:: Lay My Life
On You ::
Part. 4
***
Jika kamu dicintai, akankah kamu
juga akan mencintai ? Jika ia, apakah kamu akan tetap mencintai walaupun orang
yang kamu cintai itu masih milik yang lain ? apakah kau seegois itu untuk untuk
menyakiti hati yang lain ? walaupun diantara kalian berdua memang saling mencintai
dan dicintai. Tapi bagaimanapun, sesulit apapun pilihan itu, hadapi saja.
Mungkin pepatah itu betul, Cinta bagaikan listrik yang bisa nyala dan mati tiba
- tiba.
Jadi, lewati saja karena Tuhan yang
mengatur semuanya, kita sebagai manusia hanya sebagai actor yang perlu
mengikuti apa yang diatur oleh produser dan menjalankan apa yang diarahkan oleh
sang sutradara.
***
Dua orang pemuda ini masih saja berdiri
sambil celingak celinguk sambil memegang makanan yang kira-kira sudah lima
menit yang lalu mereka pesan.
“Dimana donk yo? Penuh banget nih, mana
nih meja – meja disini udah dijajah semua sama orang – orang kelaparan kayak
mereka tuh” ucap cakka kesal lalu kemudian menyeruput es jeruk nya hingga habis
“yaudah lah, eh kesitu yuk. Nggak kosong
kok meja nya tapi lumayan lah Cak, ada Agni tuh. Mau nggak ?” Balas Rio
sumringah sambil menoleh semangat ke arah cakka
“boleh deh, lumayan mojok bentar. Haha”
jawab Cakka sambil berjalan semangat mendahului Rio.
“ngek. Kampret si Cakka liat agni aja
matanya langsung ijo” Celetuk Rio lalu mengikuti jejak Cakka.
“hai yank,, aku sama si pesek gabung
sini ya.. hehehe” ucap Cakka sambil duduk di hadapan Agni
“Pesek , pesek kayak kamu mancung aja”
balas Agni dan membuat Rio yang awalnya ingin memakan Cakka hidup – hidup kini
tersenyum manis
“makasih Agni cantik… “ balas Rio sambil
memposisikan dirinya untuk duduk disamping Agni
“sama- sama Rio ganteng “ balas Agni
sambil mencubit pipi Rio , dan membuat Cakka berapi – api
“Udah pernah mandi pake bakso belom yo?”
Tanya Cakka sinis
“hehehe, ampun cak, Agni nih yang cubit
– cubit”
“Huhuhu ayank nggak sayang lagi nih sama
aku…” ucap cakka
“aduh Cakka, yang ganteng,yang imut yang
manis yang unyu tapi bo’ong, diem ya, mending kita makan, aku laper banget nih,
liat kamu makin laper” balas Agni
“aku suapin deh, biar nggak laper,, aaa”
ucap Cakka sambil mencoba menyuapkan sesendok bakso kepada Agni dan yang
langsung dilahap oleh Agni. Jadilah mereka berdua suap – suapan dan mengabaikan
Rio yang berada disekitar mereka . ckckck
“Cieee, agni mesra banget. Kita numpang
gabung yaa Ag..” suara seorang gadis mengagetkan mereka bertiga, dan membuat
Rio menegang. Karena ia hafal betul siapa pemilik suara itu.
“Eh, Ify, Alvin boleh boleh, duduk aja”
sambut agni antusias
“wah pada mau double date ya, yaudah deh
aku cari meja lain aja” Ucap Rio spontan
“santai aja yo, mau ngapain sih kita
disekolah. Duduk aja lagi bro” balas Alvin sambil menepuk pelan pundak Rio, dan membuat Rio ingin
sekali memutilasi Alvin
“yayaya” balas Rio singkat
Lalu kemudian mereka semua larut pada
kesibukkan mereka masing2. Cakka dan Agni yang melanjutkan aksi suap – suapan
mereka sambil bercanda seru.
Terus Ify dan Alvin yang asik bercanda
berdua sambil gombal-gombalan. Dan Rio (?) nahan hati mamenn… ckckck
“Ingin kubunuh pacarmu saat dia sentuh
wajah indahmu , didepan kedua mataku, sakit hati aku
jadinya cantik. Aku cemburu.. aku cemburu” Rio yang panas melihat Kemesraan
Alvin dan Ify kini mulai bersenandung tidak jelas sambil memukul – mukulkan
sumpit ke meja. Semua yang ada dikantin dengan otomatis menoleh ke arah Rio.
“kenapa Yo?” tanya Ify yang heran
melihat tingkah Rio
“aku rasa kamu rangking 1 paralel
dikelas . jadi lagu tadi nggak susah lah untuk di artiin. Bahasa Indonesia
doank ini. Aku duluan” ucap Rio sambil berlalu cepat meninggalkan meja yang
menurut nya adalah jurang hitam.
“abis obat ya?” celetuk Alvin kemudian
“nggak tau aneh banget.” Jawab Ify
sambil mengangkat bahunya.
“apa
mungkin Rio cemburu sama aku? Ah , sudahlah Alyssa jangan terlalu pede.” Batin
Ify
“What ? 9.20? . yaampunn bel masuk udah
5 menit yg lalu. Pada denger nggak ?” teriak Cakka histeris sambil memandang
kea rah arlojinya
“mampus, Kita kan jam nya Pak Duta cak.
Telat dikit aja tamatlah riwayat kita” balas Alvin yang memang satu kelas
dengan cakka.
“buruan Vin, ladies kita duluan yaaa.”
Ucap Cakka sambil menarik Alvin dari peradaban (?)
“ngek? Dasar aneh “ ucap Agni sambil
geleng – geleng
“plis deh Ag, jangan sampai virus gila
nya si Cakka nular ke Alvin” ucap Ify hopeless
“haha… eh Fy, Btw, kita nggak balik
kekelas nih ? Bu Winda loh” tanya Agni
“selaw Ag, Bu Winda lagi ada urusan di
Dinas pendidikan. Jadi dia Cuma nitip tuga aja. Hehehe”
“Alhamdulillah. Hahahah” balas Agni
ceria
***
“Perum
Paris Indah blok F-4 , kayak nya sih bener ini rumahnya" ucap Sivia sambil
membaca secarik kertas ditangannya. dengan perlahan ditekannya bel yang ada
dimuka rumah itu, tanpa menunggu lama, seorang gadis cantik yang kira - kira
seumuran dengannya membukakan pintu.
"eh,
maaf cari siapa ya ?" sapa gadis itu sambil memasang senyum ramah
"eh,
mmm ini benar rumahnya Gabriel?" tanya Sivia kikuk
"oh,,
iya iya bener banget. mau ketemu kak Iel ya ? yuk masuk." ucap gadis itu.
"eh,
mmm sebenarnya aku pengen balikin barang dia yang ketinggalan aja sih,"
"oh
yaudah langsung ketemu sama kak Iel aja. yuk masuk, nggak enak ngobrol
diluar." ajak gadis itu
"ahh
nggak usah, aku tunggu disini aja" balas Sivia
"ahhh
ayook masuk, nggak usah malu - malu" ajak gadis itu lagi sambil menarik
pelan lengan Sivia. dan mau tak mau Sivia mengikutinya.
"nah,
kamu duduk aja dulu disini aku ambil minum dulu" ucap gadis itu tersenyum
kemudian berlalu
Sivia
duduk di sofa ruang tamu yang mewah itu, tidak seperti kebanyakan rumah pada
saat ini yang banyak mengusung tema minimalis. Rumah ini terlihat classic,
ukiran - ukiran jati mendominasi ruangan yang super mewah ini. Mata Sivia
berkeliling ke seluruh ruangan lau tatapannya terhenti pada sebuah Foto
keluarga. Dan salah satu orang yang ada di dalam Foto itu adalah orang yang
dicarinya -Gabriel- . Di dalam foto itu gabriel terlihat sangat Tampan, dibalut
dengan tuxedo dan celana bahan dengan warna senada. Tanpa dipungkiri, sivia
memang mengakui bahwa pemuda itu sangat tampan.
"Ehemm.."
dehem suara seseorang mengagetkan Sivia
"eh...
hehe, maaf ya" ucap sivia kikuk
"gak
apa - apa santai ajalah. eh ini diminum dulu, sambil nunggu snack nya dimakan
juga ya, kak iel nya lagi mandi" ucap gadis itu sambil meletakkan segelas
Sirup berwarna orange dan setoples keripik ke atas meja.
"oh
makasih ya" balas Sivia
"anytime.
eh nama kamu siapa ?" tanya gadis itu.
"eh,
iya kenalin aku Sivia, panggil aja Via kamu?"
"aku
Acha, aku adek nya kak Iel" balas gadis itu.
"owh..."
"eh
kamu sekolah dimana Vi ? kok jam segini baru pulang ?" tanya Acha ramah
"Aku
Nusantara. dari jam 2 tadi sih sebenernya, tapi karena ada bimbel dulu ,
makanya agak sore. kalau kamu cha ? "
"Owh,
aku Nirwana" jawab Acha
"Nirwana
? sama donk kayak pacar aku" tanggap Sivia antusias
"Oh
ya ? Siapa Vi? siapa tau aja aku kenal gitu"
"Rio.
kenal nggak?"
"yeee,
yang namanya Rio mah banjir di Nirwana , yang lebih spesifik kali Vi"
"Mario
Haling" balas Sivia singkat
"Owh,,
jadi kamu pacarnya Rio yang baru, ? aku kenal kok sama Rio. satu kelas
malahan" balas Acha
"Owh
kalian sekelas ? haha. "
"Iya
satu kelas. "
"ehemm..
hei ladies asik banget nih ngobrolnya." sapa seorang pemuda mengagetkan
Acha dan Sivia
"Eh
kak Iel. nah, Via aku tinggal dulu ya. masih ada PR soalnya, lagian kak iel nya
juga udah selesai, duluan ya Vi" ucap acha sambil memamerkan Senyum
manisnya
"oke
makasih ya cha"
"siipp"
balas acha kemudian berlalu
"Ehm
ada apa nih. kok tau rumah aku?" tanya Gabriel
"eh
, ehhmm gini Kak Gabriel,"
"Iel
aja," balas iel memotong omongan Sivia
"eh
iya, kak Iel. aku cuma mau balikkin ini. maaf ya kak, kemarin aku lupa banget.
maaf ya kak ?" ucap Sivia tulus.
"huft,
syukur deh. gara -gara nih dompet aku tadi jadi nggak bisa ikut tour mahasiswa
gara - gara gak ada kartu mahasiswa" balas Gabriel sambil membuka isi
dompetnya
"ya
ampuun maaf banget deh kak. Via beneran gak tau, maaaf banget kak. maaf ya kak,
sivia ngerasa bersalah banget nih" Ucap Sivia memohon
"iya
aku maafin, tapi ada syaratnya nih. " balas Gabriel sambil tersenyum nakal
"syarat
nya apa kak ?" tanya Sivia
"besok
malem kamu temenin aku jalan"
"Hah
(?) tapi kan kak ?"
"mau
di maafin nggak nih ?"
"iyadeh"
balas Sivia pasrah
"Siip
kalo gitu besok aku jemput kamu. Oh iya Vi, bagi nomer kamu donk"
"siniin
Handphone kakak"
Ucap
sivia sambil menerima Handphone gabriel dan mulai mengetik nomernya.
"Tuh
udah aku save, eh kak aku pulang duluan ya" ucap Sivia
"Mau
aku anterin nggak Vi ?"
"Nggak
usah kak, Via udah dijemput supir kok. sekali maaf ya kak."
"iya
santai aja lagi, yaudah hati hati ya Vi" Ucap gabriel sambil berjalan
beriringan untuk mengantar Sivia sampai kedepan pintu.
"Oke
kak. makasih ya, salam buat acha" balas Sivia sambil melambaikan tangan
nya dan berlalu meninggalkan Gabriel.
"Huft,,
Rencana awal siap dilaksanakan" ucap Gabriel sambil memasang senyum nakal.
***
Dua
remaja yang mungkin masih bisa dibilang sebagai sepasang kekasih ini masih
betah berdiam diri. Hanya nyanyian dari jangkrik dan serangga malam lain nya
lah yang mengisi kesunyian malam ini. Sang pemuda diam seribu bahasa, dari
bahasa tubuhnya ia terlihat canggung, seperti menahan sebuah penyesalan.
Sedangkan sang gadis yang duduk disamping nya duduk dengan angkuh sambil
menyilangkan kedua kaki nya dan membolak balik lembaran - lembaran foto yang
ada di tangan nya.
"Jadi
? kamu masih mau bilang foto - foto ini rekayasa Vin ? kamu keterlaluan Vin,
apa kamu nggak mikirin gimana perasaan aku kamu mainin gini ?" tanya gadis
itu kalem, namun bagaikan sebuah belati bagi Alvin.
"Maafin
aku Shil" Hanya itu yang mampu diucapkannya, ia tak tau harus berbicara
apa lagi.
"Oke,
karena mulai detik ini juga aku yang akan jadi satu - satunya buat kamu. karena
aku, udah urus semua kepindahan aku dari kemarin. Kita satu sekolahan"
tandas Shilla jelas
"sartu
sekolahan Shil ?" tanya Alvin takut
"Iya.
kenapa ? kamu takut ? iya ? takut gak bisa mesra - mesraan lagi sama
selingkuhan kamu itu ? iya kan ?" sinis Shilla
"Bukan
gitu shil,, tapi.. mm tapi.. " Ucap Alvin terbata
"aku
nggak mau denger alasan kamu. pokoknya kalau kamu masih sayang sama aku , kamu
besok harus putusin cewek itu didepan mata aku" Tandas Shilla
"Tapi
nggak semudah itu Shill"
"Yaudah
kalau gitu kita aja yang putus"
"Oke
oke, aku putusin Ify besok. demi kamu, karena aku nggak mau hubungan kita yang
udah lama ini berakhir gitu aja karena kesalahan aku. maafin aku Shilla. Aku
sayang kamu" Ucap Alvin , lantas kemudian merengkuh tubuh Shilla kedalam
pelukannya.
"Aku
juga Vin, aku juga sayang sama kamu" balas Shilla
Kedua
insan itu, dengan dinaungi sinar dari sang rembulan dan kerlap - kerlip dari
para bintang dilangit, ditambah dengan suara serangga malam yang bernyari
rancak menjadikan malam ini begitu romantis untuk kedua insan ini. Oh, andaikan
mereka tau, bagaimana perasaan "gadis yang tersakiti" itu jika
melihat adegan ini.
***
Anak
- anak dikelas XI Ipa 1 ini begitu hening mendengarkan penjelasan materi dari
guru Fisika mereka, tulisan mungil rumus - rumus rumit yang berjejer rapi di
whiteboard membuat mereka harus lebih fokus. Oh, mungkin rumus rumus inilah
yang membuat Guru mereka ini menjadi separo botak. ckck.
"Tok...
Tok... Tok..." Suara pintu kelas diketuk halus oleh Bu Uci, wali kelas XI ipa
1. perlahan wanita berwajah cantik itu membicarakan sesuatu pada guru yang sedang mengajar..
"selamat
pagi anak - anak" sapa Bu Uci
"Pagi
bu,,,," koor anak - anak kelas itu serempak
"Maaf
ya ibu ganggu waktu belajar kalian sebentar, Ibu kesini hanya ingin membawakan
teman baru untuk kalian, Ayo Ashila, silahkan masuk" ucap Bu Uci ramah,
mempersilahkan seorang gadis cantik dan berkulit putih bersih bak seorang model
itu masuk ke ruangan kelas.
Gadis
itu melangkah anggun, senyum manisnya yang menawan itu tak pernah pudar dari
wajahnya.
"Ayo
perkenalkan diri kamu" Perintah Bu Uci
"Perkenalkan
nama Saya, Ashilla Zahrantiara. saya pindahan dari Bandung. Mohon bantuannya,
terima kasih" ucap gadis itu sambil sedikit menundukkan badannya.
"Oke
Ashilla, agar kamu lebih cepat beradaptasi dengan pelajaran yang tertinggal,
Kamu bisa duduk disamping Alyssa, ia pasti bisa membantumu untuk mengejar
materi. Agni, kamu bisa duduk bersama Acha" perintah Bu Uci.
"Terima
kasih bu... " Ucap shilla lantas berjalan ke arah bangku Ify.
"Baiklah
anak - anak, kalian bisa lanjutkan pelajaran , terima kasih atas
perhatiannya" ucap Bu UCi dan berlalu , tidak lupa sebelumnya ia juga
berterima kasih kepada guru yang mengajar.
"Hei,
kenalin aku Ashilla" sapa Shilla sambil mengulurkan tangannya ke arah Ify
"Aku
Alyssa, tapi aku lebih suka dipanggil Ify." jawab Ify ramah sambil
membalas uluran tangan Shila
"Ashilla,
Alyssa. hehe pas ya. " Balas Shilla
"Haha
iya juga ya "
"Hei
Ashila, Alyssa, diam dulu kau. nanti saja kenalannya" suara menggelegar
dengan logat Batak yang khas dari sang guru langsung membuat Ify dan Shilla
diam seribu bahasa.
"Sebentar
lagi Alyssa" batin Shilla senang.
***
Bel
istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu, namun Siswa siswi kelas XI
IPA 1hanya beberapa orang saja yang melarikan diri kekantin. Sebagian dari
mereka memilih belajar untuk ulangan kimia setelah jam istirahat nanti. Begitu
juga Dengan Ify dan Shilla. Ify terlihat begitu telaten mengajari Shilla
tentang rumus –rumus yang belum dimengerti oleh anak baru itu. Seorang pemuda
dengan wajah oriental memasuki kelas Ini dengan segelas jus ditangannya. Ia
terlihat ragu ,namun ia mencoba untuk terlihat biasa saja. Dengan langkah cool
ia menghampiri meja Ify dan Shilla.
“Hai
sayang…” Sapa pemuda itu yang dengan otomatis membuat kedua gadis ini menoleh
kearahnya dan keduanya tersenyum sumringah
“Hai
juga sayang…” balas Ify dan Shilla serempak. Yang membuat Ify heran. Namun baik
Alvin dan Shilla mereka berdua terlihat biasa saja.
“Lagi
belajar ya yank, pasti haus donk. Nih aku bawain minum buat kamu” Ucap Alvin
santai sambil mengulurkan jus yang tadi dibawanya kea rah Shilla
Ify
yang melihat adegan ini diam mematung. Ia menegang, Oh ya Tuhan, sinetron
apalagi yang ada dihadapannya saat ini. Drama apalagi yang akan ia saksikan ?
“Alvin..”
lirih Ify. Hanya itu yng mampu diucapkannya.
“Eh
Ify. Oh iya Fy. Maafin aku ya. kayaknya kita sampai disini aja. Kenalin, ini
Shilla. Pacar aku” Ucap Alvin santai .
“PLAKSS”
Tamparan keras dari Ify mendarat mulus di pipiputih Alvin
“kamu
jahat Alvin.” Ucap Ify lantang dan kemudian berlari meninggalkan kelas.
Rio
yang sejak tadi mengamati adegan itu kini bergerak cepat untuk mengejar Ify, pada saat melewati Alvin dan Shilla, ia menatap sinis penuh kemarahan.
“Sialan
kalian berdua” Umpatnya keras lalu segera berlari mengejar Ify
***
Ternyata aku tak sadari apa yang
terjadi
Berada diantara dua hati yang saling
memiliki
Percuma bila ku tak bisa miliki
dirimu
Lelah sudah ku berjalan
Lelah sudah kuterus berjalan….
Hampa Sgala rasa
Saat ku tahu dirimu tlah berdua
Perih hati ini
Menerima kekalahan yang kau beri…
Lewat
lagu itulah Ify mencurahkan perasaannya. Di ruang music ini, dengan ditemani
sebuah piano classic gadis ini menyanyikan salah satu lagu yang mungkin
mewakili perasaannya. Ia tak menyangka , Alvin, Pemuda yang selama ini
dianggapnya baik ternyata bisa berbuat seperti itu.
Ifi
membatu, tatapannya kosong, fikirannya melayang kemana – mana. Sampai
dirasakannya sentuhan lembut dipipinya. Dilihatnya tangan yang membelai
wajahnya itu, menghapus air matanya yang mengalir. Pemuda itu. Ahh, dia lagi.
“Jangan
nangis, aku nggak mau liat kamu nangis” Ucap pemuda itu
“aku,,
aku,, aku nggak kuat” lirih Ify, sambil mencoba menahan tangisnya ,
“kamu
kuat fy, kamu cewek yang tegar. “ balas pemuda itu sambil menggenggam kedua
tangan Ify
“Nggak
Rio, aku cewek lemah , aku cewek bodoh. Aku bodoh Rio, aku bodoh” teriak Ify
keras, air mata yang tadi tertahan, kini kembali mengalir membasahi pipinya.
“Fy,
plis,, oke sekarang kamu boleh nangis buat sedikit ngurangin beban kamu.” Ucap
Rio lembut sambil memeluk tubuh Ify, mencoba mengalirkan sedikit energy positif
pada tubuh gadis itu.
“Makasih
yo” Ucap Ify lirih
“nggak
usah makasih Fy, karena aku ngelakuin ini tulus,” balas Rio sambil mengusap
pelan kepala Ify.
“Yo..
maaf, aku jadi meluk kamu gini” Ucap Ify dan mulai melepaskan pelukan Rio
“nggak
apa – apa kok Fy. “
“aku
nggak enak yo. Kamu kan udah punya pacar, aku nggak mau dikatain perebut pacar
orang. “
“Fy
dengerin aku. Aku mau jujur sama kamu. Boleh kan ?” tanya Rio serius, yang
hanya dibalas dengan sebuah anggukan leh Ify
“Fy,
kalau aku boleh jujur, aku nggak pernah sayang ataupun cinta sama Sivia. Nggak
ada satu orangpun yang bisa jajah hati aku Fy, kecuali satu. Hanya satu gadis
yang berhasil menjajah aku Fy dan gadis itu adalah , kamu . Kamu Fy, Alyssa
Saufika Umari” Ucap Rio tulus , tatapan nya teduh. Membuat Ify terasa sulit
untuk bernafas
“Rio…”
ucap Ify
“Fy,
Aku masih sayang sama kamu” ucap Rio sekali lagi. Tanpa bisa menahan lagi Ify
menghabur ke pelukkan Rio
“Aku
sayang kamu Alyssa” Ucap Rio sambil membalas pelukkan Ify
***
“We were born by love, in love we
safe. And with the love we would back”
“Kita dilahirkan dengan cinta, dengan
cinta kita dipelihara, dan dengan cinta kita akan kembali”
***
Apa
ini ? apa?
Eh
Iel ngerencanain apaan sih ? mau tau? Ntar deh part 5. Wkwk
Itu
si Apin minta dilelepin di danau hitam kali ya. kasian neng Ipy pin, hiks hiks L
Eh
RiFy gimana RiFy. Ini bocah kedua masih gantung banget nggak tau gimana
nasibnya --“
*to be continue*