Litha's World

Senin, 07 Mei 2012

Don't Leave Me Please !!!


:: Don’t Leave Me Please ::





***



Saat terindah saat bersamamu…
Begitu lelapnya aku pun terbuai…

***

Cinta adalah perasaan tarik menarik didalam hati dua manusia yang berlawanan jenis untuk saling merasakan suka duka antara satu sama lain..

“Love is an attractive feelling in the heart between two people from another kind to feel happiness and sad each other”

***



Tatapan kosong menerawang seorang gadis manis yang sedang duduk di kursi roda itu menyita perhatian seorang pemuda hitam manis di ujung koridor sana.
Gadis itu termenung, ingin sekali ia berteriak sekencang-kencangnya. Ia ingin sedikit bernego dengan Tuhan. Ia ingin seperti dulu, ia tak ingin menjadi gadis lemah yang selalu menyusahkan orang lain. Ya, menyusahkan orang lain. Huuh, ia sangat tak suka jika harus membuat orang lain susah karena harus mengurusinya,walaupun sebenarnya orang itu ikhlas sekalipun, ia sangat tidak suka.

-Alyssa Saufika Umari- , atau lebih dikenal dengan Ify, gadis cantik nan manis dengan kulit kuning langsat khas perempuan Indonesia, ditambah dengan dagu tirus serta senyuman ramah yang sangat mempesona. Gadis ini merupakan mahasiswi dari salah satu Universitas terkemuka di Jakarta.
Namun sudah satu bulan terakhir ini ia meninggalkan kewajiban nya sebagai mahasiswi, ia juga menanggalkan senyumnya, keramahannya.
Dimana senyumnya ? dimana senyum ramah seorang Ify ? apakah mereka juga ikut terbawa kecelakaan itu ? yah mungkin saja.

Kecelakaan yang kira-kira terjadi satu bulan yang lalu ini berhasil mencuri indera penglihatan gadis itu. Banyak nya serpihan-serpihan dari kaca depan mobil nya yang menancap di bola mata gadis itu, harus membuat gadis itu dengan tabah menerima yang sudah terjadi.

***

"good afternoon Alyssa, what are you doing here ? are you okay?" suara itu berhasil membuat Ify menyudahi renungannya

"oh no, i can't be okay if i can't see"

"semua itu bakalan kamu dapatin lagi Alyssa, asalkan ada keyakinan dari diri kamu"

"Just call me Ify, that's better, Doctor Rio?"

"oh course ! if you wanna it, i will. and you must call me "Rio" without doctor, deal ?"

"berasa muda ya ?" tanya ify tanpa ekspresi apapun

"yes sure, you will see"

"when ? "

"nanti, kalau kamu udah yakin kalau kamu bakalan sembuh" tegas orang itu -Rio-

"aku nggak yakin , apa mungkin ada orang yang mau donorin matanya buat cewek buta kayak aku? mungkin hanya orang-orang bodoh yang mau menyia-nyiakan matanya di donorin buat orang lain" tandas gadis itu lemah

"justru hanya orang bodoh yang nggak mau, kalau kamu ngijinin aku mau donorin mata aku buat kamu, supaya kamu bisa liat wajah aku yang ganteng ini. ntar aku pinjem matanya Prof. Mad Eye aja. hehe" candaan pemuda itu berhasil mencuri sedikit senyuman Ify

"yee, nggak perlu kali. kebanyakan nonton Harry Potter sih ya kayaknya"

"iya donk, eh udah makan fy?"

"belum, males. lagian gak ada yang peduli juga kalo aku makan atau nggak nya"

"siapa bilang ? banyak kok orang-orang yang sayang sama kamu. buktinya, semenjak kamu dirawat disini kamu nggak pernah sepi pengunjung kan?"

"maksud nya ? emang nya aku supermarket apa, bahasa nya diperbaiki bisa kali ya pak dokter"

"haha, makan gih, abis itu minum obat"

"enggak ah, makanannya nggak enak, tiap hari itu-itu aja, usulin donk yo ke pihak rumah sakitnya, menunya tuh pake pizza kek, fried chiken kek, dan jangan lupa, ice cream for the dessert, haha"

"yeee emang nya kamu kira restaurant, udah ayo makan"

"aku nggak mau dokter Rio.. makanan rumah sakit tuh nggak enak"

"yaiyalah, kalo makanan di rumah sakit tuh enak-enak banyak yang pengen sakit lagi."

"pokoknya nggak mau"

"yaudah deh, aku suapin aja dijamin makanannya jadi amat sangat teramat enak"

"haha, ada-ada aja, nggak ah"

"Oh come on dear"

"nggak mau..." Ify bersikeras, ia terus menggelengkan kepalanya ketika Rio terus-terusan membujuk nya untuk makan. samapi tiba-tiba

Cup, kecupan manis bibir Rio mendarat tepat di pipi kanan Ify, membuat gadis itu terdiam, speechless tak menyangka.

"masih nggak mau makan ? " tanya Rio dengan nada yang benar-benar membuat Ify ingin menelannya hidup-hidup

"ck" Ify berdecak keras, membuat Rio tersenyum

"udah deh cepetan, tapi suapin ya.. pak dokter hehe" lanjut gadis itu manja tanpa bisa menyembunyikan semburat merah di pipi nya.

Akhirnya dengan sabar Rio menyuapi Ify . Senyuman manis dibibir Rio tak pernah luntur, entah ada apa dengan dirinya, ia merasa ada sesuatu yang menggelitik hatinya setiap bersama gadis ini, gadis yang sudah hampir satu bulan ini menjadi pasiennya.

Mario Haling -Rio- adalah seorang dokter muda di Rumah Sakit tempat Ify dirawat, Rio baru saja menyelesaikan sekolah kedokterannya di Perth, Australia satu tahun yang lalu. Rio sebenarnya merupakan dokter spesialis kulit, tapi entah mengapa ia bisa menjadi dokter "pribadi" untuk seorang Ify.
Ify juga begitu, ia tidak mau ada dokter lain yang merawatnya selain Rio.

"tiap hari aja Fy kamu nggak mau makan"

"yee gimana sih, tadi maksa nyuruh aku makan, sekarang malah ngelarang"

"hehe, kan kalo kamu nggak mau aku bisa bujukin kamu, kalo kamu tetep gak mau,,,," Rio menggantung kata-katanya.

"kalo aku tetep nggak mau kenapa ?"

"aku seneng bangetlah, tiap hari dapet kiss melulu, 3x sehari lagi. hahaha" Rio tertawa renyah

"yee apaan sih, pak dokter genit nih, wah udah berapa pasien nih pak, hati-hati loh pak dokter, ntar dilaporin polisi loh, hehe"

"no other dear, just you alyssa." ucap Rio mantap sambil meletakkan piring di meja disebelahnya lalu kemudian menggengam erat kedua tangan Ify

"Rio,, apaan deh" Ify salah tingkah diperlakukan seperti itu

"I swear, I will always protect you for me, and for our future. and i promise will always here, beside you, with everything inside of me" Ucap Rio tulus dan mengecup lembut punggung tangan Rio

"What are you talking about ? i'm not understand what you say" Ify sepertinya mengerti maksud Rio, tapi ia belum yakin, ia tak ingin berharap terlebih dahulu, ia takut apa yang ada di fikirannya tak sesuai dengan kenyataan nanti nya.

"I wanna you Alyssa, i wanna you to be a part of my life, spend your time with me. I want you to be my girlfriend alyssa, do you wanna ?"

"I'm hesitate , i'm afraid. i just a weak girl, i can't do anything, i just can make you gried."

"no, you're a strong girl for me. percaya sama aku fy, kita jalani semuanya sama-sama, dengan begitu, semuanya akan terasa lebih mudah" ucap Rio sungguh-sungguh

"oke, tapi plis jangan biarin aku ngerepotin kamu, kamu boleh bantu aku, tapi bantu aku buat bikin aku semangat ngeraih kesembuhan aku" jawab Ify sabil tersenyum, dan kemudian memberikan sebuah kecupan di kening Rio

"Yes, I'm promise" jawab Rio lantang , lalu memeluk gadis yang baru saja menjadi kekasihnya itu.

"i hope We will always together fy, now and forever"

"so do i" jawab Ify tanpa bisa menghentikan bibirnya untuk tersenyum


Harapan-harapan mungkin tak akan selalu terbukti, namun aku akan terus berharap



***


Bolehkah kali ini saja aku mengedepankan ego ku? Namun, apakah pantas seorang hamba bernego dengan Tuhan agar tuhan mau menuruti kemauannya saat ini?
Mungkin saja, bukankah Tuhan itu Maha pemberi?
Ya Tuhan, aku ingin kali ini saja aku ingin terlepas dari semua cobaan ini, aku ingin melihatnya, aku sangat ingin melihat senyumnya, Dia, pemuda yang mungkin engkau titipkan untuk membawaku bangkit dari segala keterpurukan yang memenjarakan semua yang ada didalam diriku. Ku mohon ya Tuhan, kali ini saja.

Entah mengapa, aku merasakan ada sesuatu yang membebaniku. Aku merasa sesuatu yang berharga akan terenggut kembali dariku. Namun apapun itu, aku ikhlas, aku ikhlas jika harus kehilangan indera penglihatanku, karena ketika Tuhan mengambil kembali titipan-Nya itu, ia menggantinya, ia mengirimkan Malaikat-Nya untukku. Malaikat yang merawatku, menemani hari-hariku. Malaikat yang membantuku kembali menorehkan tinta warna-warni di lembaran-lembaran yang sebelumnya sengaja aku kosongkan. Aku rela jika Tuhan mengambil apapun dariku, karena sesungguhnya semua itu memang milik-Nya. Namun satu pintaku, apapun itu ambil saja ya Tuhan, ambil saja semuanya aku ikhlas, tapi ada satu yang aku mohon , “DIA”. Dia, Malaikat yang engkau titipkan. Aku mohon biarkan ia tetap bersamaku. Aku rela menukar semua hal yang aku miliki demi DIA, hanya dia, bukan apapun, bukan yang lain.



***


Sebenarnya aku tlah berharap…
Ku kan memiliki dirimu selamanya…



***


Ruangan ini begitu sunyi, hanya terdengar bunyi detak jarum jam yang terus saja berputar, seakan ingin memberi tahu kepada gadis yang berada diruangan ini, bahwa sang waktu terus berjalan.

Klek,, bunyi kenop pintu yang dibuka seseorang

Gadis itu menajamkan pendengarannya, ia lega ketika suara pemuda itu menyapanya lembut.

“Selamat pagi sayang,,” sapa pemuda itu seraya duduk dikursi yang ada disamping bed kekasihnya itu.

“Pagi juga sayang, lagi sibuk banget ya? Kok tadi malem gak ada nengokin aku?” ucap gadis itu dengan tatapan kosong seperti biasa

“iya, maaf ya sayang. Soalnya ada pasien yang butuh penanganan ekstra.”

“of course, aku malah seneng kok kalau kamu bisa ngasih manfaat buat orang lain” ucap gadis itu dengan semyum tulus

“thanks dear, eh udah sarapan? “

“udah kok, tadi udah dibeliin bubur sama mbok Minah”

“ehm Fy, aku pengen tanya donk, semenjak satu bulan ini kita pacaran apa yang kamu rasain?”

“banyak banget yo, banyak banget yang aku rasain tiap aku sama kamu. Pokoknya nggak bisa aku ungkapin sama kata-kata deh”

“makasih ya Fy.” Ucap Rio tulus

“makasih? Buat ?” tanya Ify heran

“buat apa aja boleh. Hahaha”

“yee gayus amat sih kamu”

“gayus? Jayus Ify sayang.. ckck”

“hehe, ehm yo, kenapa sih kamu sayang sama aku?” tanya Ify penasaran

“kok nanya nya gitu Fy?”

“yaa aku mau tau aja alasan kamu bisa sayang sama aku. Yah aku nyadar diri kok yo kalo aku Cuma cewek buta yang nggak bisa apa-apa. Padahal masih banyak kan cewek yang lebih dari aku. Apalagi kamu itu ganteng, dokter lagi. pokoknya kamu tuh idaman cewek-cewek deh”

“yee tau darimana kalau aku kayak gitu? Aku biasa-biasa aja kok Fy orang nya. “


“kamu kan sering ngaku-ngaku ganteng, mbok Minah juga bilang gitu kok. Dan aku juga udah capek dengerin suster-suster yang biasanya muji-muji kamu. Hehe, wah kayaknya aku harus sadar diri nih. Ayo dong yo jawab” kata Ify dengan nada manja khas seorang Ify,


“hehe amien aja deh kalo aku ganteng . dengerin aku ya Fy, aku sayang kamu itu gak pake alasan. Aku dari awal juga nggak tahu kenapa aku bisa sayang sama kamu. Dari awal aku ngerasa ada yang beda aja sama perasaan aku ke kamu. Aku yang gak bisa jauh dari kamu, aku yang penasaran sama kamu. Cinta itu nggak pake alasan fy, cinta itu tulus, mengalir apa adanya. Cinta memilih jalannya sendiri. Kalo cinta pake alasan itu tuh cinta yang gak tulus, malahan itu bukan cinta namanya, itu Cuma obsesi. Inget ya fy, cinta itu nggak pake alasan, karena kalu pake alasan,jika alasan yang membuat kamu mencintai itu pergi , cinta kamu juga bakalan pergi” jelas Rio panjang lebar, ia melihat gadis itu menitikkan air mata, ia segera merengkuh tubuh kekasihnya itu, mencoba menenangkan gadis itu, ia memeluknya erat, tak ingin melepaskannya, ia ingin gadis itu tenang. Ia tak tega melihat gadis itu mengeluarkan air matanya


“Mkasih yo. Makasih buat sayang kamu ke aku. Aku janji aku bakalan nurutin apa kata kamu. Aku pengen jadi yang terbaik buat kamu” balas Ify tulus


“sama-sama Fy, makasih juga karena kamu udah percayain hati kamu ke aku. Udah percayain hari-hari kamu buat aku warnai. Aku janji aku nggak akan bikin kamu kecewa.” Rio semakin mempererat pelukannya , entah mengapa ia merasa ada sesuatu hal yang telah mengintainya. Entah apa itu.


Keduanya larut dalam romantisme yang mereka ciptakan. Mencoba menikmati setiap rasa yang kini tengah bereaksi antara keduanya. Sang waktu membiarkan kedua insan muda ini mengecap moment-moment indah , membiarkan keduanya merasakan bahagia, merasakan cinta yang benar-benar tulus antara keduanya.
Sang waktu ikut tersenyum menyaksikan keduanya, bukan senyum bahagia, namun terkesan seperti sebuah senyuman kepuasan, entah apa maksudnya.


***


Waktu dapat menjadikan kita bahagia, akan tetapi waktu juga yang dapat menjadikan kita menderita…

“The time can make us very happy, but it also make us in sorrow and suffering”

Semuanya terasa kian dekat, kian memburu. Membuat gelisah siapa saja yang menjadi intaiannya. Seperti aku sekarang ini, perasaan ini terus menggangguku, menguntitku dengan tatapan yang menyiksa batin. Perasaan yang mampu mengubah segalanya, perasaan yang mampu memporak porandakan apa saja yang menjadi penghalangnya. Cinta tulus sekalipun tak mampu meredam perasaan gelisah itu. Semakin aku mencoba mengusirnya, semakin kuat tekanan yang ia berikan. Namun aku tetap bertahan, aku harus bertahan. Aku tak ingin merelakannya merenggut kebahagianku.

Kumohon, berbaik hatilah. Izinkan aku bahagia, bahagia karena cinta dan kasih sayangnya.
Seperti yang ku katakan sebelumnya, ambil saja semua yang engkau mau. Namun jangan “DIA” izinkanlah dia untuk tetap disini, menemaniku.



***



Sudah empat bulan aku menjalin hubungan dengannya. Selama itu pula aku selalu berada di Rumah Sakit ini. Sebenarnya aku bisa saja menjalani perawatan di rumah. Namun kedua orang tua ku benar-benar ingin aku mendapatkan perawatan yang intensif. Mereka ingin aku tetap dirawat dirumah sakit ini sampai aku mendapatkan donor mata.


“Ke taman yuk fy, “ ucap suara itu tiba-tiba

“ya ampun Rio, bisa nggak sih nggak ngagetin aku”

“yee abisnya kamu dari tadi ngelamun mulu, udah 10 menit aku berdiri disini , udah dehem dehem dari tadi kamu tetep aja gak nyadar. Ngelamunin apaan sih ? pasti ngelamunin aku ya? Ngelamunin masa depan kita. Hehe”

“ngasal kamu. Eh tadi ngajak ke taman kan? Ayo buruan, aku bosan di kamar terus”


“siiap tuan putri, ayok” Rio segera menghampiri Ify, membopong tubuh kekasihnya itu untuk duduk di kursi rodanya. Dengan perlahan ia mendorong kursi roda Ify perlahan , meninggalkan ruangan rawat Ify.


***



Udara segar tanah basah , serta dedaunan yang masih terselimuti embun langsung menyeruak masuk melalui indera pernafasan  sepasang kekasih ini. Sinar matahari pagi yang masih malu-malu membelai lembut keduanya. Semilir angin tak mau ketinggalan, ia juga menghadirkan dingin yang khas.

Rio dan Ify, keduanya kini tengah duduk dibawah pohon trembesi yang berdiri kokoh di halaman Rumah sakit ini.
Keduanya terlihat begitu serasi, Rio terlihat tengah menyuapi bubur untuk kekasih nya itu, membuat beberapa suster yang berlalu lalang menatap mereka dengan tatapan iri tingkat dewa. Rio, siapa sih yang nggak kenal dengan dokter ganteng yang satu ini, wajah nya yang tampan serta umurnya yang masih muda membuat ia menjadi salah satu Dokter Idola di Rumah Sakit itu.
Sifat nya yang ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja itu makin menambah nilai plus untuk pemuda hitam manis ini


“udah ah yo, mual.” Kata Ify seraya menutup mulutnya, agar Rio tidak lagi bersikeras untuk memaksanya menghabiskan bubur yang rasanya aneh itu,

“ck gimana sih, ini belom ada sepuluh sendok loh fy kamu makannya. Makan lagi ya..” Kata Rio mencoba merayu kekasihnya itu

“nggak mau Rio, gimana sih”

“iya iya,, aduh nggak usah ngambek deh, pake manyun-manyun segala lagi tuh bibir, nantangin banget kayaknya. Hahaha” ucap pemuda itu sambil tertawa renyah, membuat Ify ingin sekali menumpahkan semua isi perutnya


“apaan sih kamu, nggak jelas banget deh” ucap Ify tambah ngambek

“udah aku bilangin jangan manyun-manyun Ify sayang, sumpah deh tuh bibir nantangin banget. Masih pagi nih Fy, nggak usah coba-coba menggoyahkan iman aku deh.”


“Ihh Rio apaan sih. “


“hehe , nggak kenapa-kenapa kok sayang. Nih minum obatnya dulu” ucap Rio sambil dengan telaten membantu Ify meminum obatnya.


“makasih Rio sayang, hehe”

“iya sayang, eh Fy nyanyi donk buat aku. Aku pengen banget denger kamu nyanyi mama papa kamu bilang kamu tuh pinter banget nyanyi.”


“huu kamu dibohongin tuh sama mama papa aku, suara aku kan ancur abis” kata Ify merendah


“suara ancur kok bisa menang lomba nyanyi se DKI Jakarta ?”


“hehe, juri nya budek kali yo. Haha”


“bomat, yang penting sekarang kamu nyanyi buat aku. Aku udah bawa gitar nih, ntar aku yang main gitar kamu yang nyanyi ya, pliiss, ayolah Fy. Masa gak mau sih Fy nyanyi buat aku ? aku kan ganteng Fy” Mohon Rio dengan nada amat sangat memelas khas penderita busung lapar


“iya iya, huuh bisa banget deh ngerayu nya. Mau lagu apa yo?” tanya Ify


“Lagu Christian Bautista aja gimana Fy? Yang The Way You Look At Me?” usul Rio


“good idea” balas Ify sambil tersenyum sumringah


Rio mulai memainkan gitarnya, menghasilkan sebuah nada-nada intro yang begitu merdu nan indah. Senyum manis nya tak pernah pudar, sambil memandang lekat gadis di samping nya, senyum nya semakin merekah


No one ever saw me like you do
All the things that I could add up to
I never knew just what a smile was worth
But your eyes say everything without a single word

'Cause there's somethin' in the way you look at me
It's as if my heart knows you're the missing piece
You made me believe that there's nothing in this world I can't be
I'd never know what you see
But there's somethin' in the way you look at me

If I could freeze some moment in my mind
Be the second that you touch your lips to mine
I'd like to stop the clock, make time stand still
'Cause, baby, this is just the way I always wanna feel

'Cause there's somethin' in the way you look at me
It's as if my heart knows you're the missing piece
You made me believe that there's nothing in this world I can't be
I'd never know what you see
But there's somethin' in the way you look at me

I don't know how or why 
I feel different in your eyes
All I know is it happens every time

'Cause there's somethin' in the way you look at me
It's as if my heart knows you're the missing piece
You made me believe that there's nothing in this world I can't be
I'd never know what you see
But there's somethin' in the way you look at me

The way you look at me…


Bagaikan nyanyian para putri duyung penghuni Black Lake dalam film Harry Potter, suara Ify barusan terdengar begitu indah. Ditambah dengan petikan lembut senar gitar Rio, membuatnya semakin enak untuk didengar , harmonisasi dari perpaduan music dan suara yang mereka mainkan begitu apik, tak heran jika orang-orang banyak yang memperlambat langkah mereka untuk melihat “konser dadakan” dihadapan mereka.


“wah suara nya bagus banget sih, udah ada yang punya apa belom nih neng ?” hehe goda Rio untuk mencairkan suasana

"udah donk pastinya , hehe" jawab Ify sambil cengengesan

"wah siapa neng, pasti cowok ganteng yang namanya Mario Haling itu kan neng ?"

"siapa tuh nggak kenal deh aku nya ? pacar aku kan akang Justin Bieber , wleeekk"

"wew, Justin Bieber, justin bibir sih aku percaya. haha.."

"ckck, dipuji mirip bieber malah gak mau, malah pengen bibir"

"asik lah ngomongin bibir nih ceritanya. waah kayaknya pagi ini bakalan dapat rejeki deh. haha"

"ngomong bibir-bibir lagi aku sihir jadi kodok kamu yo"

"asiik, ntar kalo udah jadi kodok, kamu pasti cium aku, dan aku bakalan berubah lagi jadi pangeran ganteng, hehe"

"ck, dasar. kamu tuh kebanyakan nonton dongeng."

"nggak apa-apalah, hehe"

"kamu kenapa sih yo ? kayak nya seneng banget, ketawa mulu dari tadi. ?"

"aku juga nggak tau Fy, beberapa hari ini aku jadi pengen ketawa-ketawa terus, kayak aku tuh gak bakalan bisa ketawa kayak gini lagi nantinya." jawab Rio ragu namun tetap tersenyum

"hush, jangan asal deh ngomong nya nggak enak dengernya. eh yo, balik ke kamar aku yuk" Ucap Ify tak ingin pembicaraan mereka berlarut ke hal-hal yang akhir-akhir ini mengusik hatinya.

"wew ngapain lagi nih pengen cepet-cepet masuk ke kamar, belom sah loh yank, gimana sebelum ke kamar kita ke KUA dulu yank. haha"

"Rioooooo, jangan mulai lagi deh"

"wkwkwk, iya tuan putri, pangeran ganteng bin kece ini siap mengantar tuan putri kemana saja."

"yee ngarep bener jadi pangeran, haha"

"yang penting aku ganteng"

"iya aja lah"

Rio akhirnya kembali mendorong kursi roda Ify untuk kembali ke kamar rawat Ify.


***


"eh non Ify, den Rio darimana aja, mbok cariin dari tadi." sapa mbok minah ketika melihat keduanya memasuki kamar rawat itu.

"biasalah mbok, Rio bawa ify jalan-jalan dulu ke taman. mumpung cuaca nya bagus dan udara nya masih segar juga" jawab Rio

"oh,, eh non Ify udah sarapan sama minum obat apa belum non ?"

"udah kok mbok, "

"yaudah berarti sekarang mandi ya non, ayok non " kata Mbok minah seraya mencoba membantu Ify berdiri dari kursi rodanya.

"mau dimandiin sama mbok minah apa sama aku yank" tanya Rio dengan nada yang aneh

"koplak, balik sana keruangan kamu, aku udah ada mbok minah. katanya ada pasien yang mau konsultasi kan?"

"iya iya, kau jaga diri baik-baik ya, nurut apa kata mbok Minah, " titah Rio seraya mengacak pelan poni kekasihnya itu,

"iya iya, kau juga, jangan genit-genit ya sama pasiennya."

"siip, aku ke ruangan aku dulu ya yank nanti aku ke sini lagi, " ucap Rio sgera berlalu, namun tak lupa ia mendaratka kecupan hangat di pipi kekasihnya itu, yang selau berhasil memunculkan semburat merah jambu di pipi gadis itu.


***


Semakin dekat, semuanya semakin dekat. Dia mulai menunjukan semua indikatornya. Aku butuh sesuatu, butuh seorang teman yang mungkin lebih hebatdari sang Dewi Fortuna, aku butuh lebih dari sekedar keberuntungan. Aku butuh itu semua untuk mempertahankannya, mempertahankan Malaikat pelindungku, agar ia tetap disini.

Ya Tuhan, jika engkau mengizinkan aku untuk bahagia, aku mohon biarkan ia tetap disini. Namun jika tidak, biarkan ia tetap disini juga, namun tidak denganku. Jika engkau tak menghendaki diriku bahagia, jemput saja aku, mungkin itu yang terbaik.


***


Ingin kuyakini cinta takkan berakhir…


***


Ruangan ini masih saja sunyi, tak ada yang berselera untuk membuka suara. Semuanya menunggu, menunggu kabar itu, apapun kabar itu, semoga itu merupakan kabar baik.

Ify, dan kedua orang tuanya berdoa dalam hati, semoga saja Rio dating membawa kabar baik untuk mereka. Ya, 15 menit yang lalu Rio mendapat telepon dari Dokter Ivan, dokter Ivan memberitahu pemuda itu harus segera menemuinya di ruangan praktek pribadinya. Kabar itu berhubungan dengan kesembuhan Ify. Ya tuhan, semoga gadis ini baik-baik saja.


Klek, kenop pintu perlahan terbuka, sosok Hitam manis itu memasuki ruang rawat kekasihnya, senyumnya sumringah, namun matanya sarat akan kegundahan, namun tetap saja Ify tak dapat melihat sorot mata itu.
Pemuda itu lantas membuka kacamata tanpa bingkai nya itu, meletakkannya di meja. Perlahan ia mengulurkan sebuah amplop coklat berlogo Rumah sakit itu. Ayah Ify dengan ragu menerimanya, namun Rio tersenyum seraya mengangguk, menandakan bahwa tidak ada kabar buruk.


“buka aja om, nggak meledak kok” ucap Rio untuk meyakinkan ayah Ify, senyumnya tak pernah lepas dari wajah manisnya itu


Perlahan ayah Ify mulai membuka amplop coklat itu, dikeluarkannya kertas putih yang ada didalamnya dan dengan cepat pupil matanya bergerak dengan penuh semangat membaca tulisan yang terketik rapi di kertas itu. Ayah Ify membaca nya berulang kali, berharap ia tak salah penglihatan.


“Kamu dapat donor Fy,” kata ayah Ify dengan nada yang penuh dengan buncahan kegembiraan


“ayah nggak bercanda kan? Ayah pasti bohong”


“ayah kamu benar sayang, kamu dapat donor, kamu bisa sembuh sayang” Bunda Ify ikut meyakinkan putri semata wayangnya itu. Dengan segenap hati ia langsung memeluk tubuh putrinya itu, dan ia tak bisa menahan tangis harunya.


“selamat ya Ify sayang,, kalau nggak ada halangan operasi nya lusa, Rio harap om dan tante bisa support Ify, karena dalam menjalani operasi kita butuh lebih dari sugesti-sugesti yang positif” kata Rio kalem


“terima kasih nak, Rio. Terimakasih karena kamu mau menjaga anak kami selama kami pergi” kata ayah Ify sambil tersenyum dan menepuk pelan pemuda yang mungkin akan menjadi menantunya itu


“sama-sama om, Rio nggak bakalan bisa ajagain Ify kalo semua itu tanpa izin tante sama om, oh iya om tadi Dokter Ivan bilang, beliau ingin bertemu dengan om sama tante, untuk mebahas masalah jadwal operasi” sambung Rio


“oh baiklah, kalau begitu om sama tante keruangan Dokter Ivan dulu, titip Ify ya nak Rio”


“iya om, tante.”



***

Ya Tuhan inikah rencana-Mu ? sungguh indah. Setelah sekian lama aku bertahan, akhirnya semua itu akan kembali? Penglihatan ku akan kembali?
Itu berarti aku bisa melihatnya, melihat senyumnya, menatap matanya, melihat dunia…


***


“aku bakalan sembuh yo, aku bakalan bisa liat lagi” ucap Ify sumringah


“iya sayang, kamu pasti sembuh. Benerkan kata aku , kalau kita yakin semuanya pasti akan baik-baik saja” ucap Rio kemudian memeluk kekasihnya itu.


“aku seneng banget yo, seneng banget”


“aku juga Fy, aku juga seneng banget. Tapi aku mau minta maaf ya sayang, maaf banget, aku nggak bisa nemenin kamu, aku mau pergi Fy” ucap Rio lirih


“maksud kamu? Kamu mau ninggalin aku?kamu nggak sayang lagi ya sama aku? “ tanya Ify seraya melepaskan pelukan Rio


“bukan sayang, aku pergi ke Singapore besok malam, aku ada tugas disana. Aku sayang kok sama kamu, nggak ada yang lain selain kamu.”


“tapi yo, kenapa besok, kenapa nggak habis operasi aku aja?  Kalaupun operasi aku berhasil, orang yang pertama pengen aku lihat itu kamu yo, please, kamu tunda aja yak e Singapore nya”


“aku juga pengennya gitu Fy, tapi maaf, maaf banget, ini udah tugas aku Fy, tanggung jawab aku. Aku janji kok, kalau semua tugas aku udah beres, aku langsung balik ke Indonesia”


“janji ya yo, “ hanya itu yang bisa di ucapkan Ify. Entah mengapa dari sekian banyak kata yang bergumul di otak nya, namun hanya itu yang mampu di katakannya.


“aku janji Fy” perlahan Rio merengkuh wajah kekasihnya itu lembut, mendarat sebuah kecupan hangat dibibir kekasihnya.


Keduanya larut dalam suasana romantis namun penuh haru ini. Entah mengapa Rio ataupun Ify seperti merasakan ada sesuatu yang menyakitkan, bahkan kecupan hangat ini tak mampu membendung kegundahan yang dirasakan keduanya.



***


Sesuatu yang mengintai itu sudah di depan mata, aku hanya membeku. Seperti tak mampu lagi melakukan apapun. Aku ingin menghalaunya, menghentikannya agar tak mendekat, merenggut DIA yang ku tamengi. Dia yang akan selalu aku lindungi dengan segenap hatiku. Aku mohon menjauhlah dariku, Izinkan aku menikmati kebahagianku…


***


2 Hari kemudian…


Hari ini, 24 Oktober 2011

Sudah dua hari berlalu sejak operasi itu. Dan ini merupakan hari yang ditunggu-tunggu, hari dimana perban yang membalut mata Ify akan dibuka. Mulai hari ini, Ify akan kembali melihat dunia dan seisinya. Dan yang paling istimewa adalah, 24 Oktober, hari ini merupakan hari ulang tahun sang kekasih yang sangat dicintainya –Rio-

Dengan perlahan dan penuh kehati-hatian para perawat itu membuka perban-perban di mata Itu. Setelah semua terlepas, Ify perlahan membuka matanya perlahan, semuanya kabur, ia berusaha mengerjap-ngerjapkan matanya lalu semuanya jelas, ia menatap dua orang paruh baya disepan sana. Ayah dan Bundanya, mereka tersenyum, namun tak terlihat ada kebahagian dibalik senyum kedua orang tuanya itu. Perlahan ayah dan budanya mendekat kepada putri mereka, sang bunda yang sepertinya tak tahan lagi menyembunyikan tangisnya segera memeluk putrinya itu, sedangkan sang ayah hanya mengusap pelan bahu sang bunda untuk mencoba menenangkan wanita itu.


“Rio sayang, Rio,” ucap bundanya tertahan


“Rio kenapa bunda ? Rio baik-baik ajakan ?” gadis itu mulai panic, ia takut, ia sangat kalut


“Rio koma sayang”


***


~Flashback~


Rio tersenyum puas, ternyata penerbangannya ke Singapore di tunda sampai minggu depan, keberangkatannya terpaksa harus ditunda karena memang cuaca yang buruk dan sangat tidak bersahabat.


“Aku bakalan nemenin kamu Fy, kamu tunggu aku ya” ia segera meraih kunci mobilnya, berlari dengan semngat melewati terpaan derasnya hujan, dengan semangat ia masuk kemobilnya dan segera memacu kuda besi itu dengan semangat yang meletup-letup, ia tak mau terlambat, ia ingin berada disamping kekasihnya, sebentar lagi kekasihnya itu akan menjalani operasi.

Dengan penuh semangat dan senyum yang terus merekah, ia terus memacu mobilnya, hujan deras dan suasana yang meremang tak menjadi penghalang.

Namun sesuatu yang akhir-akhir ini mengintai dirinya, mulai menunjukkan wujud aslinya.

Sebuah Truck bermuatan sembako, melaju dengan kecepatan tinggi melewati jalan yang suah licin karena diguyur hujan. Rio terbelalak, ia mencoba membanting setirnya, namun sial, jalanan yang licin dan keadaan ngantuk yang luar biasa dari supir truck didepannya membuat ia juga kehilangan kendali.

Tabrakan maut itu tak terhindarkan, Rio merasakan sakit yang luar biasa lalu semuanya gelap.

Entah akan jadi apa ia sekarang mengingat truck yang menabraknya itu membawa muatan yang kira-kira berton-ton beratnya.

Jika ia selamat, itu merupakan sebuah keajaiban yang patut disyukuri


Sang maut tersenyum, tawanya pecah, bergema membahana , ia sangat puas, incarannya berhasil masuk kedalam perangkapnya …


***


Namun takdir menuliskan,
Kita harus berakhir….


***


Gadis ini membeku, pemuda itu? Yang terkulai lemah itu? Pemuda inikah yang selama ini menemani nya? Pemuda inikah yang berhasil merebut hatinya? Pemuda inikah yang selalu menghadirkan senyum di hari-harinya? Pemuda ini ? benarkah ? Benarkan ia Rio, Rio kekasihnya

Matanya tertutup rapat, namun wajahnya terkesan tenang, seakan tak ada beban apapun. Ify menghampiri pemuda itu, tangan nya bergetar, air matanya tak mampu dibendung lagi, ia segera menubruk tubuh pemuda itu. Namun pemuda itu tetap saja tak bergerak.


“H-ai yo, bangun ya. Aku udah sembuh Rio untuk kamu, sekarang kamu bangun ya yo, demi aku. Kamu nggak mau kan liiat aku nangis. Udah ya sayang, udah cukup tidurnya, sekarang kamu bangun ya. Kamu lupa ya? Masih banyak loh pasien-pasien yang nungguin kamu. Ayo sayang bangun ya” Ify terus berbicara dengan airmata yang terus mengalir, tangannya menggengam erat tangan Rio. Seolah ingin menegaskan kepada pemuda itu bahwa ia harus segera menyudahi tidur panjangnya.


“kok diam aja sih yo, ayo bangun ya sayang, kamu nggak kangen sama aku? Bangun ya, ayo donk”
Ify terus mensugesti Rio, namun tetap saja, pemuda itu hanya diam.

Ify tak mampu berbicara apa-apa lagi, ia hanya mampu menangis, menangis dan menangis. Air mata nya terus mengalir memandang pemuda yang terbaring tak berdaya dihadapannya itu.

Perlahan tangan yang di genggamnya menunjukkan respon, tangan itu bergerak, Ify merasakannya, ia menengadakan kepalanya, ia melihat pemuda didepannya itu sedang berusaha membuka matanya perlahan. Setelah berhasil pemuda itu menoleh dan tersenyum, Ify menegang,, ternyata memang benar kata orang-orang terdekatnya, senyuman pemuda itu memang begitu manis.

“kamu udah sadar Rio, aku anggil dokter ya “


“nggak usah sayang, aku Cuma mau kamu. Makasih ya buat semuanya, aku seneng banget liat kamu udah sembuh, kamu itu cantik, janji ya kamu nggak akan nangis, aku nggak mau liat kamu nangis. Aku mau pamit, aku mau kesana, aku mau nyiapin tempat terindah untuk kita disurga nanti. Kamu hati hati ya disini, kamu harus kuat demi aku. You’re my everything, I Love you Alyssa” ia tetap tersenyum manis, dan perlahan bulu mata nya kembali teranyam sempurna. Ia kembali terpejam, disertai dengan bunyi bip panjang dari monitor disampingnya. ia hanya meninggalkan sebuah senyum, senyum terakhir yang hanya akan jadi milik Ify, kekasihnya


Ify berteriak, ia tak sanggup, ia terus berteriak sambil mengguncang tubuh pemuda itu, air matanya terus mengalir, dengan segara direngkuhnya erat jasad kekasihnya itu. Dengan air mata yang terus mengalir. Ia tak sanggup lagi, tubuhnya lemas, ia tak sanggup lagi menahan semuanya. Seluruh tulang yang menyangga tubuhnya seakan telah dilolosi, melihat kepergian pemuda itu, pemuda yang sangat dicintainya. Tubuhnya bergetar hebat , perasaannya kacau.


“kenapa kamu tinggalin aku yo, kamu lupa? Bahkan aku belum ngucapin Happy Birthday buat kamu Rio. Happy Birthday Rio sayang, Happy Birthday” ia terus membatin, ia tak sanggup lagi untuk berbicara. Tubunnya semakin lemas, lalu ia merasakan semuanya menjadi hitam, gelap.



***


Segenap hatiku luluh lantak
Mengiringi dukaku
Yang kehilangan dirimu…

Sunnguh ku tak mampu
Tuk meredam kepedihan hatiku
Untuk merelakan kepergianmu…


***



Tangis gadis manis ini semakin pecah ketika jasad pemuda yang dicintainya mulai dimasukkan ke liang lahat. Ia tak sanggup , ia tak sanggup melihatnya, hatinya miris, ia terus menangis mengantarkan kepulangan pemuda itu, kepulangannya menuju tempat yang abadi, tempat yang indah di sisi Tuhan.

Ketika liang lahat itu mulai tertutupi tanah merah , gadis itu semakin menjerit. Ia tak sanggup, tak sanggup jika harus berpisah dengan pemuda itu. Air matanya semakin deras. Ia meronta dibalik pelukan hangat dari Ibunda Rio.


“Ikhlasin Rio sayang, kalau kamu kayak gini Rio bakalan sedih disana. Biarin Rio tenang sayang. Rio pasti bahagia disana “ Ibunda Rio mencoba menenangkan gadis ini. Mencoba mengalirkan sedikit energy positif yang dapat membuat gadis ini sedikit tenang.



***


Ketika semua pelayat telah pulang sejak 2 jam yang lalu, gadis ini tetap betah duduk disamping tempat peristirahatan terakhir pemuda yang dicintainya ini. Ia terus mengelus marmer putih yang terpahat nama Pemuda yang sangat dicintainya itu,,,


“aku ingin ikut kamu yo, aku nggak mau sendirian disini. Aku pengen di surga sama kamu.” Ucapnya lirih


“kamu mau ikut aku?” suara lembut bagaikan beledu itu membuat bulu kuduk gadis itu meremang, ia menengadahkan kepala nya, menatap sosok sempurna yang sedang mengulurkan tangannya kepada gadis itu.

Sosok itu ! Sosok yang sangat dicintainya. ia begitu indah, begitu bersinar , sinarnya begitu kontras dengan awan mendung yang berwarna abu pekat di atas sana. Sayap berwarna putih bersih terlihat dari balik punggungnya yang kokoh.


“mau ikut aku ?” ulang pemuda itu, senyumnya begitu menawan

Tanpa ragu gadis itu mengangguk, dan membalas uluran tangan sosok sempurna itu.



***


“Love is make meeting and love also make parting”

Cinta yang menghadirkan pertamuan, dan Cinta juga yang membuat perpisahan…


***


~ The End ~

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Your Apreciation !!!