Litha's World

Rabu, 09 Mei 2012

Lay My Life On You (part. 4)






:: Lay My Life On You ::
Part. 4




***

Jika kamu dicintai, akankah kamu juga akan mencintai ? Jika ia, apakah kamu akan tetap mencintai walaupun orang yang kamu cintai itu masih milik yang lain ? apakah kau seegois itu untuk untuk menyakiti hati yang lain ? walaupun diantara kalian berdua memang saling mencintai dan dicintai. Tapi bagaimanapun, sesulit apapun pilihan itu, hadapi saja. Mungkin pepatah itu betul, Cinta bagaikan listrik yang bisa nyala dan mati tiba - tiba.
Jadi, lewati saja karena Tuhan yang mengatur semuanya, kita sebagai manusia hanya sebagai actor yang perlu mengikuti apa yang diatur oleh produser dan menjalankan apa yang diarahkan oleh sang sutradara.


***


Dua orang pemuda ini masih saja berdiri sambil celingak celinguk sambil memegang makanan yang kira-kira sudah lima menit yang lalu mereka pesan.

“Dimana donk yo? Penuh banget nih, mana nih meja – meja disini udah dijajah semua sama orang – orang kelaparan kayak mereka tuh” ucap cakka kesal lalu kemudian menyeruput es jeruk nya hingga habis

“yaudah lah, eh kesitu yuk. Nggak kosong kok meja nya tapi lumayan lah Cak, ada Agni tuh. Mau nggak ?” Balas Rio sumringah sambil menoleh semangat ke arah cakka

“boleh deh, lumayan mojok bentar. Haha” jawab Cakka sambil berjalan semangat mendahului Rio.

“ngek. Kampret si Cakka liat agni aja matanya langsung ijo” Celetuk Rio lalu mengikuti jejak Cakka.

“hai yank,, aku sama si pesek gabung sini ya.. hehehe” ucap Cakka sambil duduk di hadapan Agni

“Pesek , pesek kayak kamu mancung aja” balas Agni dan membuat Rio yang awalnya ingin memakan Cakka hidup – hidup kini tersenyum manis

“makasih Agni cantik… “ balas Rio sambil memposisikan dirinya untuk duduk disamping Agni

“sama- sama Rio ganteng “ balas Agni sambil mencubit pipi Rio , dan membuat Cakka berapi – api

“Udah pernah mandi pake bakso belom yo?” Tanya Cakka sinis

“hehehe, ampun cak, Agni nih yang cubit – cubit”

“Huhuhu ayank nggak sayang lagi nih sama aku…” ucap cakka

“aduh Cakka, yang ganteng,yang imut yang manis yang unyu tapi bo’ong, diem ya, mending kita makan, aku laper banget nih, liat kamu makin laper” balas Agni

“aku suapin deh, biar nggak laper,, aaa” ucap Cakka sambil mencoba menyuapkan sesendok bakso kepada Agni dan yang langsung dilahap oleh Agni. Jadilah mereka berdua suap – suapan dan mengabaikan Rio yang berada disekitar mereka . ckckck

“Cieee, agni mesra banget. Kita numpang gabung yaa Ag..” suara seorang gadis mengagetkan mereka bertiga, dan membuat Rio menegang. Karena ia hafal betul siapa pemilik suara itu.

“Eh, Ify, Alvin boleh boleh, duduk aja” sambut agni antusias

“wah pada mau double date ya, yaudah deh aku cari meja lain aja” Ucap Rio spontan

“santai aja yo, mau ngapain sih kita disekolah. Duduk aja lagi bro” balas Alvin sambil menepuk   pelan pundak Rio, dan membuat Rio ingin sekali memutilasi Alvin

“yayaya” balas Rio singkat

Lalu kemudian mereka semua larut pada kesibukkan mereka masing2. Cakka dan Agni yang melanjutkan aksi suap – suapan mereka sambil bercanda seru.
Terus Ify dan Alvin yang asik bercanda berdua sambil gombal-gombalan. Dan Rio (?) nahan hati mamenn… ckckck

“Ingin kubunuh pacarmu saat dia sentuh wajah indahmu , didepan kedua mataku, sakit hati aku jadinya cantik. Aku cemburu.. aku cemburu” Rio yang panas melihat Kemesraan Alvin dan Ify kini mulai bersenandung tidak jelas sambil memukul – mukulkan sumpit ke meja. Semua yang ada dikantin dengan otomatis menoleh ke arah Rio.

“kenapa Yo?” tanya Ify yang heran melihat tingkah Rio

“aku rasa kamu rangking 1 paralel dikelas . jadi lagu tadi nggak susah lah untuk di artiin. Bahasa Indonesia doank ini. Aku duluan” ucap Rio sambil berlalu cepat meninggalkan meja yang menurut nya adalah jurang hitam.

“abis obat ya?” celetuk Alvin kemudian

“nggak tau aneh banget.” Jawab Ify sambil mengangkat bahunya.

apa mungkin Rio cemburu sama aku? Ah , sudahlah Alyssa jangan terlalu pede.” Batin Ify

“What ? 9.20? . yaampunn bel masuk udah 5 menit yg lalu. Pada denger nggak ?” teriak Cakka histeris sambil memandang kea rah arlojinya

“mampus, Kita kan jam nya Pak Duta cak. Telat dikit aja tamatlah riwayat kita” balas Alvin yang memang satu kelas dengan cakka.

“buruan Vin, ladies kita duluan yaaa.” Ucap Cakka sambil menarik Alvin dari peradaban (?)

“ngek? Dasar aneh “ ucap Agni sambil geleng – geleng

“plis deh Ag, jangan sampai virus gila nya si Cakka nular ke Alvin” ucap Ify hopeless

“haha… eh Fy, Btw, kita nggak balik kekelas nih ? Bu Winda loh” tanya Agni

“selaw Ag, Bu Winda lagi ada urusan di Dinas pendidikan. Jadi dia Cuma nitip tuga aja. Hehehe”

“Alhamdulillah. Hahahah” balas Agni ceria


***


Perum Paris Indah blok F-4 , kayak nya sih bener ini rumahnya" ucap Sivia sambil membaca secarik kertas ditangannya. dengan perlahan ditekannya bel yang ada dimuka rumah itu, tanpa menunggu lama, seorang gadis cantik yang kira - kira seumuran dengannya membukakan pintu.

"eh, maaf cari siapa ya ?" sapa gadis itu sambil memasang senyum ramah

"eh, mmm ini benar rumahnya Gabriel?" tanya Sivia kikuk

"oh,, iya iya bener banget. mau ketemu kak Iel ya ? yuk masuk." ucap gadis itu.

"eh, mmm sebenarnya aku pengen balikin barang dia yang ketinggalan aja sih,"

"oh yaudah langsung ketemu sama kak Iel aja. yuk masuk, nggak enak ngobrol diluar." ajak gadis itu

"ahh nggak usah, aku tunggu disini aja" balas Sivia

"ahhh ayook masuk, nggak usah malu - malu" ajak gadis itu lagi sambil menarik pelan lengan Sivia. dan mau tak mau Sivia mengikutinya.

"nah, kamu duduk aja dulu disini aku ambil minum dulu" ucap gadis itu tersenyum kemudian berlalu

Sivia duduk di sofa ruang tamu yang mewah itu, tidak seperti kebanyakan rumah pada saat ini yang banyak mengusung tema minimalis. Rumah ini terlihat classic, ukiran - ukiran jati mendominasi ruangan yang super mewah ini. Mata Sivia berkeliling ke seluruh ruangan lau tatapannya terhenti pada sebuah Foto keluarga. Dan salah satu orang yang ada di dalam Foto itu adalah orang yang dicarinya -Gabriel- . Di dalam foto itu gabriel terlihat sangat Tampan, dibalut dengan tuxedo dan celana bahan dengan warna senada. Tanpa dipungkiri, sivia memang mengakui bahwa pemuda itu sangat tampan.

"Ehemm.." dehem suara seseorang mengagetkan Sivia

"eh... hehe, maaf ya" ucap sivia kikuk

"gak apa - apa santai ajalah. eh ini diminum dulu, sambil nunggu snack nya dimakan juga ya, kak iel nya lagi mandi" ucap gadis itu sambil meletakkan segelas Sirup berwarna orange dan setoples keripik ke atas meja.

"oh makasih ya" balas Sivia

"anytime. eh nama kamu siapa ?" tanya gadis itu.

"eh, iya kenalin aku Sivia, panggil aja Via kamu?"

"aku Acha, aku adek nya kak Iel" balas gadis itu.

"owh..."

"eh kamu sekolah dimana Vi ? kok jam segini baru pulang ?" tanya Acha ramah

"Aku Nusantara. dari jam 2 tadi sih sebenernya, tapi karena ada bimbel dulu , makanya agak sore. kalau kamu cha ? "

"Owh, aku Nirwana" jawab Acha

"Nirwana ? sama donk kayak pacar aku" tanggap Sivia antusias

"Oh ya ? Siapa Vi? siapa tau aja aku kenal gitu"

"Rio. kenal nggak?"

"yeee, yang namanya Rio mah banjir di Nirwana , yang lebih spesifik kali Vi"

"Mario Haling" balas Sivia singkat

"Owh,, jadi kamu pacarnya Rio yang baru, ? aku kenal kok sama Rio. satu kelas malahan" balas Acha

"Owh kalian sekelas ? haha. "

"Iya satu kelas. "

"ehemm.. hei ladies asik banget nih ngobrolnya." sapa seorang pemuda mengagetkan Acha dan Sivia

"Eh kak Iel. nah, Via aku tinggal dulu ya. masih ada PR soalnya, lagian kak iel nya juga udah selesai, duluan ya Vi" ucap acha sambil memamerkan Senyum manisnya

"oke makasih ya cha"

"siipp" balas acha kemudian berlalu

"Ehm ada apa nih. kok tau rumah aku?" tanya Gabriel

"eh , ehhmm gini Kak Gabriel,"

"Iel aja," balas iel memotong omongan Sivia

"eh iya, kak Iel. aku cuma mau balikkin ini. maaf ya kak, kemarin aku lupa banget. maaf ya kak ?" ucap Sivia tulus.

"huft, syukur deh. gara -gara nih dompet aku tadi jadi nggak bisa ikut tour mahasiswa gara - gara gak ada kartu mahasiswa" balas Gabriel sambil membuka isi dompetnya

"ya ampuun maaf banget deh kak. Via beneran gak tau, maaaf banget kak. maaf ya kak, sivia ngerasa bersalah banget nih" Ucap Sivia memohon

"iya aku maafin, tapi ada syaratnya nih. " balas Gabriel sambil tersenyum nakal

"syarat nya apa kak ?" tanya Sivia

"besok malem kamu temenin aku jalan"

"Hah (?) tapi kan kak ?"

"mau di maafin nggak nih ?"

"iyadeh" balas Sivia pasrah

"Siip kalo gitu besok aku jemput kamu. Oh iya Vi, bagi nomer kamu donk"

"siniin Handphone kakak"
Ucap sivia sambil menerima Handphone gabriel dan mulai mengetik nomernya.

"Tuh udah aku save, eh kak aku pulang duluan ya" ucap Sivia

"Mau aku anterin nggak Vi ?"

"Nggak usah kak, Via udah dijemput supir kok. sekali maaf ya kak."

"iya santai aja lagi, yaudah hati hati ya Vi" Ucap gabriel sambil berjalan beriringan untuk mengantar Sivia sampai kedepan pintu.

"Oke kak. makasih ya, salam buat acha" balas Sivia sambil melambaikan tangan nya dan berlalu meninggalkan Gabriel.

"Huft,, Rencana awal siap dilaksanakan" ucap Gabriel sambil memasang senyum nakal.


***

Dua remaja yang mungkin masih bisa dibilang sebagai sepasang kekasih ini masih betah berdiam diri. Hanya nyanyian dari jangkrik dan serangga malam lain nya lah yang mengisi kesunyian malam ini. Sang pemuda diam seribu bahasa, dari bahasa tubuhnya ia terlihat canggung, seperti menahan sebuah penyesalan. Sedangkan sang gadis yang duduk disamping nya duduk dengan angkuh sambil menyilangkan kedua kaki nya dan membolak balik lembaran - lembaran foto yang ada di tangan nya.

"Jadi ? kamu masih mau bilang foto - foto ini rekayasa Vin ? kamu keterlaluan Vin, apa kamu nggak mikirin gimana perasaan aku kamu mainin gini ?" tanya gadis itu kalem, namun bagaikan sebuah belati bagi Alvin.

"Maafin aku Shil" Hanya itu yang mampu diucapkannya, ia tak tau harus berbicara apa lagi.

"Oke, karena mulai detik ini juga aku yang akan jadi satu - satunya buat kamu. karena aku, udah urus semua kepindahan aku dari kemarin. Kita satu sekolahan" tandas Shilla jelas

"sartu sekolahan Shil ?" tanya Alvin takut

"Iya. kenapa ? kamu takut ? iya ? takut gak bisa mesra - mesraan lagi sama selingkuhan kamu itu ? iya kan ?" sinis Shilla

"Bukan gitu shil,, tapi.. mm tapi.. " Ucap Alvin terbata

"aku nggak mau denger alasan kamu. pokoknya kalau kamu masih sayang sama aku , kamu besok harus putusin cewek itu didepan mata aku" Tandas Shilla

"Tapi nggak semudah itu Shill"

"Yaudah kalau gitu kita aja yang putus"

"Oke oke, aku putusin Ify besok. demi kamu, karena aku nggak mau hubungan kita yang udah lama ini berakhir gitu aja karena kesalahan aku. maafin aku Shilla. Aku sayang kamu" Ucap Alvin , lantas kemudian merengkuh tubuh Shilla kedalam pelukannya.

"Aku juga Vin, aku juga sayang sama kamu" balas Shilla

Kedua insan itu, dengan dinaungi sinar dari sang rembulan dan kerlap - kerlip dari para bintang dilangit, ditambah dengan suara serangga malam yang bernyari rancak menjadikan malam ini begitu romantis untuk kedua insan ini. Oh, andaikan mereka tau, bagaimana perasaan "gadis yang tersakiti" itu jika melihat adegan ini.


***

Anak - anak dikelas XI Ipa 1 ini begitu hening mendengarkan penjelasan materi dari guru Fisika mereka, tulisan mungil rumus - rumus rumit yang berjejer rapi di whiteboard membuat mereka harus lebih fokus. Oh, mungkin rumus rumus inilah yang membuat Guru mereka ini menjadi separo botak. ckck.

"Tok... Tok... Tok..." Suara pintu kelas diketuk halus oleh Bu Uci, wali kelas XI ipa 1. perlahan wanita berwajah cantik itu membicarakan  sesuatu pada guru yang sedang mengajar..

"selamat pagi anak - anak" sapa Bu Uci

"Pagi bu,,,," koor anak - anak kelas itu serempak

"Maaf ya ibu ganggu waktu belajar kalian sebentar, Ibu kesini hanya ingin membawakan teman baru untuk kalian, Ayo Ashila, silahkan masuk" ucap Bu Uci ramah, mempersilahkan seorang gadis cantik dan berkulit putih bersih bak seorang model itu masuk ke ruangan kelas.

Gadis itu melangkah anggun, senyum manisnya yang menawan itu tak pernah pudar dari wajahnya.

"Ayo perkenalkan diri kamu" Perintah Bu Uci

"Perkenalkan nama Saya, Ashilla Zahrantiara. saya pindahan dari Bandung. Mohon bantuannya, terima kasih" ucap gadis itu sambil sedikit menundukkan badannya.

"Oke Ashilla, agar kamu lebih cepat beradaptasi dengan pelajaran yang tertinggal, Kamu bisa duduk disamping Alyssa, ia pasti bisa membantumu untuk mengejar materi. Agni, kamu bisa duduk bersama Acha" perintah Bu Uci.

"Terima kasih bu... " Ucap shilla lantas berjalan ke arah bangku Ify.

"Baiklah anak - anak, kalian bisa lanjutkan pelajaran , terima kasih atas perhatiannya" ucap Bu UCi dan berlalu , tidak lupa sebelumnya ia juga berterima kasih kepada guru yang mengajar.

"Hei, kenalin aku Ashilla" sapa Shilla sambil mengulurkan tangannya ke arah Ify

"Aku Alyssa, tapi aku lebih suka dipanggil Ify." jawab Ify ramah sambil membalas uluran tangan Shila

"Ashilla, Alyssa. hehe pas ya. " Balas Shilla

"Haha iya juga ya "

"Hei Ashila, Alyssa, diam dulu kau. nanti saja kenalannya" suara menggelegar dengan logat Batak yang khas dari sang guru langsung membuat Ify dan Shilla diam seribu bahasa.

"Sebentar lagi Alyssa" batin Shilla senang.


***


Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu, namun Siswa siswi kelas XI IPA 1hanya beberapa orang saja yang melarikan diri kekantin. Sebagian dari mereka memilih belajar untuk ulangan kimia setelah jam istirahat nanti. Begitu juga Dengan Ify dan Shilla. Ify terlihat begitu telaten mengajari Shilla tentang rumus –rumus yang belum dimengerti oleh anak baru itu. Seorang pemuda dengan wajah oriental memasuki kelas Ini dengan segelas jus ditangannya. Ia terlihat ragu ,namun ia mencoba untuk terlihat biasa saja. Dengan langkah cool ia menghampiri meja Ify dan Shilla.

“Hai sayang…” Sapa pemuda itu yang dengan otomatis membuat kedua gadis ini menoleh kearahnya dan keduanya tersenyum sumringah

“Hai juga sayang…” balas Ify dan Shilla serempak. Yang membuat Ify heran. Namun baik Alvin dan Shilla mereka berdua terlihat biasa saja.

“Lagi belajar ya yank, pasti haus donk. Nih aku bawain minum buat kamu” Ucap Alvin santai sambil mengulurkan jus yang tadi dibawanya kea rah Shilla

Ify yang melihat adegan ini diam mematung. Ia menegang, Oh ya Tuhan, sinetron apalagi yang ada dihadapannya saat ini. Drama apalagi yang akan ia saksikan ?

“Alvin..” lirih Ify. Hanya itu yng mampu diucapkannya.

“Eh Ify. Oh iya Fy. Maafin aku ya. kayaknya kita sampai disini aja. Kenalin, ini Shilla. Pacar aku” Ucap Alvin santai .

“PLAKSS” Tamparan keras dari Ify mendarat mulus di pipiputih Alvin

“kamu jahat Alvin.” Ucap Ify lantang dan kemudian berlari meninggalkan kelas.

Rio yang sejak tadi mengamati adegan itu kini bergerak cepat untuk mengejar Ify, pada saat melewati Alvin dan Shilla, ia menatap sinis penuh kemarahan.

“Sialan kalian berdua” Umpatnya keras lalu segera berlari mengejar Ify


***

Ternyata aku tak sadari apa yang terjadi
Berada diantara dua hati yang saling memiliki
Percuma bila ku tak bisa miliki dirimu
Lelah sudah ku berjalan
Lelah sudah kuterus berjalan….

Hampa Sgala rasa
Saat ku tahu dirimu tlah berdua
Perih hati ini
Menerima kekalahan yang kau beri…

Lewat lagu itulah Ify mencurahkan perasaannya. Di ruang music ini, dengan ditemani sebuah piano classic gadis ini menyanyikan salah satu lagu yang mungkin mewakili perasaannya. Ia tak menyangka , Alvin, Pemuda yang selama ini dianggapnya baik ternyata bisa berbuat seperti itu.
Ifi membatu, tatapannya kosong, fikirannya melayang kemana – mana. Sampai dirasakannya sentuhan lembut dipipinya. Dilihatnya tangan yang membelai wajahnya itu, menghapus air matanya yang mengalir. Pemuda itu. Ahh, dia lagi.

“Jangan nangis, aku nggak mau liat kamu nangis” Ucap pemuda itu

“aku,, aku,, aku nggak kuat” lirih Ify, sambil mencoba menahan tangisnya ,

“kamu kuat fy, kamu cewek yang tegar. “ balas pemuda itu sambil menggenggam kedua tangan Ify

“Nggak Rio, aku cewek lemah , aku cewek bodoh. Aku bodoh Rio, aku bodoh” teriak Ify keras, air mata yang tadi tertahan, kini kembali mengalir membasahi pipinya.

“Fy, plis,, oke sekarang kamu boleh nangis buat sedikit ngurangin beban kamu.” Ucap Rio lembut sambil memeluk tubuh Ify, mencoba mengalirkan sedikit energy positif pada tubuh gadis itu.

“Makasih yo” Ucap Ify lirih

“nggak usah makasih Fy, karena aku ngelakuin ini tulus,” balas Rio sambil mengusap pelan kepala Ify.

“Yo.. maaf, aku jadi meluk kamu gini” Ucap Ify dan mulai melepaskan pelukan Rio

“nggak apa – apa kok Fy. “

“aku nggak enak yo. Kamu kan udah punya pacar, aku nggak mau dikatain perebut pacar orang. “

“Fy dengerin aku. Aku mau jujur sama kamu. Boleh kan ?” tanya Rio serius, yang hanya dibalas dengan sebuah anggukan leh Ify

“Fy, kalau aku boleh jujur, aku nggak pernah sayang ataupun cinta sama Sivia. Nggak ada satu orangpun yang bisa jajah hati aku Fy, kecuali satu. Hanya satu gadis yang berhasil menjajah aku Fy dan gadis itu adalah , kamu . Kamu Fy, Alyssa Saufika Umari” Ucap Rio tulus , tatapan nya teduh. Membuat Ify terasa sulit untuk bernafas

“Rio…” ucap Ify

“Fy, Aku masih sayang sama kamu” ucap Rio sekali lagi. Tanpa bisa menahan lagi Ify menghabur ke pelukkan Rio

“Aku sayang kamu Alyssa” Ucap Rio sambil membalas pelukkan Ify



***


“We were born by love, in love we safe. And with the love we would back”

“Kita dilahirkan dengan cinta, dengan cinta kita dipelihara, dan dengan cinta kita akan kembali”


***

Apa ini ? apa?

Eh Iel ngerencanain apaan sih ? mau tau? Ntar deh part 5. Wkwk

Itu si Apin minta dilelepin di danau hitam kali ya. kasian neng Ipy pin, hiks hiks L
Eh RiFy gimana RiFy. Ini bocah kedua masih gantung banget nggak tau gimana nasibnya --“


*to be continue*



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Give Your Apreciation !!!