:: Don’t Leave Me Please ::
***
Saat terindah saat bersamamu…
Begitu lelapnya aku pun
terbuai…
***
Cinta adalah perasaan tarik
menarik didalam hati dua manusia yang berlawanan jenis untuk saling merasakan
suka duka antara satu sama lain..
“Love is an attractive feelling
in the heart between two people from another kind to feel happiness and sad
each other”
***
Tatapan
kosong menerawang seorang gadis manis yang sedang duduk di kursi roda itu
menyita perhatian seorang pemuda hitam manis di ujung koridor sana.
Gadis
itu termenung, ingin sekali ia berteriak sekencang-kencangnya. Ia ingin sedikit
bernego dengan Tuhan. Ia ingin seperti dulu, ia tak ingin menjadi gadis lemah
yang selalu menyusahkan orang lain. Ya, menyusahkan orang lain. Huuh, ia sangat
tak suka jika harus membuat orang lain susah karena harus mengurusinya,walaupun
sebenarnya orang itu ikhlas sekalipun, ia sangat tidak suka.
-Alyssa
Saufika Umari- , atau lebih dikenal dengan Ify, gadis cantik nan manis dengan
kulit kuning langsat khas perempuan Indonesia, ditambah dengan dagu tirus serta
senyuman ramah yang sangat mempesona. Gadis ini merupakan mahasiswi dari salah
satu Universitas terkemuka di Jakarta.
Namun
sudah satu bulan terakhir ini ia meninggalkan kewajiban nya sebagai mahasiswi,
ia juga menanggalkan senyumnya, keramahannya.
Dimana
senyumnya ? dimana senyum ramah seorang Ify ? apakah mereka juga ikut terbawa
kecelakaan itu ? yah mungkin saja.
Kecelakaan
yang kira-kira terjadi satu bulan yang lalu ini berhasil mencuri indera
penglihatan gadis itu. Banyak nya serpihan-serpihan dari kaca depan mobil nya
yang menancap di bola mata gadis itu, harus membuat gadis itu dengan tabah
menerima yang sudah terjadi.
***
"good
afternoon Alyssa, what are you doing here ? are you okay?" suara itu
berhasil membuat Ify menyudahi renungannya
"oh
no, i can't be okay if i can't see"
"semua
itu bakalan kamu dapatin lagi Alyssa, asalkan ada keyakinan dari diri
kamu"
"Just
call me Ify, that's better, Doctor Rio?"
"oh
course ! if you wanna it, i will. and you must call me "Rio" without
doctor, deal ?"
"berasa
muda ya ?" tanya ify tanpa ekspresi apapun
"yes
sure, you will see"
"when
? "
"nanti,
kalau kamu udah yakin kalau kamu bakalan sembuh" tegas orang itu -Rio-
"aku
nggak yakin , apa mungkin ada orang yang mau donorin matanya buat cewek buta
kayak aku? mungkin hanya orang-orang bodoh yang mau menyia-nyiakan matanya di
donorin buat orang lain" tandas gadis itu lemah
"justru
hanya orang bodoh yang nggak mau, kalau kamu ngijinin aku mau donorin mata aku
buat kamu, supaya kamu bisa liat wajah aku yang ganteng ini. ntar aku pinjem
matanya Prof. Mad Eye aja. hehe" candaan pemuda itu berhasil mencuri
sedikit senyuman Ify
"yee,
nggak perlu kali. kebanyakan nonton Harry Potter sih ya kayaknya"
"iya
donk, eh udah makan fy?"
"belum,
males. lagian gak ada yang peduli juga kalo aku makan atau nggak nya"
"siapa
bilang ? banyak kok orang-orang yang sayang sama kamu. buktinya, semenjak kamu
dirawat disini kamu nggak pernah sepi pengunjung kan?"
"maksud
nya ? emang nya aku supermarket apa, bahasa nya diperbaiki bisa kali ya pak
dokter"
"haha,
makan gih, abis itu minum obat"
"enggak
ah, makanannya nggak enak, tiap hari itu-itu aja, usulin donk yo ke pihak rumah
sakitnya, menunya tuh pake pizza kek, fried chiken kek, dan jangan lupa, ice
cream for the dessert, haha"
"yeee
emang nya kamu kira restaurant, udah ayo makan"
"aku
nggak mau dokter Rio.. makanan rumah sakit tuh nggak enak"
"yaiyalah,
kalo makanan di rumah sakit tuh enak-enak banyak yang pengen sakit lagi."
"pokoknya
nggak mau"
"yaudah
deh, aku suapin aja dijamin makanannya jadi amat sangat teramat enak"
"haha,
ada-ada aja, nggak ah"
"Oh
come on dear"
"nggak
mau..." Ify bersikeras, ia terus menggelengkan kepalanya ketika Rio
terus-terusan membujuk nya untuk makan. samapi tiba-tiba
Cup,
kecupan manis bibir Rio mendarat tepat di pipi kanan Ify, membuat gadis itu
terdiam, speechless tak menyangka.
"masih
nggak mau makan ? " tanya Rio dengan nada yang benar-benar membuat Ify
ingin menelannya hidup-hidup
"ck"
Ify berdecak keras, membuat Rio tersenyum
"udah
deh cepetan, tapi suapin ya.. pak dokter hehe" lanjut gadis itu manja
tanpa bisa menyembunyikan semburat merah di pipi nya.
Akhirnya
dengan sabar Rio menyuapi Ify . Senyuman manis dibibir Rio tak pernah luntur,
entah ada apa dengan dirinya, ia merasa ada sesuatu yang menggelitik hatinya
setiap bersama gadis ini, gadis yang sudah hampir satu bulan ini menjadi
pasiennya.
Mario
Haling -Rio- adalah seorang dokter muda di Rumah Sakit tempat Ify dirawat, Rio
baru saja menyelesaikan sekolah kedokterannya di Perth, Australia satu tahun
yang lalu. Rio sebenarnya merupakan dokter spesialis kulit, tapi entah mengapa
ia bisa menjadi dokter "pribadi" untuk seorang Ify.
Ify
juga begitu, ia tidak mau ada dokter lain yang merawatnya selain Rio.
"tiap
hari aja Fy kamu nggak mau makan"
"yee
gimana sih, tadi maksa nyuruh aku makan, sekarang malah ngelarang"
"hehe,
kan kalo kamu nggak mau aku bisa bujukin kamu, kalo kamu tetep gak
mau,,,," Rio menggantung kata-katanya.
"kalo
aku tetep nggak mau kenapa ?"
"aku
seneng bangetlah, tiap hari dapet kiss melulu, 3x sehari lagi. hahaha" Rio
tertawa renyah
"yee
apaan sih, pak dokter genit nih, wah udah berapa pasien nih pak, hati-hati loh
pak dokter, ntar dilaporin polisi loh, hehe"
"no
other dear, just you alyssa." ucap Rio mantap sambil meletakkan piring di
meja disebelahnya lalu kemudian menggengam erat kedua tangan Ify
"Rio,,
apaan deh" Ify salah tingkah diperlakukan seperti itu
"I
swear, I will always protect you for me, and for our future. and i promise will
always here, beside you, with everything inside of me" Ucap Rio tulus dan
mengecup lembut punggung tangan Rio
"What
are you talking about ? i'm not understand what you say" Ify sepertinya
mengerti maksud Rio, tapi ia belum yakin, ia tak ingin berharap terlebih
dahulu, ia takut apa yang ada di fikirannya tak sesuai dengan kenyataan nanti
nya.
"I
wanna you Alyssa, i wanna you to be a part of my life, spend your time with me.
I want you to be my girlfriend alyssa, do you wanna ?"
"I'm
hesitate , i'm afraid. i just a weak girl, i can't do anything, i just can make
you gried."
"no,
you're a strong girl for me. percaya sama aku fy, kita jalani semuanya
sama-sama, dengan begitu, semuanya akan terasa lebih mudah" ucap Rio
sungguh-sungguh
"oke,
tapi plis jangan biarin aku ngerepotin kamu, kamu boleh bantu aku, tapi bantu
aku buat bikin aku semangat ngeraih kesembuhan aku" jawab Ify sabil
tersenyum, dan kemudian memberikan sebuah kecupan di kening Rio
"Yes,
I'm promise" jawab Rio lantang , lalu memeluk gadis yang baru saja menjadi
kekasihnya itu.
"i
hope We will always together fy, now and forever"
"so
do i" jawab Ify tanpa bisa menghentikan bibirnya untuk tersenyum
Harapan-harapan mungkin tak
akan selalu terbukti, namun aku akan terus berharap
***
Bolehkah kali ini saja aku
mengedepankan ego ku? Namun, apakah pantas seorang hamba bernego dengan Tuhan
agar tuhan mau menuruti kemauannya saat ini?
Mungkin saja, bukankah Tuhan
itu Maha pemberi?
Ya Tuhan, aku ingin kali ini
saja aku ingin terlepas dari semua cobaan ini, aku ingin melihatnya, aku sangat
ingin melihat senyumnya, Dia, pemuda yang mungkin engkau titipkan untuk
membawaku bangkit dari segala keterpurukan yang memenjarakan semua yang ada
didalam diriku. Ku mohon ya Tuhan, kali ini saja.
Entah mengapa, aku merasakan
ada sesuatu yang membebaniku. Aku merasa sesuatu yang berharga akan terenggut
kembali dariku. Namun apapun itu, aku ikhlas, aku ikhlas jika harus kehilangan
indera penglihatanku, karena ketika Tuhan mengambil kembali titipan-Nya itu, ia
menggantinya, ia mengirimkan Malaikat-Nya untukku. Malaikat yang merawatku,
menemani hari-hariku. Malaikat yang membantuku kembali menorehkan tinta
warna-warni di lembaran-lembaran yang sebelumnya sengaja aku kosongkan. Aku
rela jika Tuhan mengambil apapun dariku, karena sesungguhnya semua itu memang
milik-Nya. Namun satu pintaku, apapun itu ambil saja ya Tuhan, ambil saja
semuanya aku ikhlas, tapi ada satu yang aku mohon , “DIA”. Dia, Malaikat yang
engkau titipkan. Aku mohon biarkan ia tetap bersamaku. Aku rela menukar semua
hal yang aku miliki demi DIA, hanya dia, bukan apapun, bukan yang lain.
***
Sebenarnya aku tlah berharap…
Ku kan memiliki dirimu
selamanya…
***
Ruangan
ini begitu sunyi, hanya terdengar bunyi detak jarum jam yang terus saja
berputar, seakan ingin memberi tahu kepada gadis yang berada diruangan ini,
bahwa sang waktu terus berjalan.
Klek,,
bunyi kenop pintu yang dibuka seseorang
Gadis
itu menajamkan pendengarannya, ia lega ketika suara pemuda itu menyapanya
lembut.
“Selamat
pagi sayang,,” sapa pemuda itu seraya duduk dikursi yang ada disamping bed
kekasihnya itu.
“Pagi
juga sayang, lagi sibuk banget ya? Kok tadi malem gak ada nengokin aku?” ucap
gadis itu dengan tatapan kosong seperti biasa
“iya,
maaf ya sayang. Soalnya ada pasien yang butuh penanganan ekstra.”
“of
course, aku malah seneng kok kalau kamu bisa ngasih manfaat buat orang lain”
ucap gadis itu dengan semyum tulus
“thanks
dear, eh udah sarapan? “
“udah
kok, tadi udah dibeliin bubur sama mbok Minah”
“ehm
Fy, aku pengen tanya donk, semenjak satu bulan ini kita pacaran apa yang kamu
rasain?”
“banyak
banget yo, banyak banget yang aku rasain tiap aku sama kamu. Pokoknya nggak
bisa aku ungkapin sama kata-kata deh”
“makasih
ya Fy.” Ucap Rio tulus
“makasih?
Buat ?” tanya Ify heran
“buat
apa aja boleh. Hahaha”
“yee
gayus amat sih kamu”
“gayus?
Jayus Ify sayang.. ckck”
“hehe,
ehm yo, kenapa sih kamu sayang sama aku?” tanya Ify penasaran
“kok
nanya nya gitu Fy?”
“yaa
aku mau tau aja alasan kamu bisa sayang sama aku. Yah aku nyadar diri kok yo
kalo aku Cuma cewek buta yang nggak bisa apa-apa. Padahal masih banyak kan
cewek yang lebih dari aku. Apalagi kamu itu ganteng, dokter lagi. pokoknya kamu
tuh idaman cewek-cewek deh”
“yee
tau darimana kalau aku kayak gitu? Aku biasa-biasa aja kok Fy orang nya. “
“kamu
kan sering ngaku-ngaku ganteng, mbok Minah juga bilang gitu kok. Dan aku juga
udah capek dengerin suster-suster yang biasanya muji-muji kamu. Hehe, wah
kayaknya aku harus sadar diri nih. Ayo dong yo jawab” kata Ify dengan nada
manja khas seorang Ify,
“hehe
amien aja deh kalo aku ganteng . dengerin aku ya Fy, aku sayang kamu itu gak
pake alasan. Aku dari awal juga nggak tahu kenapa aku bisa sayang sama kamu.
Dari awal aku ngerasa ada yang beda aja sama perasaan aku ke kamu. Aku yang gak
bisa jauh dari kamu, aku yang penasaran sama kamu. Cinta itu nggak pake alasan
fy, cinta itu tulus, mengalir apa adanya. Cinta memilih jalannya sendiri. Kalo
cinta pake alasan itu tuh cinta yang gak tulus, malahan itu bukan cinta
namanya, itu Cuma obsesi. Inget ya fy, cinta itu nggak pake alasan, karena kalu
pake alasan,jika alasan yang membuat kamu mencintai itu pergi , cinta kamu juga
bakalan pergi” jelas Rio panjang lebar, ia melihat gadis itu menitikkan air
mata, ia segera merengkuh tubuh kekasihnya itu, mencoba menenangkan gadis itu,
ia memeluknya erat, tak ingin melepaskannya, ia ingin gadis itu tenang. Ia tak
tega melihat gadis itu mengeluarkan air matanya
“Mkasih
yo. Makasih buat sayang kamu ke aku. Aku janji aku bakalan nurutin apa kata
kamu. Aku pengen jadi yang terbaik buat kamu” balas Ify tulus
“sama-sama
Fy, makasih juga karena kamu udah percayain hati kamu ke aku. Udah percayain
hari-hari kamu buat aku warnai. Aku janji aku nggak akan bikin kamu kecewa.”
Rio semakin mempererat pelukannya , entah mengapa ia merasa ada sesuatu hal
yang telah mengintainya. Entah apa itu.
Keduanya
larut dalam romantisme yang mereka ciptakan. Mencoba menikmati setiap rasa yang
kini tengah bereaksi antara keduanya. Sang waktu membiarkan kedua insan muda
ini mengecap moment-moment indah , membiarkan keduanya merasakan bahagia,
merasakan cinta yang benar-benar tulus antara keduanya.
Sang
waktu ikut tersenyum menyaksikan keduanya, bukan senyum bahagia, namun terkesan
seperti sebuah senyuman kepuasan, entah apa maksudnya.
***
Waktu dapat menjadikan kita
bahagia, akan tetapi waktu juga yang dapat menjadikan kita menderita…
“The time can make us very
happy, but it also make us in sorrow and suffering”
Semuanya terasa kian dekat,
kian memburu. Membuat gelisah siapa saja yang menjadi intaiannya. Seperti aku
sekarang ini, perasaan ini terus menggangguku, menguntitku dengan tatapan yang
menyiksa batin. Perasaan yang mampu mengubah segalanya, perasaan yang mampu
memporak porandakan apa saja yang menjadi penghalangnya. Cinta tulus sekalipun
tak mampu meredam perasaan gelisah itu. Semakin aku mencoba mengusirnya,
semakin kuat tekanan yang ia berikan. Namun aku tetap bertahan, aku harus
bertahan. Aku tak ingin merelakannya merenggut kebahagianku.
Kumohon, berbaik hatilah.
Izinkan aku bahagia, bahagia karena cinta dan kasih sayangnya.
Seperti yang ku katakan
sebelumnya, ambil saja semua yang engkau mau. Namun jangan “DIA” izinkanlah dia
untuk tetap disini, menemaniku.
***
Sudah
empat bulan aku menjalin hubungan dengannya. Selama itu pula aku selalu berada
di Rumah Sakit ini. Sebenarnya aku bisa saja menjalani perawatan di rumah.
Namun kedua orang tua ku benar-benar ingin aku mendapatkan perawatan yang
intensif. Mereka ingin aku tetap dirawat dirumah sakit ini sampai aku
mendapatkan donor mata.
“Ke
taman yuk fy, “ ucap suara itu tiba-tiba
“ya
ampun Rio, bisa nggak sih nggak ngagetin aku”
“yee
abisnya kamu dari tadi ngelamun mulu, udah 10 menit aku berdiri disini , udah
dehem dehem dari tadi kamu tetep aja gak nyadar. Ngelamunin apaan sih ? pasti
ngelamunin aku ya? Ngelamunin masa depan kita. Hehe”
“ngasal
kamu. Eh tadi ngajak ke taman kan? Ayo buruan, aku bosan di kamar terus”
“siiap
tuan putri, ayok” Rio segera menghampiri Ify, membopong tubuh kekasihnya itu
untuk duduk di kursi rodanya. Dengan perlahan ia mendorong kursi roda Ify
perlahan , meninggalkan ruangan rawat Ify.
***
Udara
segar tanah basah , serta dedaunan yang masih terselimuti embun langsung
menyeruak masuk melalui indera pernafasan
sepasang kekasih ini. Sinar matahari pagi yang masih malu-malu membelai
lembut keduanya. Semilir angin tak mau ketinggalan, ia juga menghadirkan dingin
yang khas.
Rio
dan Ify, keduanya kini tengah duduk dibawah pohon trembesi yang berdiri kokoh
di halaman Rumah sakit ini.
Keduanya
terlihat begitu serasi, Rio terlihat tengah menyuapi bubur untuk kekasih nya
itu, membuat beberapa suster yang berlalu lalang menatap mereka dengan tatapan
iri tingkat dewa. Rio, siapa sih yang nggak kenal dengan dokter ganteng yang
satu ini, wajah nya yang tampan serta umurnya yang masih muda membuat ia
menjadi salah satu Dokter Idola di Rumah Sakit itu.
Sifat
nya yang ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja itu makin menambah nilai
plus untuk pemuda hitam manis ini
“udah
ah yo, mual.” Kata Ify seraya menutup mulutnya, agar Rio tidak lagi bersikeras
untuk memaksanya menghabiskan bubur yang rasanya aneh itu,
“ck
gimana sih, ini belom ada sepuluh sendok loh fy kamu makannya. Makan lagi ya..”
Kata Rio mencoba merayu kekasihnya itu
“nggak
mau Rio, gimana sih”
“iya
iya,, aduh nggak usah ngambek deh, pake manyun-manyun segala lagi tuh bibir,
nantangin banget kayaknya. Hahaha” ucap pemuda itu sambil tertawa renyah,
membuat Ify ingin sekali menumpahkan semua isi perutnya
“apaan
sih kamu, nggak jelas banget deh” ucap Ify tambah ngambek
“udah
aku bilangin jangan manyun-manyun Ify sayang, sumpah deh tuh bibir nantangin
banget. Masih pagi nih Fy, nggak usah coba-coba menggoyahkan iman aku deh.”
“Ihh
Rio apaan sih. “
“hehe
, nggak kenapa-kenapa kok sayang. Nih minum obatnya dulu” ucap Rio sambil
dengan telaten membantu Ify meminum obatnya.
“makasih
Rio sayang, hehe”
“iya
sayang, eh Fy nyanyi donk buat aku. Aku pengen banget denger kamu nyanyi mama
papa kamu bilang kamu tuh pinter banget nyanyi.”
“huu
kamu dibohongin tuh sama mama papa aku, suara aku kan ancur abis” kata Ify
merendah
“suara
ancur kok bisa menang lomba nyanyi se DKI Jakarta ?”
“hehe,
juri nya budek kali yo. Haha”
“bomat,
yang penting sekarang kamu nyanyi buat aku. Aku udah bawa gitar nih, ntar aku
yang main gitar kamu yang nyanyi ya, pliiss, ayolah Fy. Masa gak mau sih Fy
nyanyi buat aku ? aku kan ganteng Fy” Mohon Rio dengan nada amat sangat memelas
khas penderita busung lapar
“iya
iya, huuh bisa banget deh ngerayu nya. Mau lagu apa yo?” tanya Ify
“Lagu
Christian Bautista aja gimana Fy? Yang The Way You Look At Me?” usul Rio
“good
idea” balas Ify sambil tersenyum sumringah
Rio
mulai memainkan gitarnya, menghasilkan sebuah nada-nada intro yang begitu merdu
nan indah. Senyum manis nya tak pernah pudar, sambil memandang lekat gadis di
samping nya, senyum nya semakin merekah
No one ever saw me like you do
All the things that I could add up to
I never knew just what a smile was worth
But your eyes say everything without a single word
All the things that I could add up to
I never knew just what a smile was worth
But your eyes say everything without a single word
'Cause there's somethin' in the way you look at me
It's as if my heart knows you're the missing piece
You made me believe that there's nothing in this world I can't be
I'd never know what you see
But there's somethin' in the way you look at me
If I could freeze some moment in my mind
Be the second that you touch your lips to mine
I'd like to stop the clock, make time stand still
'Cause, baby, this is just the way I always wanna feel
'Cause there's
somethin' in the way you look at me
It's as if my heart knows you're the missing piece
You made me believe that there's nothing in this world I can't be
I'd never know what you see
But there's somethin' in the way you look at me
I don't know how or why
I feel different in your eyes
All I know is it happens every time
It's as if my heart knows you're the missing piece
You made me believe that there's nothing in this world I can't be
I'd never know what you see
But there's somethin' in the way you look at me
I don't know how or why
I feel different in your eyes
All I know is it happens every time
'Cause there's somethin'
in the way you look at me
It's as if my heart knows you're the missing piece
You made me believe that there's nothing in this world I can't be
I'd never know what you see
But there's somethin' in the way you look at me
The way you look at me…
It's as if my heart knows you're the missing piece
You made me believe that there's nothing in this world I can't be
I'd never know what you see
But there's somethin' in the way you look at me
The way you look at me…
Bagaikan
nyanyian para putri duyung penghuni Black
Lake dalam film Harry Potter, suara Ify barusan terdengar begitu indah.
Ditambah dengan petikan lembut senar gitar Rio, membuatnya semakin enak untuk
didengar , harmonisasi dari perpaduan music dan suara yang mereka mainkan
begitu apik, tak heran jika orang-orang banyak yang
memperlambat langkah mereka untuk melihat “konser
dadakan” dihadapan mereka.
“wah
suara nya bagus banget sih, udah ada yang punya apa belom nih neng ?” hehe goda
Rio untuk mencairkan suasana
"udah
donk pastinya , hehe" jawab Ify sambil cengengesan
"wah
siapa neng, pasti cowok ganteng yang namanya Mario Haling itu kan neng ?"
"siapa
tuh nggak kenal deh aku nya ? pacar aku kan akang Justin Bieber , wleeekk"
"wew,
Justin Bieber, justin bibir sih aku percaya. haha.."
"ckck,
dipuji mirip bieber malah gak mau, malah pengen bibir"
"asik
lah ngomongin bibir nih ceritanya. waah kayaknya pagi ini bakalan dapat rejeki
deh. haha"
"ngomong
bibir-bibir lagi aku sihir jadi kodok kamu yo"
"asiik,
ntar kalo udah jadi kodok, kamu pasti cium aku, dan aku bakalan berubah lagi
jadi pangeran ganteng, hehe"
"ck,
dasar. kamu tuh kebanyakan nonton dongeng."
"nggak
apa-apalah, hehe"
"kamu
kenapa sih yo ? kayak nya seneng banget, ketawa mulu dari tadi. ?"
"aku
juga nggak tau Fy, beberapa hari ini aku jadi pengen ketawa-ketawa terus, kayak
aku tuh gak bakalan bisa ketawa kayak gini lagi nantinya." jawab Rio ragu
namun tetap tersenyum
"hush,
jangan asal deh ngomong nya nggak enak dengernya. eh yo, balik ke kamar aku
yuk" Ucap Ify tak ingin pembicaraan mereka berlarut ke hal-hal yang
akhir-akhir ini mengusik hatinya.
"wew
ngapain lagi nih pengen cepet-cepet masuk ke kamar, belom sah loh yank, gimana
sebelum ke kamar kita ke KUA dulu yank. haha"
"Rioooooo,
jangan mulai lagi deh"
"wkwkwk,
iya tuan putri, pangeran ganteng bin kece ini siap mengantar tuan putri kemana
saja."
"yee
ngarep bener jadi pangeran, haha"
"yang
penting aku ganteng"
"iya
aja lah"
Rio
akhirnya kembali mendorong kursi roda Ify untuk kembali ke kamar rawat Ify.
***
"eh
non Ify, den Rio darimana aja, mbok cariin dari tadi." sapa mbok minah
ketika melihat keduanya memasuki kamar rawat itu.
"biasalah
mbok, Rio bawa ify jalan-jalan dulu ke taman. mumpung cuaca nya bagus dan udara
nya masih segar juga" jawab Rio
"oh,,
eh non Ify udah sarapan sama minum obat apa belum non ?"
"udah
kok mbok, "
"yaudah
berarti sekarang mandi ya non, ayok non " kata Mbok minah seraya mencoba
membantu Ify berdiri dari kursi rodanya.
"mau
dimandiin sama mbok minah apa sama aku yank" tanya Rio dengan nada yang
aneh
"koplak,
balik sana keruangan kamu, aku udah ada mbok minah. katanya ada pasien yang mau
konsultasi kan?"
"iya
iya, kau jaga diri baik-baik ya, nurut apa kata mbok Minah, " titah Rio
seraya mengacak pelan poni kekasihnya itu,
"iya
iya, kau juga, jangan genit-genit ya sama pasiennya."
"siip,
aku ke ruangan aku dulu ya yank nanti aku ke sini lagi, " ucap Rio sgera
berlalu, namun tak lupa ia mendaratka kecupan hangat di pipi kekasihnya itu,
yang selau berhasil memunculkan semburat merah jambu di pipi gadis itu.
***
Semakin dekat, semuanya semakin
dekat. Dia mulai menunjukan semua indikatornya. Aku butuh sesuatu, butuh
seorang teman yang mungkin lebih hebatdari sang Dewi Fortuna, aku butuh lebih
dari sekedar keberuntungan. Aku butuh itu semua untuk mempertahankannya,
mempertahankan Malaikat pelindungku, agar ia tetap disini.
Ya Tuhan, jika engkau mengizinkan
aku untuk bahagia, aku mohon biarkan ia tetap disini. Namun jika tidak, biarkan
ia tetap disini juga, namun tidak denganku. Jika engkau tak menghendaki diriku
bahagia, jemput saja aku, mungkin itu yang terbaik.
***
Ingin kuyakini cinta takkan
berakhir…
***
Ruangan
ini masih saja sunyi, tak ada yang berselera untuk membuka suara. Semuanya
menunggu, menunggu kabar itu, apapun kabar itu, semoga itu merupakan kabar
baik.
Ify,
dan kedua orang tuanya berdoa dalam hati, semoga saja Rio dating membawa kabar
baik untuk mereka. Ya, 15 menit yang lalu Rio mendapat telepon dari Dokter
Ivan, dokter Ivan memberitahu pemuda itu harus segera menemuinya di ruangan
praktek pribadinya. Kabar itu berhubungan dengan kesembuhan Ify. Ya tuhan,
semoga gadis ini baik-baik saja.
Klek,
kenop pintu perlahan terbuka, sosok Hitam manis itu memasuki ruang rawat
kekasihnya, senyumnya sumringah, namun matanya sarat akan kegundahan, namun
tetap saja Ify tak dapat melihat sorot mata itu.
Pemuda
itu lantas membuka kacamata tanpa bingkai nya itu, meletakkannya di meja.
Perlahan ia mengulurkan sebuah amplop coklat berlogo Rumah sakit itu. Ayah Ify
dengan ragu menerimanya, namun Rio tersenyum seraya mengangguk, menandakan
bahwa tidak ada kabar buruk.
“buka
aja om, nggak meledak kok” ucap Rio untuk meyakinkan ayah Ify, senyumnya tak
pernah lepas dari wajah manisnya itu
Perlahan
ayah Ify mulai membuka amplop coklat itu, dikeluarkannya kertas putih yang ada
didalamnya dan dengan cepat pupil matanya bergerak dengan penuh semangat
membaca tulisan yang terketik rapi di kertas itu. Ayah Ify membaca nya berulang
kali, berharap ia tak salah penglihatan.
“Kamu
dapat donor Fy,” kata ayah Ify dengan nada yang penuh dengan buncahan
kegembiraan
“ayah
nggak bercanda kan? Ayah pasti bohong”
“ayah
kamu benar sayang, kamu dapat donor, kamu bisa sembuh sayang” Bunda Ify ikut
meyakinkan putri semata wayangnya itu. Dengan segenap hati ia langsung memeluk
tubuh putrinya itu, dan ia tak bisa menahan tangis harunya.
“selamat
ya Ify sayang,, kalau nggak ada halangan operasi nya lusa, Rio harap om dan
tante bisa support Ify, karena dalam menjalani operasi kita butuh lebih dari
sugesti-sugesti yang positif” kata Rio kalem
“terima
kasih nak, Rio. Terimakasih karena kamu mau menjaga anak kami selama kami
pergi” kata ayah Ify sambil tersenyum dan menepuk pelan pemuda yang mungkin
akan menjadi menantunya itu
“sama-sama
om, Rio nggak bakalan bisa ajagain Ify kalo semua itu tanpa izin tante sama om,
oh iya om tadi Dokter Ivan bilang, beliau ingin bertemu dengan om sama tante,
untuk mebahas masalah jadwal operasi” sambung Rio
“oh
baiklah, kalau begitu om sama tante keruangan Dokter Ivan dulu, titip Ify ya
nak Rio”
“iya
om, tante.”
***
Ya Tuhan inikah rencana-Mu ? sungguh
indah. Setelah sekian lama aku bertahan, akhirnya semua itu akan kembali?
Penglihatan ku akan kembali?
Itu berarti aku bisa
melihatnya, melihat senyumnya, menatap matanya, melihat dunia…
***
“aku
bakalan sembuh yo, aku bakalan bisa liat lagi” ucap Ify sumringah
“iya
sayang, kamu pasti sembuh. Benerkan kata aku , kalau kita yakin semuanya pasti
akan baik-baik saja” ucap Rio kemudian memeluk kekasihnya itu.
“aku
seneng banget yo, seneng banget”
“aku
juga Fy, aku juga seneng banget. Tapi aku mau minta maaf ya sayang, maaf
banget, aku nggak bisa nemenin kamu, aku mau pergi Fy” ucap Rio lirih
“maksud
kamu? Kamu mau ninggalin aku?kamu nggak sayang lagi ya sama aku? “ tanya Ify
seraya melepaskan pelukan Rio
“bukan
sayang, aku pergi ke Singapore besok malam, aku ada tugas disana. Aku sayang
kok sama kamu, nggak ada yang lain selain kamu.”
“tapi
yo, kenapa besok, kenapa nggak habis operasi aku aja? Kalaupun operasi aku berhasil, orang yang
pertama pengen aku lihat itu kamu yo, please, kamu tunda aja yak e Singapore
nya”
“aku
juga pengennya gitu Fy, tapi maaf, maaf banget, ini udah tugas aku Fy, tanggung
jawab aku. Aku janji kok, kalau semua tugas aku udah beres, aku langsung balik
ke Indonesia”
“janji
ya yo, “ hanya itu yang bisa di ucapkan Ify. Entah mengapa dari sekian banyak
kata yang bergumul di otak nya, namun hanya itu yang mampu di katakannya.
“aku
janji Fy” perlahan Rio merengkuh wajah kekasihnya itu lembut, mendarat sebuah
kecupan hangat dibibir kekasihnya.
Keduanya
larut dalam suasana romantis namun penuh haru ini. Entah mengapa Rio ataupun
Ify seperti merasakan ada sesuatu yang menyakitkan, bahkan kecupan hangat ini
tak mampu membendung kegundahan yang dirasakan keduanya.
***
Sesuatu yang mengintai itu
sudah di depan mata, aku hanya membeku. Seperti tak mampu lagi melakukan
apapun. Aku ingin menghalaunya, menghentikannya agar tak mendekat, merenggut
DIA yang ku tamengi. Dia yang akan selalu aku lindungi dengan segenap hatiku.
Aku mohon menjauhlah dariku, Izinkan aku menikmati kebahagianku…
***
2 Hari kemudian…
Hari
ini, 24 Oktober 2011
Sudah
dua hari berlalu sejak operasi itu. Dan ini merupakan hari yang
ditunggu-tunggu, hari dimana perban yang membalut mata Ify akan dibuka. Mulai
hari ini, Ify akan kembali melihat dunia dan seisinya. Dan yang paling istimewa
adalah, 24 Oktober, hari ini merupakan hari ulang tahun sang kekasih yang
sangat dicintainya –Rio-
Dengan
perlahan dan penuh kehati-hatian para perawat itu membuka perban-perban di mata
Itu. Setelah semua terlepas, Ify perlahan membuka matanya perlahan, semuanya
kabur, ia berusaha mengerjap-ngerjapkan matanya lalu semuanya jelas, ia menatap
dua orang paruh baya disepan sana. Ayah dan Bundanya, mereka tersenyum, namun
tak terlihat ada kebahagian dibalik senyum kedua orang tuanya itu. Perlahan
ayah dan budanya mendekat kepada putri mereka, sang bunda yang sepertinya tak
tahan lagi menyembunyikan tangisnya segera memeluk putrinya itu, sedangkan sang
ayah hanya mengusap pelan bahu sang bunda untuk mencoba menenangkan wanita itu.
“Rio
sayang, Rio,” ucap bundanya tertahan
“Rio
kenapa bunda ? Rio baik-baik ajakan ?” gadis itu mulai panic, ia takut, ia
sangat kalut
“Rio
koma sayang”
***
~Flashback~
Rio
tersenyum puas, ternyata penerbangannya ke Singapore di tunda sampai minggu depan,
keberangkatannya terpaksa harus ditunda karena memang cuaca yang buruk dan
sangat tidak bersahabat.
“Aku
bakalan nemenin kamu Fy, kamu tunggu aku ya” ia segera meraih kunci mobilnya,
berlari dengan semngat melewati terpaan derasnya hujan, dengan semangat ia
masuk kemobilnya dan segera memacu kuda besi itu dengan semangat yang
meletup-letup, ia tak mau terlambat, ia ingin berada disamping kekasihnya,
sebentar lagi kekasihnya itu akan menjalani operasi.
Dengan
penuh semangat dan senyum yang terus merekah, ia terus memacu mobilnya, hujan
deras dan suasana yang meremang tak menjadi penghalang.
Namun
sesuatu yang akhir-akhir ini mengintai dirinya, mulai menunjukkan wujud
aslinya.
Sebuah
Truck bermuatan sembako, melaju dengan kecepatan tinggi melewati jalan yang
suah licin karena diguyur hujan. Rio terbelalak, ia mencoba membanting
setirnya, namun sial, jalanan yang licin dan keadaan ngantuk yang luar biasa
dari supir truck didepannya membuat ia juga kehilangan kendali.
Tabrakan
maut itu tak terhindarkan, Rio merasakan sakit yang luar biasa lalu semuanya
gelap.
Entah
akan jadi apa ia sekarang mengingat truck yang menabraknya itu membawa muatan
yang kira-kira berton-ton beratnya.
Jika
ia selamat, itu merupakan sebuah keajaiban yang patut disyukuri
Sang
maut tersenyum, tawanya pecah, bergema membahana , ia sangat puas, incarannya
berhasil masuk kedalam perangkapnya …
***
Namun takdir menuliskan,
Kita harus berakhir….
***
Gadis
ini membeku, pemuda itu? Yang terkulai lemah itu? Pemuda inikah yang selama ini
menemani nya? Pemuda inikah yang berhasil merebut hatinya? Pemuda inikah yang
selalu menghadirkan senyum di hari-harinya? Pemuda ini ? benarkah ? Benarkan ia
Rio, Rio kekasihnya
Matanya
tertutup rapat, namun wajahnya terkesan tenang, seakan tak ada beban apapun.
Ify menghampiri pemuda itu, tangan nya bergetar, air matanya tak mampu
dibendung lagi, ia segera menubruk tubuh pemuda itu. Namun pemuda itu tetap
saja tak bergerak.
“H-ai
yo, bangun ya. Aku udah sembuh Rio untuk kamu, sekarang kamu bangun ya yo, demi
aku. Kamu nggak mau kan liiat aku nangis. Udah ya sayang, udah cukup tidurnya, sekarang
kamu bangun ya. Kamu lupa ya? Masih banyak loh pasien-pasien yang nungguin
kamu. Ayo sayang bangun ya” Ify terus berbicara dengan airmata yang terus
mengalir, tangannya menggengam erat tangan Rio. Seolah ingin menegaskan kepada
pemuda itu bahwa ia harus segera menyudahi tidur panjangnya.
“kok
diam aja sih yo, ayo bangun ya sayang, kamu nggak kangen sama aku? Bangun ya,
ayo donk”
Ify
terus mensugesti Rio, namun tetap saja, pemuda itu hanya diam.
Ify
tak mampu berbicara apa-apa lagi, ia hanya mampu menangis, menangis dan
menangis. Air mata nya terus mengalir memandang pemuda yang terbaring tak
berdaya dihadapannya itu.
Perlahan
tangan yang di genggamnya menunjukkan respon, tangan itu bergerak, Ify
merasakannya, ia menengadakan kepalanya, ia melihat pemuda didepannya itu
sedang berusaha membuka matanya perlahan. Setelah berhasil pemuda itu menoleh
dan tersenyum, Ify menegang,, ternyata memang benar kata orang-orang
terdekatnya, senyuman pemuda itu memang begitu manis.
“kamu
udah sadar Rio, aku anggil dokter ya “
“nggak
usah sayang, aku Cuma mau kamu. Makasih ya buat semuanya, aku seneng banget
liat kamu udah sembuh, kamu itu cantik, janji ya kamu nggak akan nangis, aku
nggak mau liat kamu nangis. Aku mau pamit, aku mau kesana, aku mau nyiapin
tempat terindah untuk kita disurga nanti. Kamu hati hati ya disini, kamu harus
kuat demi aku. You’re my everything, I Love you Alyssa” ia tetap tersenyum
manis, dan perlahan bulu mata nya kembali teranyam sempurna. Ia kembali
terpejam, disertai dengan bunyi bip panjang dari monitor disampingnya. ia hanya
meninggalkan sebuah senyum, senyum terakhir yang hanya akan jadi milik Ify,
kekasihnya
Ify
berteriak, ia tak sanggup, ia terus berteriak sambil mengguncang tubuh pemuda
itu, air matanya terus mengalir, dengan segara direngkuhnya erat jasad
kekasihnya itu. Dengan air mata yang terus mengalir. Ia tak sanggup lagi,
tubuhnya lemas, ia tak sanggup lagi menahan semuanya. Seluruh tulang yang
menyangga tubuhnya seakan telah dilolosi, melihat kepergian pemuda itu, pemuda
yang sangat dicintainya. Tubuhnya bergetar hebat , perasaannya kacau.
“kenapa
kamu tinggalin aku yo, kamu lupa? Bahkan aku belum ngucapin Happy Birthday buat
kamu Rio. Happy Birthday Rio sayang, Happy Birthday” ia terus membatin, ia tak
sanggup lagi untuk berbicara. Tubunnya semakin lemas, lalu ia merasakan
semuanya menjadi hitam, gelap.
***
Segenap hatiku luluh lantak
Mengiringi dukaku
Yang kehilangan dirimu…
Sunnguh ku tak mampu
Tuk meredam kepedihan hatiku
Untuk merelakan kepergianmu…
***
Tangis
gadis manis ini semakin pecah ketika jasad pemuda yang dicintainya mulai
dimasukkan ke liang lahat. Ia tak sanggup , ia tak sanggup melihatnya, hatinya
miris, ia terus menangis mengantarkan kepulangan pemuda itu, kepulangannya
menuju tempat yang abadi, tempat yang indah di sisi Tuhan.
Ketika
liang lahat itu mulai tertutupi tanah merah , gadis itu semakin menjerit. Ia tak
sanggup, tak sanggup jika harus berpisah dengan pemuda itu. Air matanya semakin
deras. Ia meronta dibalik pelukan hangat dari Ibunda Rio.
“Ikhlasin
Rio sayang, kalau kamu kayak gini Rio bakalan sedih disana. Biarin Rio tenang
sayang. Rio pasti bahagia disana “ Ibunda Rio mencoba menenangkan gadis ini.
Mencoba mengalirkan sedikit energy positif yang dapat membuat gadis ini sedikit
tenang.
***
Ketika
semua pelayat telah pulang sejak 2 jam yang lalu, gadis ini tetap betah duduk
disamping tempat peristirahatan terakhir pemuda yang dicintainya ini. Ia terus
mengelus marmer putih yang terpahat nama Pemuda yang sangat dicintainya itu,,,
“aku
ingin ikut kamu yo, aku nggak mau sendirian disini. Aku pengen di surga sama
kamu.” Ucapnya lirih
“kamu
mau ikut aku?” suara lembut bagaikan beledu itu membuat bulu kuduk gadis itu
meremang, ia menengadahkan kepala nya, menatap sosok sempurna yang sedang
mengulurkan tangannya kepada gadis itu.
Sosok
itu ! Sosok yang sangat dicintainya. ia begitu indah, begitu bersinar , sinarnya begitu kontras dengan awan mendung
yang berwarna abu pekat di atas sana. Sayap berwarna putih bersih terlihat dari
balik punggungnya yang kokoh.
“mau
ikut aku ?” ulang pemuda itu, senyumnya begitu menawan
Tanpa
ragu gadis itu mengangguk, dan membalas uluran tangan sosok sempurna itu.
***
“Love is make meeting and love
also make parting”
Cinta yang menghadirkan
pertamuan, dan Cinta juga yang membuat perpisahan…
***
~ The End ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Give Your Apreciation !!!