelakang kemudi,
“Cewek yang unik. Gimana pun
caranya, aku harus dapatin dia” batin pemuda itu. Perlahan mobilnya mulai menjauh
dari komplek SMA Pertiwi itu.
***
Bagaimana
sebenarnya wujud cinta itu ? apakah ada yang tau? Apakah cinta itu padat ? atau
cair? Atau ia hanya merupakan gas ? entahlah, tak perduli bagaimana bentuknya.
Yang jelas cinta itu membuat semuanya terasa berbeda dan lebih indah jika
dilandasi dengan hati yang tulus.
***
*to
be continued*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Give Your Apreciation !!!