Litha's World

Kamis, 21 Juni 2012

Kamis, 10 Mei 2012

Ify's Profile


Ify’s Profile



Nama : Alyssa Saufika Umari
Nick : Ify
Birthday time : Bandung, 06 Desember 1996
Sekolah : SMP An-Nisaa , Tangerang. Kelas 9
Fandom : IFC (Ify Club)dan Blinkstar
Warna favorit : hijau tosca, biru tosca, baby pink
Kartun Favorit : Stitch
Hobby : Menyanyi, bermain piano, photografi
Instrument yang dikuasai : Vokal, Piano, Gitar, Perkusi Etnik


Ify adalah finalis dari Idola Cilik 1 (2008). Kecintaannya terhadap dunia seni dan hiburan, turut dipengaruhi oleh keluarganya yang memang berdarah seni. Buyut ify bisa memainkan banyak alat musik, nenek ify (oma Farida Pasha) seorang aktris, mama ify (Tante Gina Sonia) presenter berita di TVRI, sedangkan papa (Om Tubagus Hanafi) ify jago bermain gitar dan piano lho. Wiihh! Awalnya Ify belajar piano mulai dari TK, kemudian menyanyi di Sekolah Musik Farabi (milik Om Dwiki Dharmawan) dan Elfa Music School. Sekarang dia menyukai keduanya dan sering tampil bernyanyi sambil bermain piano.
Perjuanganya juga patut diacungi jempol karena Ify ini harus berhenti di 11 besar IC 1 dengan alasan banyak yang sms ify tetapi salah mengetik nama dengan "Iffi, Ivi, Ivy dan sebagainya" namun karena banyak fans yang menginginkan ia kembali, akhirnya RCTI mengundang Ify kembali menjadi peserta IC Duet berpasangan dengan aktor cilik bernama Bio One tapi mereka harus berhenti di runner up, tak menyerah Ify dipanggil lagi dan menjadi peserta IC Duo berpasangan dengan Septian finalis IC 1, akhirnya mereka menjadi Juara 1. tidak hanya itu, Ify pernah terlibat di Java Jazz Festival menyanyi bersama Sadao Watanabe, terlibat dalam pembuatan album film layar lebar berjudul Melodi, dan juga terlibat dalam pembuatan Album kemanusiaan "Suara Sahabat" dari PMI yang juga melibatkan banyak musisi Indonesia seperti Dwiki Dharmawan, Tompi, Opie Andaresta, Fariz RM, dll.Pada Java Jazz 2011 Ify menjadi penyanyi jazz termuda (14 thn) yang membawakan genre musik jazz etnik (world music) menyanyikan Lamalera (karya Dwiki Dharmawan)
Ify semakin dikenal banyak orang sampai sebuah Band luar negeri, Incognito, yang sempat melihat video Ify di Youtube pernah berkata bila dia ke Indonesia ingin mengajak Ify berduet bersama. Gadis ini tak sombong, ia sangat santun dan sopan, Gabriel Stevent Damanik yang merupakan temannya di IC 1 mengatakan bahwa ia sangat kagum terhadap Ify. Ify sudah 4 kali tampil mengisi acara di event-event penting yang tamunya merupakan Presiden RI dan pejabat-pejabat penting lainnya. Ify juga pernah terpilih menjadi motivator cilik bersama Gabriel Stevent Damanik, Cakka Nuraga, Brandon dll. Ify tak hanya hebat dengan karirnya tetapi dia juga selalu mendapat rangking di sekolahnya. Kepopuleranya menjadikanya sering dipasangkan dengan sejumlah artis seperti Tristan Juliano, Mario Stevano, dan terakhir Reza SMASH. Ify tak ambil pusing, dia bersikap biasa saja dan menganggap mereka teman. Itulah Ify, diluar dia terlihat santai tapi dia selalu berfikir dengan matang.
Meski sering tampil dan mendapat banyak pengalaman, Idola Cilik merupakan “sekolah” yg menurut ify sangat memperkaya dirinya, ilmu tampil didepan umum, pertemanan, sampai pisikologi, sehingga memahami bagaimana sebaiknya menghadapi orang, mempertahankan kekompakan dan meningkatkan kerja sama dengan sesama teman. Ify adalah anak kedua dari 3 bersaudara, dengan 1 kakak laki-laki yaitu Eizel Mauldy Muhammad dan 1 adik yaitu Khalif Ali Husain. Sebelum bergabung dengan Blink , Ify bergabung dengan band yang dibentuk oleh Idola Cilik yaitu Super Idola Band bersama [[Cakka Nuraga] dan lain-lain sebagai keyboardist. Di Blink , Ify menjadi Leader Grup bersama Sivia. Ify memiliki karakter menyanyi yang indah dengan teknik improvisasi yang luar biasa. Suaranya melengking dan agak serak-serak basah. Di usianya yang masih belia (14 thn) Ify telah menciptakan lagu untuk Blink, salahsatunya berjudul Andaikan. Bersama personel Blink yang lain , Ify membintangi Sinetron Putih Abu Abu dengan Eza Gionino , Derby Romero , Ratna Kharisma Adzana dll yang ditayangkan oleh SCTV



Rabu, 09 Mei 2012

Lay My Life On You (part. 5)


:: Lay My Life On You ::
Part. 5





***




Jika aku kembali pada dirinya, aku akan merasa menjadi orang paling jahat sedunia. Karena apa ? karena aku hanya akan merasa seperti penjajah yang menguasai suatu negara yang bukan merupakan hak milikku. Dan dengan begitu , aku akan menyiksa rakyat - rakyat negara itu. Rakyat yang memiliki hak penuh atas negara tersebut. Begitu juga denganku. Ia bilang aku penjajah hatinya. Oh, tolong jangan bilang begitu, sungguh aku tak ingin menyakiti siapapun, apalagi ia yang mencintaimu. Kau bukan milikku lagi. Jadi, tak sepantasnya aku menahanmu . Biarkan saja aku disini sendiri meratapi hatiku yang baru saja tersakiti...



***



Deburan ombak serta angin pantai yang bertiup semilir menemani dua remaja ini, Rio dan Ify. Setelah peristiwa itu Rio sengaja meminta izin kepada guru piket untuk mengantar Ify pulang. Bukan tanpa alasan, Rio memilih "melarikan" gadis ini dari sekolah, ia hanya ingin sedikit meredam sakit gadis itu, jika gadis ini tetap berada di sekolah maka akan bertambah banyak lagi sakit hati yang dirasakannya jika melihat penghianat itu. Tetapi Ify menolak untuk langsung pulang, jadilah Rio memutar arah menuju pantai ini.

Ify, gadis ini sejak tadi masih saja terus berdiam diri memeluk lutut. Matanya memandang kosong kearah deburan ombak didepan sana. Rio yang duduk disampingnya sengaja membiarkan gadis ini berdiam diri, agar gadis ini merasa lebih tenang. Tetapi, akhirnya Rio lelah juga di diamkan seperti ini. Ia merasa seperti orang bodoh yang bercita - cita ingin menjadi patung pancoran (?)

"Nggak capek Fy diem mulu. ?" Tanya Rio lembut, dan hanya disambut dengan sebuah gelengan oleh Ify.

"Kalau kamu diem gini, kamu nggak akan merasa lebih tenang Fy, percaya deh sama aku." ucap Rio tenang sambil membelai pelan puncak kepala gadis itu

"trus aku harus ngapain ? nangis - nagis dipojokan kamar? iya, gitukan maksud kamu" balas Ify ketus

"bukanlah, coba teriak deh. coba kamu teriakin apa yang ada dipikiran kamu sekarang. aku jamin kamu bakalan ngerasa lebih plong" Ucap Rio sambil berdiri, dan mengarahkan tangannya kedepan wajah Ify untuk membantu gadis itu berdiri.

"Nah coba sekarang kamu teriak deh" ucap Rio sambil melemparkan senyumnya ke arah Ify

"nggak deh yo. malu diliatin orang" jawab Ify lemah

"hah ? gak ada orang lain kali Fy selain kita, inikan jam efektif, jam nya orang kerja, sekolah, dll." jelas Rio

“hah ? serius yo ?” tanya Ify linglung.

“yaampun Ify, dari tadi juga gitu, liat aja sendiri. Disekitar kita gak ada orang lain kan” perintah Rio sewot, sedangkan Ify mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru pantai ini

iya sepi” batin Ify menggumam

“mau teriak gak nih?” tanya Rio kemudian

“tapi…. Huft oke deh. Tapi jangan diketawain ya!” balas Ify sambil menoleh kea rah Rio dengan tatapan memohon, yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Rio
Lalu dengan perlahan Ify menarik napas nya dalam – dalam agar teriakannya lebih maksimal (?)

“ALVIIIINNNN AKUUU BENCII KAMUUUUUUU….” Teriak Ify dengan segenap hati, nafasnya sampai terengah akibat ia terlalu bersemangat berteriak.

“asyik, boleh lagi nggak?” tanya Ify sambil bertanya kepada Rio yang sejak tadi hanya diam memperhatikan dirinya.

“teriak sampai kamu benar-benar plong” balas Rio sambil tersenyum, yang membuat gadis itu juga ikut tersenyum, lantas kembali menarik nafas dalam dalam.

“ALVIIIINNNNNNN AKUUU BENCII PAKE BANGET SAMA KAMUUUUU” Ify kembali berteriak, walaupun ia sedikit terengah namun senyum kelegaan terpancar jelas diwajahnya.

“masih mau lagi?” tanya Rio

“enggak, udah plong kok. Makasih ya yo” balas Ify sambil tersenyum ikhlas.

“iya, sama – sama. Eh Fy, laper nggak ?” tanya Rio (lagi)

“banget. Balik yuk yo, tapi cari makan dulu. Tapi kalo nggak ngerepotin kamu juga sih” pinta Ify ragu – ragu.

“nggak ngerepotin koq, setuju banget malah. Yuk mariii” jawab Rio sambil merangkul santai  pundak Ify, Ify tak bisa menolak, Ia malah menunduk menyembunyikan wajahnya yang sudah bersemu merah muda.



***



Jadi orang baik itu memang menyenangkan menurut beberapa orang. Tapi jika dengan berbuat baik itu hanya akan menyengsarakan hidupku? Untuk apa aku harus memasang topeng dengan image baik hanya demi menyenagkan hati orang lain.



***


“eh,,, eh,,, liat Rio nggak?” tanya seorang gadis sambil menghalangi jalan Shilla,

“nggak tuh. Dia kan udah pulang dari tadi. Udah minggir aku mau lewat” usir Shilla pada gadis yang menghalangi jalannya itu

“yee belagu amat sih. Masih kelas dua aja belagu. Aku nih kakak kelas kamu, sopan dikit donk” bentak gadis itu galak, yang mebuat Shilla gerah, namun ia pura – pura menyesal

“oh maaf kak, aku salah. Aku anak baru disini soalnya jadi belum begitu tahu apa – apa. Ngomong – ngomong ada apa ya kakak cariin Rio?” Tanya Shilla penasaran

“dia tadi pagi ngajakin pulang bareng, sekalian jemput adek aku, adek aku kan ceweknya Rio” jawab gadis itu dengan sedikit penekanan pada kata “ceweknya” entah apa maksudnya

“owh, jadi kakak itu calon iparnya Rio nih ceritanya. Oh iya kak, kenalin aku Shilla. Nama kakak Siapa?” tanya Shilla sok baik dan sebangsanya. Sepertinya gadis ini tengah merencanakan sesuatu dengan gadis didepannya ini.

“aku Pricilla, tapi panggil Pricil aja.” Jawab gadis itu yang ternyata adalah Pricil –kakak Sivia-

“oh, udah coba telpon Rio kak?” tanya Shila basa – basi sambil mengikuti langkah Pricil yang mulai ingin meninggalkan kelas XI IPA 1 itu.

“udah, tapi HP nya gak aktif.” Balas Pricil singkat

“coba telpon Ify aja kak” ucap Shila yang berhasil membuat Pricil menghentikan langkahnya.

“Ify, ? anak kelas kalian itu kan?” tanya Pricil mencoba memastikan

“Iya kak. Tadi kan Rio minta izin buat nganterin Ify pulang, yah katanya sih si Ify sakit gak tau sakit apa. Padahal sebelumnya dia baik – baik aja tuh” terang Shilla,

“ah sialan tuh cewek. Dia lagi dia lagi. Nggak terima banget sih udah diputusin Rio masih aja kegatelan deketin si Rio. Eh, punya nomer HP nya si Ify nggak shil. ?” Tanya Pricil

“wah aku nggak punya tuh kak, kalo aku punya pasti langsung aku kasi ke kakak deh” balas Shilla sambil memasang tampang penyesalan yang memuakkan

“ck, sialan tuh Si Ify, liat aja besok. Aku harus kasi perhitungan kayaknya sama anak itu” ucap Pricil kesal

“jadi kakak kesal juga sama dia?” tanya Shilla

“banget, eh kok kamu nanya gitu? Kamu sebel sama dia? Kenapa kenapa?” tanya Pricil antusias

“huh iya kak, kemarin kan dia nembak Alvin , pacar aku. Si Alvin kasian langsung diterima deh tuh si Ify. Kasihan gitu katanya. Tapi untungnya pas dia tau aku pindah sekolah disini, dia langsung mutusin si Ify. “ terang Shilla dengan tampang kesal yang dibuat-buat, tentu saja ia berbohong

“huh dasar tuh anak. Kecentilannya udah akut banget kayak nya. Gak laku kali ya tuh cewek. Tampang nya aja tuh yang sok sok Innocence gitu. Tapi otaknya ganjen juga.” Pricil mulai bercuap – cuap mengeluarkan uneg unegnya, sepertinya ia merasa nyaman bercerita pada Shilla.

“yah begitulah kak, kita kan nggak bisa liat orang dari luar nya aja. “ balas Shilla

“sip bener banget tuh Shil. Eh Shil boleh minta nomer kamu nggak?” tanya Pricil

“with pleasure kak, pinjem HP kakak deh” balas Shilla sambil mengambil HP yang diberikan Pricil dan mengetik beberapa digit nomer HP nya, dan ia kembalikan lagi setelah selesai mengetikkan nomernya,

“Okay, thanks ya Shil, tuh udah aku miscall, di save ya nomer aku. Ntar kalau si centil itu macem – macem sama si Rio, tolong sms aku ya” ucap Pricil dengan nada memohon

“oke kak, ntar aku pasti laporan sama kakak kok” balas Shila sambil tersenyum.

“okay, makasih ya Shil aku duluan” Kata Pricil sambil melambaikan tangannya yang dibalas juga oleh Shilla

“lumayan juga deh ya buat diperalat ngejatuhin Ify itu” ucap Shilla sinis ketika Pricil sudah benar – benar berlalu.


***


Sivia sedang berkutat dengan PR Akuntansi nya, maklum untuk anak IPS Akuntansi adalah merupakan hal yang wajib. Deretan - deretan angka yang berjejer di neraca lajur dihadapannya ini seperti ingin menelannya hidup - hidup. Gadis ini berkoar - koar sendiri kepada kertas - kertas tak berdaya yang sedang digelutinya.

"Huhhh,,, si Rio itu maunya apa sih. aku sakit aja gak segitunya, Tapi apa benar yang dibilang kak Pricil ya? yang dia bilang Ify pura-pura sakit demi dapet perhatian dari Rio?" Tanya Sivia pada kertas2 itu. Ia sepertinya mulai tidak waras saat ini.

"tau deh gelap, lagian aku percaya kok sama Rio. huhh mending mikirin nih PR Deh, daripada dihukum sama Bu Nayla. ckck bisa pulang tinggal nama akunya." Sivia terus saja mengoceh sendiri akibat otak nya yang sepertinya benar - benar sudah lelah digunakan untuk berfikir.

"ggrrrr kamu tuh bikin pusing tau nggak. Yang punya perusahaan siapa yang disuruh ngitungin laporan keuangannya siapa. Lagian nih ya, ini pemilik perusahaan nya dongdong deh. gak tau bikin laporan keuangan sok sok an mau ngediriin perusahaan segala. mending kalo duit yang di hitung tuh ada. ini duit nya cuma hitam di atas putih aja. bener-bener gak beres nih yang bikin perusahaan" Omel Sivia ketika ia mendapati soal yang rumit untuk jurnal penyesuaiannya.

Sedang asyik - asyiknya ia ngoceh dengan PR nya itu, HP nya yang sejak tadi tergeletak pasrah di atas kasur nya berdering keras menandakan bahwa ada panggilan masuk. Sivia berdecak keras lantas berdiri dari tempat duduknya dan meraih HP nya yang sedang "bawel" itu.

"Halo, siapa nih ? tau nggak kalau aku tuh lagi ngerjain PR yang susah nya tuh bagaikan mendaki puncak Himalaya. " omel Sivia pada penelpon diseberang sana.

"ya ampun Via, galak banget sih ? ini aku Iel. " Terang pemuda yang menelpon nya itu yang ternyata adalah Iel. Sivia menjauhkan HP nya dan memandangi nama penelpon yang tertera dilayar HP nya itu.

"ups,, sorry kak. ngapain nelpon ?" tanya Sivia

"mau nagih janji nih. masih ingatkan sama janji kamu?"

"hah janji ? janji apaan kak ?" Tanya Sivia kaget

"kamu kan janji mau nemenin kakak jalan. pokoknya 15 menit lagi kakak jemput kamu." Ucap Iel santai

"eh eh, aku lagi banyak PR nih kak, kapan - kapan aja deh ya" Ucap Sivia dengan nada memohon

"gak mau tau. sampai ketemu lima belas menit lagi Viaa,, daaaa.  klik"  Ucap iel santai dan langsung memutus sambungan secara sepihak. Sivia hanya bisa berkoar - koar tidak jelas merutuki nasibnya.

"huhh seenak jidatnya aja tuh orang. Moga - moga tuh orang dijalan nanti ketemu nenek sihir dan dia dikutuk jadi tikus got. amin amin amin" ucap sivia ngawur saking kesalnya dengan makhluk yag bernama Iel itu. Dengan kasar dilemparkannya HP yang tak berdosa itu keatas kasur dan segera beranjak untuk mengganti pakaiannya.


***

"koq manyun - manyun gitu Vi, gak suka sama makanannya, yaudah pesen yang lain aja gih" Ucap Iel yang sejak tadi melihat wajah Sivia tidak ada antusiasme sama sekali.

"bukan. makanannya enak kok. tapi waktunya aja yang gak enak." balas Sivia ketus.

"kurang garem kali Vi waktunya. udah yuk dimakan, ntar kalo dingin malah nggak enak lagi makanannya. " ucap Iel dengan watados.

"Huh... kak Iel plis deh , tadi kan Via udah bilang kalau Via itu lagi banyak PR. gara - gara kakak ngajak jalan nih ya, PR Via jadi terbengkalai tau nggak"

"Yaudah biasa aja. kemaren aja gimana ? gara - gara kamu nahan dompet aku, aku jadi gak bisa ikut kegiatan bareng temen - temen aku." jawab Iel tak mau kalah.

"Iya iya. udah sekarang kita impas kan" balas Sivia sambil meyuap sesendok Spagheti meatball dengan segenap hati kedalam mulutnya.

“haha… kenapa nggak bolos aja Vi besok ? biar selamat dari PR.” Tawar iel santai yang langsung membuat Sivia tersedak dan melotot kemudian

“heh, enak aja. Kakak pikir aku itu anak brandal yang hobinya bolos kalau ada PR ? nggak kali. Walaupun otak aku itu pas – pasan tapi aku paling anti yang namanya bolos.” Cerocos Sivia berapi – api seolah Iel baru saja menawarkan narkotika kepadanya

“yah bukan gitu, sekedar jaga – jaga ka nggak masalah. Lagian besok kan ada event gitu di PS, yah kalau kamu nggak keberatan aku mau ajak kamu nemenin aku liat – liat. Event nya asyik loh Vi, yah kayak pameran gadget – gadget terbaru gitulah. Ini event nya dari seluruh Negara loh Vi. Mau nggak nih ?” Tanya Iel terus membujuk Sivia yang mulutnya sedang komat – kamit entah ia sedang melampiaskan kekesalannya atau merapal mantra untuk mengutuk pemuda yang ada dihadapannya saat ni.

“nggak mau. Ntar aku dimarahin mama lagi. Lagian emangnya kakak nggak ada kelas ya besok ?” Tanya Sivis, ia berharap semoga Gabriel bereaksi heboh layaknya Siti Nurbaya yang ketahuan oleh ayahnya ketika sedang berduaan dengan Saiful Bahri (?)
“Nggak, besok jadwal aku free. Jadi nyantai aja. Lagian kalaupun ada,  bolong satu hari juga nggak masalah lah” balas Iel santai sambil menyeruput Cappucino Float miliknya.

“huh kakak sih enak. Kalau aku bisa habis dimarahin mama” Rutuk Sivia.

“gini aja, intinya kamu mau nggak liat event nya,? Eventnya Cuma besok aja loh, dari jam 9 sampai jam 4. “ Balas Iel mencoba merayu gadis itu

“ehm, gimana ya. pengen sih sebenernya, tapi.. mmm yah taulah” balas Sivia

“gini aja, besok kamu dandan aja kayak pengen sekolah biasanya. Trus nanti aku yang jemput kamu deh. Ntar aku yang telponin sekolahan kamu buat minta izin. Gimana ? mau nggak ?” Tanya Iel

“hmm,,, yakin ini bakalan berhasil?” Tanya Sivia balik

“aku jamin berhasil deh…” jawab Iel yakin

“hmm, okedeh kalo gitu. “  ucap Sivia kalem.

“oke. Setengah 7 ya besok. Ntar aku telpon dulu deh. “

“atur sajalah.” Balas Sivia sambil melanjutkan makannya yang sejak tadi sempat tertunda karena menerima bujuk rayu dari Iel (?)



***


Gadis manis berdagu tirus ini berjalan santai berdampingan dengan pemuda hitam manis disampingnya. keduanya terlihat begitu ceria pagi ini. Beberapa pasang mata yang memperhatikan dua insan ini tercengang, sebagian dari mereka ada juga yang mencibir gadis yang bersama pemuda itu.

Rio dan Ify pagi ini memang berangkat sekolah bersama. Ify sangat amat teramat tidak tahu jika Rio akan menjemputnya pagi ini. Ia begitu kaget ketika Rio sudah berada didepan rumahnya. Jadi, mau tidak mau dia akhirnya mau juga pergi sekolah bersama pemuda ini. Walaupun awalnya ia menolak mentah – mentah tawaran Rio untuk pergi sekolah bareng dengan alasan ia tidak enak hati, karena biar bagaimanapun Rio ini adalah milik orang lain, ia tidak ingin ia dicap buruk oleh orang lain. Namun karena kasihan juga melihat Rio yang sudah jauh – jauh menjemputnya, akhirnya gadis ini luluh juga.

“mmm yo, aku jadi nggak enak deh diliatin sama anak – anak , aku duluan aja ya..” Ucap Ify yang akhirnya risih juga melihat tatapan aneh dari anak – anak lain

“ah udahlah Fy, santai aja. Anggap aja nggak ada orang. “ balas Rio santai

“Tapi yo, kalau kak Pricil liat gimana, aku kan gak enak” jawab Ify sambil membayangkan wajah Pricil yang merah padam kalau melihat ia dan Rio saat ini.

“tenang aja, itu biar aku yang urus” jawab Rio tetap dengan nada santainya

“ogah, ntar kamu Fitnah aku lagi” balas Ify sewot ketika ia teringat kembali peristiwa Rio memfitnah nya di kantin beberapa hari yang lalu.

“enggak koq tenang aja.” Jawab Rio mencoba meyakinkan gadis itu

“hmm iya deh. Tapi awas aja kalau kejadian lagi” jawab Ify singkat

“nggak kok sayang… “ balas Rio sambil tersenyum dan mengelus pelan puncak kepala gadis tu, dan berhasil membuat gadis itu salah tingkah

“mm yo.. panggil Ify aja ya, “ balas Ify yang tak enak hati

“aku jadi ingat awal awal kta ketemu sampai akhirnya kita jadian deh Fy.” Ucap Rio sambil mencoba menerawang ke masa – masa Indah itu. Masa dimana pertama kalinya ia bertemu dengan gadis itu, hingga akhirnya ia berhasil memenangkan hati gadis itu.



***


Getaran dihatiku yang lama haus akan belaianmu seperti saat dulu , saat – saat pertama kau dekap dan kau kecup bibir ini dank au bisikkan kata – kata.. “Aku Cinta Kepadamu” ….


***


“Good treat for the people who ever annoy for you, exacily one day he would apologize for you”

Perlakukanlah dengan baik orang yang pernahmenyakitimu, maka suatu hari nanti ia akan meminta maaf kepadamu”


***

·         To be continue *

Lay My Life On You (part. 4)






:: Lay My Life On You ::
Part. 4




***

Jika kamu dicintai, akankah kamu juga akan mencintai ? Jika ia, apakah kamu akan tetap mencintai walaupun orang yang kamu cintai itu masih milik yang lain ? apakah kau seegois itu untuk untuk menyakiti hati yang lain ? walaupun diantara kalian berdua memang saling mencintai dan dicintai. Tapi bagaimanapun, sesulit apapun pilihan itu, hadapi saja. Mungkin pepatah itu betul, Cinta bagaikan listrik yang bisa nyala dan mati tiba - tiba.
Jadi, lewati saja karena Tuhan yang mengatur semuanya, kita sebagai manusia hanya sebagai actor yang perlu mengikuti apa yang diatur oleh produser dan menjalankan apa yang diarahkan oleh sang sutradara.


***


Dua orang pemuda ini masih saja berdiri sambil celingak celinguk sambil memegang makanan yang kira-kira sudah lima menit yang lalu mereka pesan.

“Dimana donk yo? Penuh banget nih, mana nih meja – meja disini udah dijajah semua sama orang – orang kelaparan kayak mereka tuh” ucap cakka kesal lalu kemudian menyeruput es jeruk nya hingga habis

“yaudah lah, eh kesitu yuk. Nggak kosong kok meja nya tapi lumayan lah Cak, ada Agni tuh. Mau nggak ?” Balas Rio sumringah sambil menoleh semangat ke arah cakka

“boleh deh, lumayan mojok bentar. Haha” jawab Cakka sambil berjalan semangat mendahului Rio.

“ngek. Kampret si Cakka liat agni aja matanya langsung ijo” Celetuk Rio lalu mengikuti jejak Cakka.

“hai yank,, aku sama si pesek gabung sini ya.. hehehe” ucap Cakka sambil duduk di hadapan Agni

“Pesek , pesek kayak kamu mancung aja” balas Agni dan membuat Rio yang awalnya ingin memakan Cakka hidup – hidup kini tersenyum manis

“makasih Agni cantik… “ balas Rio sambil memposisikan dirinya untuk duduk disamping Agni

“sama- sama Rio ganteng “ balas Agni sambil mencubit pipi Rio , dan membuat Cakka berapi – api

“Udah pernah mandi pake bakso belom yo?” Tanya Cakka sinis

“hehehe, ampun cak, Agni nih yang cubit – cubit”

“Huhuhu ayank nggak sayang lagi nih sama aku…” ucap cakka

“aduh Cakka, yang ganteng,yang imut yang manis yang unyu tapi bo’ong, diem ya, mending kita makan, aku laper banget nih, liat kamu makin laper” balas Agni

“aku suapin deh, biar nggak laper,, aaa” ucap Cakka sambil mencoba menyuapkan sesendok bakso kepada Agni dan yang langsung dilahap oleh Agni. Jadilah mereka berdua suap – suapan dan mengabaikan Rio yang berada disekitar mereka . ckckck

“Cieee, agni mesra banget. Kita numpang gabung yaa Ag..” suara seorang gadis mengagetkan mereka bertiga, dan membuat Rio menegang. Karena ia hafal betul siapa pemilik suara itu.

“Eh, Ify, Alvin boleh boleh, duduk aja” sambut agni antusias

“wah pada mau double date ya, yaudah deh aku cari meja lain aja” Ucap Rio spontan

“santai aja yo, mau ngapain sih kita disekolah. Duduk aja lagi bro” balas Alvin sambil menepuk   pelan pundak Rio, dan membuat Rio ingin sekali memutilasi Alvin

“yayaya” balas Rio singkat

Lalu kemudian mereka semua larut pada kesibukkan mereka masing2. Cakka dan Agni yang melanjutkan aksi suap – suapan mereka sambil bercanda seru.
Terus Ify dan Alvin yang asik bercanda berdua sambil gombal-gombalan. Dan Rio (?) nahan hati mamenn… ckckck

“Ingin kubunuh pacarmu saat dia sentuh wajah indahmu , didepan kedua mataku, sakit hati aku jadinya cantik. Aku cemburu.. aku cemburu” Rio yang panas melihat Kemesraan Alvin dan Ify kini mulai bersenandung tidak jelas sambil memukul – mukulkan sumpit ke meja. Semua yang ada dikantin dengan otomatis menoleh ke arah Rio.

“kenapa Yo?” tanya Ify yang heran melihat tingkah Rio

“aku rasa kamu rangking 1 paralel dikelas . jadi lagu tadi nggak susah lah untuk di artiin. Bahasa Indonesia doank ini. Aku duluan” ucap Rio sambil berlalu cepat meninggalkan meja yang menurut nya adalah jurang hitam.

“abis obat ya?” celetuk Alvin kemudian

“nggak tau aneh banget.” Jawab Ify sambil mengangkat bahunya.

apa mungkin Rio cemburu sama aku? Ah , sudahlah Alyssa jangan terlalu pede.” Batin Ify

“What ? 9.20? . yaampunn bel masuk udah 5 menit yg lalu. Pada denger nggak ?” teriak Cakka histeris sambil memandang kea rah arlojinya

“mampus, Kita kan jam nya Pak Duta cak. Telat dikit aja tamatlah riwayat kita” balas Alvin yang memang satu kelas dengan cakka.

“buruan Vin, ladies kita duluan yaaa.” Ucap Cakka sambil menarik Alvin dari peradaban (?)

“ngek? Dasar aneh “ ucap Agni sambil geleng – geleng

“plis deh Ag, jangan sampai virus gila nya si Cakka nular ke Alvin” ucap Ify hopeless

“haha… eh Fy, Btw, kita nggak balik kekelas nih ? Bu Winda loh” tanya Agni

“selaw Ag, Bu Winda lagi ada urusan di Dinas pendidikan. Jadi dia Cuma nitip tuga aja. Hehehe”

“Alhamdulillah. Hahahah” balas Agni ceria


***


Perum Paris Indah blok F-4 , kayak nya sih bener ini rumahnya" ucap Sivia sambil membaca secarik kertas ditangannya. dengan perlahan ditekannya bel yang ada dimuka rumah itu, tanpa menunggu lama, seorang gadis cantik yang kira - kira seumuran dengannya membukakan pintu.

"eh, maaf cari siapa ya ?" sapa gadis itu sambil memasang senyum ramah

"eh, mmm ini benar rumahnya Gabriel?" tanya Sivia kikuk

"oh,, iya iya bener banget. mau ketemu kak Iel ya ? yuk masuk." ucap gadis itu.

"eh, mmm sebenarnya aku pengen balikin barang dia yang ketinggalan aja sih,"

"oh yaudah langsung ketemu sama kak Iel aja. yuk masuk, nggak enak ngobrol diluar." ajak gadis itu

"ahh nggak usah, aku tunggu disini aja" balas Sivia

"ahhh ayook masuk, nggak usah malu - malu" ajak gadis itu lagi sambil menarik pelan lengan Sivia. dan mau tak mau Sivia mengikutinya.

"nah, kamu duduk aja dulu disini aku ambil minum dulu" ucap gadis itu tersenyum kemudian berlalu

Sivia duduk di sofa ruang tamu yang mewah itu, tidak seperti kebanyakan rumah pada saat ini yang banyak mengusung tema minimalis. Rumah ini terlihat classic, ukiran - ukiran jati mendominasi ruangan yang super mewah ini. Mata Sivia berkeliling ke seluruh ruangan lau tatapannya terhenti pada sebuah Foto keluarga. Dan salah satu orang yang ada di dalam Foto itu adalah orang yang dicarinya -Gabriel- . Di dalam foto itu gabriel terlihat sangat Tampan, dibalut dengan tuxedo dan celana bahan dengan warna senada. Tanpa dipungkiri, sivia memang mengakui bahwa pemuda itu sangat tampan.

"Ehemm.." dehem suara seseorang mengagetkan Sivia

"eh... hehe, maaf ya" ucap sivia kikuk

"gak apa - apa santai ajalah. eh ini diminum dulu, sambil nunggu snack nya dimakan juga ya, kak iel nya lagi mandi" ucap gadis itu sambil meletakkan segelas Sirup berwarna orange dan setoples keripik ke atas meja.

"oh makasih ya" balas Sivia

"anytime. eh nama kamu siapa ?" tanya gadis itu.

"eh, iya kenalin aku Sivia, panggil aja Via kamu?"

"aku Acha, aku adek nya kak Iel" balas gadis itu.

"owh..."

"eh kamu sekolah dimana Vi ? kok jam segini baru pulang ?" tanya Acha ramah

"Aku Nusantara. dari jam 2 tadi sih sebenernya, tapi karena ada bimbel dulu , makanya agak sore. kalau kamu cha ? "

"Owh, aku Nirwana" jawab Acha

"Nirwana ? sama donk kayak pacar aku" tanggap Sivia antusias

"Oh ya ? Siapa Vi? siapa tau aja aku kenal gitu"

"Rio. kenal nggak?"

"yeee, yang namanya Rio mah banjir di Nirwana , yang lebih spesifik kali Vi"

"Mario Haling" balas Sivia singkat

"Owh,, jadi kamu pacarnya Rio yang baru, ? aku kenal kok sama Rio. satu kelas malahan" balas Acha

"Owh kalian sekelas ? haha. "

"Iya satu kelas. "

"ehemm.. hei ladies asik banget nih ngobrolnya." sapa seorang pemuda mengagetkan Acha dan Sivia

"Eh kak Iel. nah, Via aku tinggal dulu ya. masih ada PR soalnya, lagian kak iel nya juga udah selesai, duluan ya Vi" ucap acha sambil memamerkan Senyum manisnya

"oke makasih ya cha"

"siipp" balas acha kemudian berlalu

"Ehm ada apa nih. kok tau rumah aku?" tanya Gabriel

"eh , ehhmm gini Kak Gabriel,"

"Iel aja," balas iel memotong omongan Sivia

"eh iya, kak Iel. aku cuma mau balikkin ini. maaf ya kak, kemarin aku lupa banget. maaf ya kak ?" ucap Sivia tulus.

"huft, syukur deh. gara -gara nih dompet aku tadi jadi nggak bisa ikut tour mahasiswa gara - gara gak ada kartu mahasiswa" balas Gabriel sambil membuka isi dompetnya

"ya ampuun maaf banget deh kak. Via beneran gak tau, maaaf banget kak. maaf ya kak, sivia ngerasa bersalah banget nih" Ucap Sivia memohon

"iya aku maafin, tapi ada syaratnya nih. " balas Gabriel sambil tersenyum nakal

"syarat nya apa kak ?" tanya Sivia

"besok malem kamu temenin aku jalan"

"Hah (?) tapi kan kak ?"

"mau di maafin nggak nih ?"

"iyadeh" balas Sivia pasrah

"Siip kalo gitu besok aku jemput kamu. Oh iya Vi, bagi nomer kamu donk"

"siniin Handphone kakak"
Ucap sivia sambil menerima Handphone gabriel dan mulai mengetik nomernya.

"Tuh udah aku save, eh kak aku pulang duluan ya" ucap Sivia

"Mau aku anterin nggak Vi ?"

"Nggak usah kak, Via udah dijemput supir kok. sekali maaf ya kak."

"iya santai aja lagi, yaudah hati hati ya Vi" Ucap gabriel sambil berjalan beriringan untuk mengantar Sivia sampai kedepan pintu.

"Oke kak. makasih ya, salam buat acha" balas Sivia sambil melambaikan tangan nya dan berlalu meninggalkan Gabriel.

"Huft,, Rencana awal siap dilaksanakan" ucap Gabriel sambil memasang senyum nakal.


***

Dua remaja yang mungkin masih bisa dibilang sebagai sepasang kekasih ini masih betah berdiam diri. Hanya nyanyian dari jangkrik dan serangga malam lain nya lah yang mengisi kesunyian malam ini. Sang pemuda diam seribu bahasa, dari bahasa tubuhnya ia terlihat canggung, seperti menahan sebuah penyesalan. Sedangkan sang gadis yang duduk disamping nya duduk dengan angkuh sambil menyilangkan kedua kaki nya dan membolak balik lembaran - lembaran foto yang ada di tangan nya.

"Jadi ? kamu masih mau bilang foto - foto ini rekayasa Vin ? kamu keterlaluan Vin, apa kamu nggak mikirin gimana perasaan aku kamu mainin gini ?" tanya gadis itu kalem, namun bagaikan sebuah belati bagi Alvin.

"Maafin aku Shil" Hanya itu yang mampu diucapkannya, ia tak tau harus berbicara apa lagi.

"Oke, karena mulai detik ini juga aku yang akan jadi satu - satunya buat kamu. karena aku, udah urus semua kepindahan aku dari kemarin. Kita satu sekolahan" tandas Shilla jelas

"sartu sekolahan Shil ?" tanya Alvin takut

"Iya. kenapa ? kamu takut ? iya ? takut gak bisa mesra - mesraan lagi sama selingkuhan kamu itu ? iya kan ?" sinis Shilla

"Bukan gitu shil,, tapi.. mm tapi.. " Ucap Alvin terbata

"aku nggak mau denger alasan kamu. pokoknya kalau kamu masih sayang sama aku , kamu besok harus putusin cewek itu didepan mata aku" Tandas Shilla

"Tapi nggak semudah itu Shill"

"Yaudah kalau gitu kita aja yang putus"

"Oke oke, aku putusin Ify besok. demi kamu, karena aku nggak mau hubungan kita yang udah lama ini berakhir gitu aja karena kesalahan aku. maafin aku Shilla. Aku sayang kamu" Ucap Alvin , lantas kemudian merengkuh tubuh Shilla kedalam pelukannya.

"Aku juga Vin, aku juga sayang sama kamu" balas Shilla

Kedua insan itu, dengan dinaungi sinar dari sang rembulan dan kerlap - kerlip dari para bintang dilangit, ditambah dengan suara serangga malam yang bernyari rancak menjadikan malam ini begitu romantis untuk kedua insan ini. Oh, andaikan mereka tau, bagaimana perasaan "gadis yang tersakiti" itu jika melihat adegan ini.


***

Anak - anak dikelas XI Ipa 1 ini begitu hening mendengarkan penjelasan materi dari guru Fisika mereka, tulisan mungil rumus - rumus rumit yang berjejer rapi di whiteboard membuat mereka harus lebih fokus. Oh, mungkin rumus rumus inilah yang membuat Guru mereka ini menjadi separo botak. ckck.

"Tok... Tok... Tok..." Suara pintu kelas diketuk halus oleh Bu Uci, wali kelas XI ipa 1. perlahan wanita berwajah cantik itu membicarakan  sesuatu pada guru yang sedang mengajar..

"selamat pagi anak - anak" sapa Bu Uci

"Pagi bu,,,," koor anak - anak kelas itu serempak

"Maaf ya ibu ganggu waktu belajar kalian sebentar, Ibu kesini hanya ingin membawakan teman baru untuk kalian, Ayo Ashila, silahkan masuk" ucap Bu Uci ramah, mempersilahkan seorang gadis cantik dan berkulit putih bersih bak seorang model itu masuk ke ruangan kelas.

Gadis itu melangkah anggun, senyum manisnya yang menawan itu tak pernah pudar dari wajahnya.

"Ayo perkenalkan diri kamu" Perintah Bu Uci

"Perkenalkan nama Saya, Ashilla Zahrantiara. saya pindahan dari Bandung. Mohon bantuannya, terima kasih" ucap gadis itu sambil sedikit menundukkan badannya.

"Oke Ashilla, agar kamu lebih cepat beradaptasi dengan pelajaran yang tertinggal, Kamu bisa duduk disamping Alyssa, ia pasti bisa membantumu untuk mengejar materi. Agni, kamu bisa duduk bersama Acha" perintah Bu Uci.

"Terima kasih bu... " Ucap shilla lantas berjalan ke arah bangku Ify.

"Baiklah anak - anak, kalian bisa lanjutkan pelajaran , terima kasih atas perhatiannya" ucap Bu UCi dan berlalu , tidak lupa sebelumnya ia juga berterima kasih kepada guru yang mengajar.

"Hei, kenalin aku Ashilla" sapa Shilla sambil mengulurkan tangannya ke arah Ify

"Aku Alyssa, tapi aku lebih suka dipanggil Ify." jawab Ify ramah sambil membalas uluran tangan Shila

"Ashilla, Alyssa. hehe pas ya. " Balas Shilla

"Haha iya juga ya "

"Hei Ashila, Alyssa, diam dulu kau. nanti saja kenalannya" suara menggelegar dengan logat Batak yang khas dari sang guru langsung membuat Ify dan Shilla diam seribu bahasa.

"Sebentar lagi Alyssa" batin Shilla senang.


***


Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu, namun Siswa siswi kelas XI IPA 1hanya beberapa orang saja yang melarikan diri kekantin. Sebagian dari mereka memilih belajar untuk ulangan kimia setelah jam istirahat nanti. Begitu juga Dengan Ify dan Shilla. Ify terlihat begitu telaten mengajari Shilla tentang rumus –rumus yang belum dimengerti oleh anak baru itu. Seorang pemuda dengan wajah oriental memasuki kelas Ini dengan segelas jus ditangannya. Ia terlihat ragu ,namun ia mencoba untuk terlihat biasa saja. Dengan langkah cool ia menghampiri meja Ify dan Shilla.

“Hai sayang…” Sapa pemuda itu yang dengan otomatis membuat kedua gadis ini menoleh kearahnya dan keduanya tersenyum sumringah

“Hai juga sayang…” balas Ify dan Shilla serempak. Yang membuat Ify heran. Namun baik Alvin dan Shilla mereka berdua terlihat biasa saja.

“Lagi belajar ya yank, pasti haus donk. Nih aku bawain minum buat kamu” Ucap Alvin santai sambil mengulurkan jus yang tadi dibawanya kea rah Shilla

Ify yang melihat adegan ini diam mematung. Ia menegang, Oh ya Tuhan, sinetron apalagi yang ada dihadapannya saat ini. Drama apalagi yang akan ia saksikan ?

“Alvin..” lirih Ify. Hanya itu yng mampu diucapkannya.

“Eh Ify. Oh iya Fy. Maafin aku ya. kayaknya kita sampai disini aja. Kenalin, ini Shilla. Pacar aku” Ucap Alvin santai .

“PLAKSS” Tamparan keras dari Ify mendarat mulus di pipiputih Alvin

“kamu jahat Alvin.” Ucap Ify lantang dan kemudian berlari meninggalkan kelas.

Rio yang sejak tadi mengamati adegan itu kini bergerak cepat untuk mengejar Ify, pada saat melewati Alvin dan Shilla, ia menatap sinis penuh kemarahan.

“Sialan kalian berdua” Umpatnya keras lalu segera berlari mengejar Ify


***

Ternyata aku tak sadari apa yang terjadi
Berada diantara dua hati yang saling memiliki
Percuma bila ku tak bisa miliki dirimu
Lelah sudah ku berjalan
Lelah sudah kuterus berjalan….

Hampa Sgala rasa
Saat ku tahu dirimu tlah berdua
Perih hati ini
Menerima kekalahan yang kau beri…

Lewat lagu itulah Ify mencurahkan perasaannya. Di ruang music ini, dengan ditemani sebuah piano classic gadis ini menyanyikan salah satu lagu yang mungkin mewakili perasaannya. Ia tak menyangka , Alvin, Pemuda yang selama ini dianggapnya baik ternyata bisa berbuat seperti itu.
Ifi membatu, tatapannya kosong, fikirannya melayang kemana – mana. Sampai dirasakannya sentuhan lembut dipipinya. Dilihatnya tangan yang membelai wajahnya itu, menghapus air matanya yang mengalir. Pemuda itu. Ahh, dia lagi.

“Jangan nangis, aku nggak mau liat kamu nangis” Ucap pemuda itu

“aku,, aku,, aku nggak kuat” lirih Ify, sambil mencoba menahan tangisnya ,

“kamu kuat fy, kamu cewek yang tegar. “ balas pemuda itu sambil menggenggam kedua tangan Ify

“Nggak Rio, aku cewek lemah , aku cewek bodoh. Aku bodoh Rio, aku bodoh” teriak Ify keras, air mata yang tadi tertahan, kini kembali mengalir membasahi pipinya.

“Fy, plis,, oke sekarang kamu boleh nangis buat sedikit ngurangin beban kamu.” Ucap Rio lembut sambil memeluk tubuh Ify, mencoba mengalirkan sedikit energy positif pada tubuh gadis itu.

“Makasih yo” Ucap Ify lirih

“nggak usah makasih Fy, karena aku ngelakuin ini tulus,” balas Rio sambil mengusap pelan kepala Ify.

“Yo.. maaf, aku jadi meluk kamu gini” Ucap Ify dan mulai melepaskan pelukan Rio

“nggak apa – apa kok Fy. “

“aku nggak enak yo. Kamu kan udah punya pacar, aku nggak mau dikatain perebut pacar orang. “

“Fy dengerin aku. Aku mau jujur sama kamu. Boleh kan ?” tanya Rio serius, yang hanya dibalas dengan sebuah anggukan leh Ify

“Fy, kalau aku boleh jujur, aku nggak pernah sayang ataupun cinta sama Sivia. Nggak ada satu orangpun yang bisa jajah hati aku Fy, kecuali satu. Hanya satu gadis yang berhasil menjajah aku Fy dan gadis itu adalah , kamu . Kamu Fy, Alyssa Saufika Umari” Ucap Rio tulus , tatapan nya teduh. Membuat Ify terasa sulit untuk bernafas

“Rio…” ucap Ify

“Fy, Aku masih sayang sama kamu” ucap Rio sekali lagi. Tanpa bisa menahan lagi Ify menghabur ke pelukkan Rio

“Aku sayang kamu Alyssa” Ucap Rio sambil membalas pelukkan Ify



***


“We were born by love, in love we safe. And with the love we would back”

“Kita dilahirkan dengan cinta, dengan cinta kita dipelihara, dan dengan cinta kita akan kembali”


***

Apa ini ? apa?

Eh Iel ngerencanain apaan sih ? mau tau? Ntar deh part 5. Wkwk

Itu si Apin minta dilelepin di danau hitam kali ya. kasian neng Ipy pin, hiks hiks L
Eh RiFy gimana RiFy. Ini bocah kedua masih gantung banget nggak tau gimana nasibnya --“


*to be continue*